SBY Berjoedi


Fenomenanya sungguh asyik. Konon, rating SBY terus turun. Dia memang masih yang tertinggi namun penurunannya sudah drastis. Tim sukses JK-Wiranto dan Mega-Prabowo paling tidak sudah seringkali mengumbar itu. Mereka bilang, bedanya tinggal 1-3%. Benarkah? Mungkin.

gamblingAgaknya sudah menjadi indikator utama kalau blunder sekaligus pertaruhan terbesar SBY dalam pilpres 2009 adalah sosok wakilnya, Boediono. Kalau sematan neo-liberalisme kepada SBY bisa saja dibelokkan atas alasan “ketidakmengertian SBY terhadap teori neo-liberalisme karena dia adalah tentara dan gelar ‘doktor’nya bukan studi ekonomi”, maka ketika SBY memilih Boediono, alasan itu serta-merta telah pupus. Hingga hari ini, tim sukses SBY-Boediono harus memutar otak dan terus melawan stigma neo-liberalisme atas pasangan itu. Berhasil? Saat ini belum.

* * *

Jangan pandang neo-liberalisme itu pada prakteknya yang ada di negara Eropa, Amerika dan negara-negara maju lainnya. Indonesia tidak bisa memandang kemiskinan yang ada di negara ini dengan perspektif orang kaya. Orang lapar itu lain pikirannya dengan orang yang kenyang. Dan kalau orang kenyang membahas orang lapar, itu adalah sebuah keanehan paling menjijikkan.


Selama kurun kemiskinan yang terus melanda Indonesia, lihatlah bagaimana cara Indonesia membicarakan kemiskinan. Paling gampang melongoknya ketika melihat para ahli, ekonom dan politisi ketika membahas kemiskinan. Hotel ber-AC, minuman berharga mahal, plus makan siang ayam, daging kambing dan sapi. Dan seminar itu, lokakarya itu, musyawarah pembangunan itu, rapat-rapat itu, pesertanya diusahakan agar tak akan pernah merasakan lapar dan gerah.

Kemiskinan haruslah ditumpas oleh orang-orang yang berempati dan simpati dengan kemiskinan itu. Dalam liberalisme dan neo-liberalisme, kemiskinan hanyalah salah satu konsekuensi dari sistem. Dengan demikian, tidak ada yang salah dengan kemiskinan ataupun kelaparan. Sebagai sebuah konsekuensi, maka dia harus ada, karena itu keluar dari rumus ekonominya. Satu hasil lain adalah hal yang bertolak belakang dengan kemiskinan, yaitu kekayaan dan penumpukan modal.

Dalam liberalisme dan neo-lib, kaya dan miskin adalah hasil-hasil dari perputaran ekonomi. Karena itu, memandang kemiskinan adalah hal yang sama ketika melihat kekayaan. Dua-duanya tak perlu digugat.

Persyaratan yang kemudian diberikan untuk melengkapi neo-liberalisme adalah kompetisi yang ketat dan menciptakan sekaligus memelihara kelas menengah sebagai bandul penyeimbang untuk menjaga equilibrum perekonomian. Secara teoritis, konsep ini sedemikian aduhai.

Tapi itu tidak benar. Karena dijaganya kelas menengah tadi merupakan pembenaran alias justifikasi dari menumpuknya modal secara massif di kalangan kelas atas yang kaya. Sementara orang miskin akan terus berada di posisi kelompok yang kalah dalam sebuah kompetisi.

Karena orang kalah tak patut pula diludahi dan dilecehkan, maka si pemenang yang kaya raya tadi membuat instrumen sosial. Lihatlah hampir seluruh orang kaya di dunia, hingga ke Bill Gates sekalipun, punya yayasan yang bergerak di bidang sosial.

Masalah terbesar dari neo-liberalisme adalah ya itu tadi; kemiskinan itu dipelihara. Neo-liberalisme sampai kapanpun tidak akan memperkenankan kelompok lapar dan miskin masuk dalam lingkaran “kenyang dan kaya”. Kelas menengah menjadi tembok pagar pemisah antara kaya dan miskin, kenyang dan lapar.

