Golput Haram, Tuhan Pun Tertawa


Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, meminta MUI-NU-Muhammadiyah memfatwakan haram kepada golongan putih alias golput. Di ranah politik, statemen Hidayat ini jelas tertuju kepada Kyai nyeleneh, Abdurrahman Wahid yang menyuruh pendukungnya di PKB dan NU agar golput di pemilu 2009. Namun, persoalannya bagi saya tidaklah sesederhana itu.

Seruan Hidayat ini tak berbeda ketika di zaman Orde Baru lalu pemerintahan Soeharto juga mengharamkan golput. Dan itu dilakukan bahkan pada saat Orba baru saja akan melakukan pemilu pertamanya, 5 Juli 1971. Sebelumnya, MPRS sudah mengamanatkan kalau pemilu pasca Orde lama harus sudah dilakukan pasca Sidang Istimewa MPRS tahun 1967. Namun, karena kekuatan politik Orba masih lemah, Soeharto butuh empat tahun untuk melaksanakannya. Golongan Karya, organisasi binaan Soeharto langsung menjadi pemenang. Posisi kedua ada Nahdlatul Ulama, Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.Sejak saat itu, Golongan Karya dan Militer menjadi infrastruktur kekuasaan terbesar Orde Baru.

Yang menyerukan Golput di awal Orde Baru adalah kelompok mahasiswa Arif Boediman cs. Pada 3 Juni 1971, di Gedung Balai Budaya, Jakarta, mereka memproklamirkan gerakan “Golongan Putih (Golput)”. Gerakan moral Arief Budiman ini merupakan di antara model gerakan mahasiswa selain aksi politik praktis yang juga dilakukan mahasiswa ketika memasuki parlemen. Seperti lazim dikabarkan oleh sejarah negeri ini, mahasiswa terpecah dua bagian utama yaitu mereka yang pro politik praktis dan mereka yang kontra. Arief Budiman berada di antara yang kontra tersebut.

Gerakan golput kemudian digebuk habis-habisan oleh kekuasaan Soeharto. Bedanya dengan penentangan Golput oleh Hidayat sekarang adalah, Soeharto tak membawa arus “Golput” ini dalam ranah fatwa agama. Namun saya kira, itu bukan tak dipikirkan oleh Soeharto. Kekuatan Soeharto waktu itu di kalangan agama, belumlah terlalu kuat. Hal itu ditunjukkan dari hasil lima besar partai pemenang Pemilu 1971 yang memperlihatkan tiga partai berbasis Islam nangkring di sana. Karena itu, pendekatan yang dipakai Soeharto untuk mematikan gerakan golput adalah “kekuasaan militer”.

Golput mulai diberangus dan penyebarnya ditangkapi, diinterogasi dan diintimidasi. Hasilnya? Soeharto sukses dalam gerakan tersebut. Namun, walau Golkar menang, gerak Soeharto untuk memberangus kekuatan politik yang ada belum sepenuhnya berhasil. Ia membutuhkan waktu lebih dari enam tahun untuk melaksanakan pemilu kedua di zaman Orde Baru (1977) dan sebelumnya ia sudah membonsai kekuatan politik melakui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. UU ini menggabungkan partai berbasis Islam di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), nasionalis di Partai Demokrasi Indonesia dan Golongan Karya. Format menjadi model tetap di zaman Orde Baru. Dengan UU ini, Soeharto sekaligus memberangus semua kekuatan politik yang ada di Indonesia di genggamannya, termasuk gerakan Golput.

Sepuluh tahun reformasi, Hidayat Nur Wahid hendak memberangus gerakan golput melalui fatwa agama. Dia sadar, pemilih terbesar di negara ini adalah orang Islam. Dia sadar, Nahdhatul Ulama (NU) adalah salah satu kekuatan politik Islam terbesar di negara ini. Dia pun sadar, apa pun pandangan orang kepada Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari ini masih sangat berpengaruh kuat di tubuh NU. Dan NU adalah ibu kandung dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dia pun sadar, Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah kaum ulama-nya versi pemerintah. Karena itu, fatwa haram terhadap golput juga dimintanya kepada dua organisasi Islam terbesar yang lain yaitu NU dan Muhammadiyah. Dia sadar, kalaupun MUI memfatwakan haram, belumlah tentu anggota NU dan Muhammadiyah akan mengikuti fatwa itu. Toh, dalam penentuan hari raya Idul Fitri saja, ketiganya bisa berbeda pendapat.

