Sebelum rapimnas, “rapat” DPP Golkar memutuskan dengan tegas pencalonan H Muhammad Jusuf Kalla sebagai calon presiden Partai Golongan Karya. Apapun cerita Akbar Tanjung di luar, posisi riilnya sekarang adalah: JK adalah ketua umum Partai Golkar. Jalan di rapimnas untuk melanggengkan Kalla menjadi calon presiden Partai Golkar semakin terarah. Walau rapimnas adalah pemutusnya, tapi ini adalah perlawanan resmi Golkar kepada SBY dan Demokrat.
Untuk sebuah pertarungan kekuasaan, JK telah menunjukkan kepada SBY, bahwa Golkar tidak mati. Puluhan tahun Golkar telah menang pemilu dan pada 2009, banyak yang meramalkan meraka akan kalah. Tapi itu semua belum tentu, belum putus. KPU belum mengeluarkan putusan siapa sebenarnya yang meraih suara terbanyak Pemilu. Hanya satu yang bisa dipastikan yaitu suara Partai Demokrat naik drastis. Itu satu.
Kedua, langkah putra Sulawesi ini adalah langkah konvensi paling radikal dalam babad politik Indonesia yang dikuasai oleh pulau Jawa. Sebagai orang Bugis, langkah JK sebagai calon presiden adalah sebuah catatan tersendiri, betapa siapapun orangnya berhak untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.
Banyak yang pesimis soal itu. Tapi secara “hukum”, justru orang Bugis itu menduduki posisi utama di sebuah partai yang puluhan tahun berkuasa di negeri ini. Tentulah, itu sebuah kekuatan yang tidak main-main.
Perlawanan JK sebagai calon presiden, bukanlah seperti ketika majunya Habibie sebagai calon Wakil Presiden dan naik menjadi Presiden kala 1998 lalu. Semua orang mafhum, kalau kepresidenan Habibie menjadi Presiden adalah hanya karena dia dalam posisi konstitutif: Presiden berhalangan tetap atau mengundurkan diri, maka wapres-lah yang naik di posisi Presiden. Selain itu, belum ada pula tesis yang menyebutkan kalau Habibie secara sistematis memang sedang menggoyang pemerintahan Soeharto. Atau dengan kata lain; ia memang bermaksud untuk menghancurkan kekuasaan Soeharto.
Kali ini tidak. Kalla pasti sadar betul dia seorang Bugis, putra Sulawesi, suatu daerah di luar pulau Jawa, di luar pusat kekuasaan, di luar sumbu politik. Kalla pasti tahu betul, kalau kekuasaan di Jawa tentulah sangat berbeda dengan luar Pulau Jawa. Dia pasti mafhum, kalau di sanalah segala sesuatunya ditentukan. Dan Kalla pasti sangat-sangat mengerti, selama puluhan tahun Indonesia merdeka, bahkan sebelum merdeka, di zamannya Soekarno, demokrasi terpimpin, masih hidupnya PKI, Masyumi, PNI dan seterusnya, posisi orang luar Pulau Jawa adalah marginal dalam kekuasaan Jawa.
Sebagai putra non Jawa, Kalla menyandang segala kelemahan untuk merebut kekuasaan di Indonesia. Masalahnya, apa hitung-hitungan dia maju?
Let’s write about that later. Untuk saat ini, saya akan angkat gelas setinggi-tingginya kepada pria kecil berkumis tipis itu. Salut untuk Kalla! (*)
Semakin ramai nih menjelang Pilpres! Prediksi saya memang hanya akan ada maksimal 3 pasangan capres-cawapres dari 3 partai papan atas Pemilu 2009 (Demokrat-Golkar-PDIP)!
Nah, untuk posisi wapres saya pikir para pentolan 3 partai papan atas diatas akan menggandeng pentolan2 di partai2 papan tengah seperti HNW (PKS), Prabowo (Gerindra), Hanura (Wiranto).
Namun ada juga kemungkinan menggandeng tokoh lain (cluster dua dan selanjutnya) dari internal mereka sendiri seperti Akbar Tandjung dan Sultan HBX (Golkar), Taufik Kiemas, Puan Maharani, dan Guruh Soekarno Putra (PDIP) sebagai cawapres.
Kita lihat saja 8 Juli 2009 nanti!
LikeLike
Kalla? Rock!