Di Amerika, sebagai negara penerap liberalisme dan neo-liberalisme (mereka bukan pencetus, karena pencetus itu akan selalu dikesankan berada di Eropa sana. Hal itu membuat Amerika terbebas dari tuntutan apapun dari sejarah soal itu), kelas menengah punya privelege tersendiri. Runtuhnya perekonomian Amerika yang kemarin itu, ya gara-gara itu. Amerika dengan kebijakannya, telah memperdaya kelas menengah dengan segala bujuk rayu untuk memperkaya kelas atas. Kredit perumahan diperlonggar, suku bunga diturunkan dan seterusnya.

Orang-orang kelas menengah yang selama ini hanya mampu menyewa satu apartemen kecil (satu ruang depan, satu kamar tidur, dapur plus kamar mandi) kini sudah bisa mencicil rumah sendiri. Jadi, kelas menengah itu selain dipelihara juga sebagai pasar yang sangat gemuk. Ciri khas orang kaya itu ya itu, mereka tidak membeli, tapi menjual. Yang membeli itu, ya, orang miskin dan orang menengah. Aneh bukan?

Karena kemiskinan itu dipelihara, maka mereka akan menunjuk siapa yang akan memeliharanya. Siapa? Ya negara. Imbal baliknya apa? Pajak. Lihatlah karakter pada pemilihan Presiden, gubernur ataupun walikota di negara-negara maju, maka garis selalu satu; mereka akan menaikkan insentif bagi kalangan miskin, tua dan anak-anak. Tak cuma Mc Cain, Obama, hingga Clinton, Jerman, Perancis dan Inggris pun konsepnya serupa. Utamanya itu adalah insentif dari kesehatan dan pendidikan.

Orang-orang yang terpesona dengan konsep itu begitu memuja. Mereka bilang, itu adalah subsidi silang dan sebagai komitmen dari orang-orang kaya kepada yang tidak mampu. Maka tak heran, Boediono dengan gampangnya menyebut dan membantah stigma neo-lib kepada dirinya dengan konsep BLT dan naiknya anggaran pendidikan hingga 20%.

Pajak dan implikasi sosial dari orang kaya selalu diingat orang dalam membicarakan masalah ini. Dan yang paling sering dilupakan orang adalah stimulus yang diberikan negara kepada orang-orang kaya ini.

* * *

Dari sisi politik, jerat neoliberalisme internasional (dan jangan lupakan kerajaan-kerajaan bisnis lokal) kepada SBY, sudah sangat-sangat kuat. SBY tak perlu membantah itu dan kemudian memposisikan dirinya sebagai pesakitan neoliberalisme. Justru dia menikmati neoliberalisme itu. Justru dengan neoliberalisme itulah dia akan naik lagi ke puncak kekuasaan. Justru neoliberalisme itulah modalnya.

Jangan kasihani dia karena dituduh neoliberalisme. Dia sadar betul dengan pilihannya kepada Boediono. Dia sadar betul. Dan dia, tentu, sedang bertaruh untuk itu. Dia telah melakukan perjudian. (*)

15 thoughts on “SBY Berjoedi

  1. Rasanya pada musim kenduri politik ini belum ada uraian yang lahir dari dan untuk rivalitas yang menuntaskan kasus neo lib. Agaknya Tukang Ngarang sudah selangkah lebih maju, dan dingin. Ya, agaknya menjadi sangat pantas diragukan “eksplotasi secara kapitalistik untuk hasil yang dijanjikan disosialisering”.

    Like

  2. Kalau liat kutipan dari tempo ini… sby doktor bidang ekonomi…
    SBY yang mengenakan jas hitam dan dasi merah
    membawakan disertasi yang berjudul “Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatasi Kemisikinan dan Pengangguran : Analisis Ekonomi-Politik Kebijakan Fiskal. SBY diuji oleh 6 orang penguji, 4 berasal dari Komisi Pembimbing dan 2 dari penguji luar komisi. Dari Komisi Pembimbing diketuai oleh Prof. DR. Ir .Bunasor Sanim, MSc., DR.IR Haryanto, MS., DR.Ir.Hermanto Siregar dan DR.Ir Bonar M. Sinaga. Sedangkan dari Penguji Luar Komisi yaitu Prof.DR Ir.Mangara Tambunan MSc., dan Prof Anne Booth, Ph.D.