Ide Hidayat ini sungguh-sungguh konyol dan menggambarkan ketakutan luar biasa atau ketidakpercayaan diri yang luar biasa dari seorang politisi dan elit partai politik akan kemampuan dirinya untuk meyakinkan masyarakat untuk memilih dalam Pemilu 2009. Seharusnya dia sadar, apatisme masyarakat terhadap politik, tak bisa diselesaikan oleh “fatwa pesanan” seperti itu.

Maka adalah kemunduran yang sangat luar biasa, kalau ketiga organisasi agama (MUI-NU-Muhammadiyah) mengikuti pesanan Hidayat ini. Yang kita khawatirkan adalah Tuhan di atas sana bisa geleng-geleng kepala melihat perilaku elit Islam di negeri ini. Mereka melemparkan tanggung jawab kebobrokan politik di negeri ini kepada “langit”. Mereka sudah menyuruh Tuhan untuk membiarkan setiap manusia untuk tetap pada kebodohannya. Mereka sudah menurunkan status Tuhan yang Maha Besar itu menjadi hanya sekelas anggota “Komisi Pemilihan Umum”.

Hidayat mesti belajar lagi soal “politik”. Dia seharusnya tahu, perubahan dalam dunia politik di manapun itu, tidak hanya ditentukan oleh sepotong “pemilihan umum”. Memilih bukan kewajiban seperti shalat yang berdosa bila tak dikerjakan. Seseorang yang tidak memilih dalam pemilihan umum, bukanlah orang yang tak bertanggung jawab terhadap negara ini. Memilih adalah hak, dan kalau seseorang merasa tidak menemukan apa yang dicarinya dalam sebuah supermarket, maka dia berhak untuk tak membeli apapun di supermarket itu. Hidayat selaiknya sadar, dia tak cuma mengorbankan pembangunan politik di Indonesia, melainkan juga harga diri Islam di dunia ini.

Bayangkanlah suatu saat di hari Akhir nanti, ketika di hari perhitungan, Anda ditanya oleh para malaikat:

“Engkau belum bisa masuk surga..”
“Loh, mengapa?”
“Karena di suatu negeri bernama Indonesia, engkau sudah golput. Dan golput itu haram. Haram itu berdosa…”

Islam kita sungguh kanak-kanak. Tuhan bisa jadi sedang tertawa melihat kita.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

34 thoughts on “Golput Haram, Tuhan Pun Tertawa

  1. Lagi dan lagi,
    Hidayat Nur Wahid atau Gus Dur?

    Saya pilih SBY saja 🙂
    Golput tidak haram, tapi Golput tidak solutif.

    Politik itu seru tapi serem juga. Hihihi…

    Katakan tidak pada Hidayat, apalah lagi sama si SBY itu, apalah lagi paket SBY-Hidayat … sori brur … 🙂 Golput tidak solutif? ah yang bener …

    Like

  2. hhahhahhhahhhahhhha…………….(tertawa ini sngat keras dan terpingkal – pingkal)

    aduh biyung………….
    seorang ustadz kok begitu y…..????
    mak…….selamat kan negeri ini…………………………..

    tak heran kalau negara ini sudah sedemikian para dijajah asing. Elit politik Islam yang kayak begini ini sudah merendahkan Islam, martabat bangsa dan harga diri kemanusiaan.

    Like

  3. sy jd teringat pd komentar amien rais pd pemilu 2004 tahap ke 2

    ketika ditanya pendapatnya ttg golput, pa amin bilang golput itu jg pilihan yg harus dihargai, bilamana calon yg ditawarkan tidak ada yg kredible.

    analoginya ialah klo kita ditawarkan minuman khamer, daging babi, dan rokok… pilih mana ayo…

    kan semuanya racun…

    so klo ga milih berarti itu pilihan yg objektif …

    hidayat nurwahid…. jgn malu2 in muhammadiyah dong
    setahu sy kader2 muhammadiyah berfikir moderat…