Saya salut atas ketegasan partai Golkar sebagai partai besar, harga diri tidak diremehkan partai pendatang baru seperti DEMOKRAT.
Mungkinkan putra non-Jawa memimpin negeri ini? Tampak sulit tetapi tetap tidak mustahil! Let’s see!
LikeLike
sudahlah nggak usah pake non jawa atau jawa semua asli Indonesia berkesempatan untuk jadi Presiden okey.
LikeLike
bang nirwan, bukan-nya jk ini men-capres-kan diri karena dia ditolak secara halus oleh demokrat dgn sby-nya….
so coba klo dia berani dari awal setelah penghitungan quick qount selesai, tapi nyatanya jk ini masih berharap bergandeng dgn sby….
ya….. setidaknya dia berani, meskipun terlambat…
hidup bugis hehehe…
LikeLike
JK bisa menang apabila SBY mengambil Mega jadi cawapres-nya
LikeLike
lihat saja nanti…………… kades mah akan nonton sambil nunggu durian runtuh…mudah2an para timsuksesnya bagi2 uang ke kades kan kades punya masa he heheheheheh kaya lagi pemilu kemarin lumayan rada kenyang…
slam
LikeLike
Salut untuk H Muhammad Jusuf Kalla :
1. Prestasi dari prediksi perolehan suara 2,5% ternyata perolehannya sampai diatas 10%
2. Gentle berani maju menuju sebagai calon presiden
3. Tegar menghadapi perolehan suara yang anjlok.
4. Optimis dapat melakukan koalisi
5. Dapat mengatasi konflik intern.
LikeLike
Salute buat DPP dan DPD Golkar yang mengambil sikap! Itu satu.
Kalau JK tetap maju jadi Capres dan ia secara rasional mengetahui electabl-nya rendah, maka salute juga maju bukan untuk menang, tapi maju untuk mempertahankan martabat Golkar.
***
Seperti komentar saya sebelumnya…capek deh..orang-orang lama lagi yang akan memimpin dengan segala bentuk “honor” kepada para pengusaha, pemilik modal baik asing maupun saudagar lokal…. 😉
LikeLike
Jusuf Kalla seorang Bugis
Bisa-bisa saja jadi presiden, kenapa tidak?
Walaupun hampir 50% penduduk Indonesia adalah orang Jawa, why not?! Obama aja bisa!
LikeLike
dalam hal memenej Partai Golkar,
Kalla masih kalah hebat dibanding Akbar
….SBY-AT, klop buanget…hehehe
LikeLike
dalam kenyataannya Partai golkar pada saat ini kehilangan pegangan dan acuan organisasi
tapi mungkin hanya strategi kai ya…
LikeLike
apa kabar PAN Sumut ?
kabarnya Katua pun
tak dapat kursi…hihihihi
😥
LikeLike
Dikotomi Jawa non Jawa…
Sebuah kemunduran kebangsaan…
LikeLike
salam kenal. kelihatannya anda pengamat politik juga. apa kabar
LikeLike
Pak JK pasti menang kalau Allah SWT menakdirkan ia sebagai presiden RI 2009 – 2019. Kalau tidak, ya sabar…. Jangan nangis….
salam kenal bung!
LikeLike
Pokokny gimana baiknya aja deh,…….
LikeLike
Jk gak usah jd capres, sby juga nggak usah, Amin R
libur aja (pensiun aja berpolitik), Prabowo pulang Kampung aja, Wiranto istirahat aja.
Biar Sri Bintang Pamungkas aja yang nyalonin Presiden.., dari pada ngotot mendirikan partai gurem, sdh ketahuan nggak punya masa masih aja ngotot mendirikan Partai,..?, apalagi itu Partai seperti PBR,PUD.PBR, PDS, dll. klo nggak ada 2,5 % mbok ya jangan daftar lagi. bikin pusing dan habis2in dana aja. ntar klo gak kepilih bunuh diri pulak kalian nih…! dasar.
LikeLike
mending gitu daripada jadi bujang lapuk…..
LikeLike
EWAKO JK
LikeLike
APA KAREBA JUSUF KALLA…..??? PASTI MENANG ….!!!
LikeLike
#Jamal Smile
lohh…Mal kamu kok suka gituan to ..? wah bahaya nih..! mentang2 masih muda suka gituan ?
LikeLike
namanya jg darah muda..hehe
LikeLike