    😀 .. dan eng ing eng… apriantono pun kemudian diangkat menjadi menteri pertanian … hehehehehe

    Like

  3. wah info menarik, sisi lain ttg neolib yg sy ketahui 🙂
    tapi2 kalo begitu, berarti semua calon neolib dong 😀

    selama pemerintahan Mega dan SBY, jelas punya arah ke sana. JK? hmmmmm …. 😀

    Like

  4. tapi kalo lagu ndangdutnya omah irama judi.. kayaknya layak saya terjemahkan dalam bahasa inggris d blog saya :mrgreen:

    gak nyambung 😀

    hihihihihihi judi! 😀

    Like

  5. Yang pilih demokrat kemarin milih karena figur SBY, 20%
    80% anti SBY.
    adanya BUDIanduk, eh budiONO, demokrat berkurang kurang lebih 3%, sisa 17%
    Mega-Pro=18%, DITAMBAH yg kemarin hak suaranya dikebiri gara-gara DPT 8% jadi 26%.
    JK-WIN 15% 3%=18% ditambah selingkuhan PAN, PPP, ibu-ibu PKS /- 8% menjadi 26%.
    kesimpulan
    SBY-BerBUDI=17%
    Mega-Pro=26%
    JK-WIN=26%
    sisanya dibagi-bagi ketiganya.
    yang lolos put 1 Mega-Pro dan JK-WIN
    putaran 2, (Tunggu Penerawangan Saya :))

    keren … 😀 soal selingkuhan parpol-parpol koalisi itu kayaknya perlu juga dihitungkan ke SBY-Budi Anduk … hahahahaha

    Like

  6. Pak Presiden Indomie.. Liat donk msa kita d injak2 ama malaysia.. Smboyan aza “LANJUTKAN”..? Lanjutkan apa pak ? Lanjutkan kita DIAM.. Tegas donk ojo piya piye..Tegas bpk dr TNI koq… Cape dech.Dasar Indonesia……….udah bolak balik digituin pun masih diam aja. Pantesan bangsa Indonesia di sebut indon sama orang Malaysia itu.
    Capek denger berita ambalat, uda jelas-jelas melanggar kok dibiarin, langsung aja TEMBAK, kita gak mungkin disalahkan, wong uda berkali-kal melanggari.
    Semua itu tdk lepas dari pemimpin kita yang lunak, banci, lebai, keibu-ibuan.
    Capek deh….
    Mana Semangat GANYANG MALINGSIA?
    Kalau tahu seperti ini Bung Karno Pasti sedih.
    Mudah-mudahan SBY gak jadi lagi, males punya pemimpin BENCONG, PAKE BH AJA PAK!!
    Oh nasib mu Indonesia…..Sangat memilukan.
    SBY sibuk baca Puisi. NKRI dipermainkan oleh Malaysia. Gimana Masih sibuk Cari Pendukung…???

    KITA CARI SOEKARNO YANG BERANI GANYANG MALAYSIA,KITA SIAP JADI SUKARELAWAN……KOK KITA JADI BANGSA PENAKUT….

    Like

  7. dasar sby…kalo pengecut ya pengecut aja..eh ukan pengecut deng…tapi licik…ha..ha…bravo golput..mendingan jangan milih deh..kalo pilihannya gak ok..ntar dimintai pertanggungjawaban ma tuhan malah jadi ribet kan..

    Like

  8. pernyataan Ruhut Sitompul yang mengatakan Arab tidak pernah membantu Indonesia bukan hanya telah melukai etnis Arab, tetapi juga umat muslim.

    Like

  9. wahai elit pks!
    tunjukkan idealismemu sebagai partai islam. ngaku partai islam kok g pede ama keislamannya.
    jangan hanya ingin dapat jatah kursi statemennya suka bikin orang islam ngelus dada!! jilbab itu wajib bung!!
    jadinya nyesel juga milih, partai islam kok gabung ama partai sekular. masa bisa klop ??? ujung2x partai kekuasaan semata.

    Like

  10. Sesungguhnya PKS tepat sekali dalam keputusannya!! Isu Jilbab tidak penting, kenapa? karena Indonesia BUKAN negara Islam! kita negara sekuler yang menghormati segala rasa, agama dana budaya…. Marilah kita berIslam tidak hanya pada penampilan tetapi pada tindakannya juga….

    Like

  11. Astaghfirullah. Apakah petinggi PKS lupa atau sngaja lupa dg firman Allah dlm QS. Al-Maidah: 41-50? Pantas saja byk yg meragukan PKS skrg, krn ternyata PKS cuma Perlu Kekuasaan Saja. Bertaubatlah wahai pimpinan partai!