    Like

  4. HANYA DEMI SEGENGGAM KEKUASAAN..hidayat nurwahid….MENGGADAIKAN HUKUM – HUKUM ISLAM…….

    dan dia adalah seorang sarjana syari’ah … soal hukum-hukum islam…

    Like

  5. Fatwa yang berusaha meyakinkan masyarakat bahwa golput itu haram benar-benar salah kaprah. Pasalnya, pangkal masalah ialah political trust (kepercayaan politik) yang sirna kepada partai dan segenap elit pengelola Negara karena tidak pernah secara sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan masyarakat. Jika ingin masyarakat tidak golput, maka bekerjalah dengan jujur sehingga kekecewaan tidak berujung pada golput. Lagi pula Indonesia menganut sistem pemilu yang “amoral” dalam pengertian, hal yang dipentingkan hanyalah kemenangan semata dan tidak perduli suara siapa mendukung siapa dan dengan cara apa, yang penting perhitungan akhir menang. Adalah dosa besar arena politik yang kotor semacam ini dipaksakan untuk menjadi urusan yang harus dilegitimasi oleh Islam. Harus pula diingat bahwa UU yang ada tidak mempersoalkan berapa pemilih yang masuk di TPS. Jadi selain tidak relevan, usul pembuatan fatwa itu benar-benar salah kaprah.
    Semestinya, jika agama benar-benar ingin tampil sesuai keinginan agama itu, dan memang betul-betul ingin memperbaiki Negara yang sakit parah ini, maka fatwa yang harus muncul saat sekarang ialah tentang pemilu yang harus “beragama” dalam pengertian bisa menjadi bagian dari ibadah dan tidak boleh menghalalkan segala cara. Juga fatwa tentang partai dan elit politik yang diharamkan untuk dipilih mengingat manfaat dan mudharatnya sudah nyata-nyata tak seimbang berdasarkan evaluasi empirik di lapangan. Selain itu juga mendeak fatwa tentang bahaya korupsi terhadap aqidah (keyakinan ketuhanan), nilai dan sistem kemasyarakatan, tentang agenda yang wajib dikerjakan oleh pemerintahan 2009-2014, dan tentang sikap Pemerintahan Indonesia terhadap demoralisasi termasuk kecenderungan penghinaan kekuatan dunia terhadap Islam dewasa ini.
    Terminologi fatwa itu berkonotasi Islam, oleh karena itu keinginan untuk membuat fatwa anti golput sekaligus juga sebuah penghinaan nyata terhadap umat Islam. Seolah-olah umat Islam ini bodoh dan bisa disesatkan dengan manuver politik yang rendah.
    Kemanjaan parpol dan elit politik di Indonesia sudah melebihi batas-batas yang wajar. Sudah korup masih ingin dibela atas nama agama. Fenomena semacam ini sudah berusia panjang. Bukan cuma terjadi selama Orde Baru, juga tidak dimulai oleh Orde Lama. Mungkin politik Islam Hindia Belandalah yang menjadi awal kesalahan-kesalahan perlakuan terhadap Islam hingga berlanjut sampai detik ini.

    Like

  6. He..he..he…..
    Semangkin mendekati PEMILU..semangkin banyak “manuver dagelan” yang dilakukan elite PKS ….
    tapi kalok fenomena memfatwakan haram gerakan Golput oleh Hidayat Nurwahid sih tidaklah heran……
    Lha guru politiknya saja si aSOEHARTO….yang juga melakukan hal sama di saat rezimnya berkuasa……

    jadi penggunaan warna “KUNING” sebagai salah satu warna identitas PKS setelah Putih dan Hitam….semakin jelas dasarnya…..ternyata itu untuk menghormati sang guru besarnya……karena si guru ini demen banget sama warna kuning…Golkar dan janur KUNING…..inget gak? so jadinya semakin terdedahkan bahwa…..

    PKS berangsur angsur menjadi Partai Kroni Soeharto …sami mawon dengan …GOLKAR….

    Seandainya PKS tetep istiqomah untuk berjalan di relnya sebagai partai dakwah…yang tidak mengejar KEKUASAAN ansich….tentu akan meminimalisir timbulnya Manuver Dagelan seperti yang terjadi belakangan ini …..ato jangan-jangan PKS mau jadi Partai Keturunan Srimulat…yang akan jadi bahan dangelan publik yang gak habis-habis…hua..ha..ha..ha..ha…..

    Like

  7. mau nitip links ya Bos….
    http://inilah.com/berita/politik/2008/12/13/68564/hidayat-tiru-cara-soeharto/

    ah kelamaan….tak template aja deh..he..he..he..

    Hidayat Tiru Cara Soeharto
    Abdullah Mubarok

    INILAH.COM, Jakarta – Fatwa golput haram yang diusulkan Hidayat Nur Wahid dianggap keliru. Mantan Presiden PKS itu bahkan dinilai telah meniru cara kepemimpinan mantan Presiden Soeharto.

    “Dulu Ketua MUI-Soeharto bilang haram bila tidak memilih, memilih Golkar tentu maksudnya. Jangan-jangan nanti ada fatwa haram bila tidak memilih PKS,” cetus capres independen Fadjroel Rahman melalui SMS kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (13/12).