    Like

  12. SBY -The super president on the track:

    oiiii. SBY emang lick ya katanye sekolah gratis tapi selama die memrintah gak ade tuh sekoleh gratis. eee baru sekarang ada wacana atawa iklan sekolah gratis apa itu bukan pembodohan bagi rakyat agar pilih dia krn kasih sekoleh gratis .

    Masalah BBM diturunkan itu dah kewajiban SBY dan pemerintahkrn itru suatu kewajaran jika haraga BBM diturunkan sebab harga BBM dunia turun juga maka harga dllm negri hrs turun.masuk akal toh.

    Beda kalau hraga dunia tinggi tapi dia bikin haraga BBM dlm negri tetep rendah .baru die ada jasanye .

    Satu lagi die juga suka pecah belah partai org loh.een die pakai inteligen dan aparat untuk paksa wong cilik pilih dia.

    Janjinya juga janji kosong .Dia bikin janji tapi gak bisa diwujudkan krn waktu bikin janji gak diperhitungkan masak2 apa bisa diwujudkan.

    Anaknya pun kawin pake fasilitas negara. Lagaknya anaknya sok kaya pabngeran waktu kawin.

    een ye perlu tau otaknya SBY itu ya JK . Perdamaian di Aceh ya JK otaknye.Sekarang dia mo pake Budiono sbg otaknye. SBY itu gak bisa apa2. Kecuali manfaatin orang.

    Sekarang ini ongkos transport mahal sekali, mo naeik ojek jarak deket bayar rp 4000, gak sampe 400 m. Di jaman SBY BBM ame listrik bola balik naik terus kalah ame presiden lain.

    Gue cari kerja susah banget. ada juga ditolak kalau ngelamar, perlunya pengalamn semua. Pemerintah sih kayaknya tutup mata sama yang beginian.

    Menurut BPS pengangguran jaman SBY itu berkurang dibanding sebelum beliau tapi pada kenytaannya banyak orang seperti gue cari kerja susahnya bukan main.

    gue pikir SBY itu tukang bohong, pantas digelari Si Bohong Yudoyono.

    sekarang dia lagi nyerang capres lain dg pernytaan jangan mengumbar janji kosong tapi dia sendiri juga memberi janji kosong sebelumnya dan entah kalau jadi presiden lagi.

    Ekonomi yang diurusi selalu pasar modal, pasar modal penting tapi ang lain jangan diabaikan. Seperti UKM presiden mengabaikan hal ini, ia membiarkan produk Cina masuk yg menghancurkan UKM itu sendiri.

    Selalu mengandalkan investor asing untuk jalanya roda ekonomi. kenapa gak biasa menjalankan roda ekonomi dg kemampuan sendiri. kalau mengandalkan investor asing malah bisa dijajah loh.

    Kasus pelanggaran HAM yg tdk selesai2.

    Lumpur sidoarjo? kaciaan deh mereka.

    Budiono gak bisa dipercaya krn agen IMF/Bank Dunia.

    SBY jual mahal waktu ada tawaran moratotorium /pembatalan pembyaran /penghapusan utang untuk RI oleh Inggris dan beberapa ngr lain ketika terjadi Tsunami di Aceh. Banyak dech alaan SBY ini.

    Waktu ada gagasan ttg energi alternatif oeleh beberapa ahli, SBY gak cepat nanggapinya. Pas udah krisis global baru ditanggapi. Bodoh banget ya

    Katanya doktor ekonomi pertanian kok pertanian di Indonesia gak maju2 selama beliau memerintah.
    Ilmumu sby dah nguap, atau IQ lo rendah SBY, gelar cuma untuk nampang doang !.

    Kerabat /saudara SBy ditaruh di tempat2 strategis BUMN selama dia jadi Presiden. Hebat ya beliau bikin nepotisme.

    Dulu waktu mau jadi presiden kekyanya gue liat d koran43 milyar rupiah kok sekarang jadi 7 milyar rupiah. kemana yg lain. Di sebar sebarin ke kerabat/saudarana sama anaknya atau dg kata lain tetepa jadi uangnya tapi atas nama orang lain.
    waktu jadi Presiden minta restu sama roh2 leluhur di gunung (kelud/kawi?).
    Kalau begini SBY= Si Bangsat Yudoyono atau Si Brengsek Yudoyono

    wadoh wadoh , hahahaha, lebih ganas dari saya ini tampaknya … 😀

    Like

Leave a comment