    Usulan Hidayat agar MUI, NU dan Muhammadiyah menjadi pihak yang bersama-sama mengeluarkan fatwa golput haram dinilai Fadjroel tidak proporsional. Sebab Hidayat mengaitkan golput dengan keyakinan agama.

    “Hidayat mesti mencabut usulan fatwa haram terhadap golput. Golput adalah hak konstitusional warga negara, hak memilih untuk tidak memilih,” ujar Fadjroel.

    Meskipun Hidayat bertujuan untuk menyadarkan umat agar mengunakan hak pilihnya dalam menyukseskan Pemilu 2009, tetapi bagi Fadjroel, tetap saja usulan tersebut tidak sejalan dengan hak konstitusional warga negara.

    “Jadi melarang golput, apalagi mengharamkannya, akan melanggar hak demokrasi Indonesia,” pungkas Fadjroel.[bar/sss]

    wajar kan Murid meniru Mahagurunya……

    Like

  8. Kenapa GOLKAR girang punya temen sesama pendukung Soeharto….
    karena ini….
    umat, 05/12/2008 13:50 WIB
    PKS ‘Dekati’ Cendana
    JK: Golkar Berarti Ada Teman
    Gunawan Mashar – detikNews

    Jakarta – Setelah iklan Soeharto ‘Pahlawan’, Mbak Tutut masuk nominasi penerima PKS Award. Bukannya takut suara Golkar ditarik PKS, Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla justru berterima kasih kepada PKS.

    “Golkar juga menghormati Pak Soeharto. Kalau PKS dekat dengan Pak Harto berarti Golkar ada teman. Malah kita berterima kasih pada PKS,” kata JK.

    Hal ini disampaikan JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2008).

    JK menilai wajar langkah PKS yang memasang Soeharto dan akan menganugerahkan Mbak Tutut sebuah penghargaan.

    “Namanya kampanye, itu ingin merebut hati orang. Silakan berkampanye, itu sah-sah saja. Dan selalu mau disebut dekat dengan rakyat. Tetapi soal Soeharto, ada baik dan ada risikonya. Tetapi itu cara PKS berkampanye,” papar JK.(aan/nrl)

    Dua KUNING hendak bersatu…….

    Like

  9. Pemilu adalah pesta demokrasi yang mahal dan panjang, berbagai upaya dari kader dalam mensosialisasikan pemilu dari pemasangan pamflet hingga direct selling dan bahkan sampai mega survey tujuannya adalah memperkenalkan dan membekali bagaimana cara memilih tapi hasilnya dari semua itu dari berbagai lokasi pemilihnya hanya 60% – 70% saja.

    Mubazir = …..

    Seingat saya hanya dari PKS lah berusaha dan menghendaki adanya warga yang tidak Golput, dari awal kampanye agar warganya yang sudah terdaftar di DPT bersegeralah datang ke TPS. Saat pemilihan dan ikut memilih LUBER (Langsung Umum Bebas dan Rahasia)

    Semoga tidak ada lagi yang memprovokasi Golput………Amiiin.

    awak ini kampanye aja ya … hahahaha 😛
    Begini sajalah. Tugas-tugas partai politik itu, KPU, pemerintah yang ada, dst adalah mencari sebab mengapa Golput itu ada karena itu fenomena. Bukan malah divonis “berdosa”. Vonis-vonis konyol seperti itu malah membikin orang makin tak mau ikut dalam berpolitik. Jadi jangan dia disuruh datang ke TPS karena terpaksa atau karena takut berdosa dan segala macamnya itu, tapi pahamilah masyarakat itu. Sekali lagi, pahamilah apa yang diinginkan rakyat itu dan lakukanlah! Oya, jangan lupa, di prinsip LUBER itu ada prinsip “bebas”… 😛

    Like

  10. jangan terlalu menilai jelek dulu sebelum kita belajar dan mengetahui apa dasar-dasar mereka mengharamkan GOLPUT..? aku yakin pasti ada dasar dan alasannya, cobalah sekali lagi kita buka-buka buku klo katanya yang punya blog banyaklah membaca pisss…..

    Like

  11. ha ha ha .. tulkiyem – tulkiyem

    anak kecil jg tau ……

    mau dilihat dari sudut pandang apapun ya tetap ga tepat lah …

    tulkiyem ky ga pernah jd mahasiswa aja….

    Like

  12. hhehe……
    sangat lucu & konyol kl golput sampai di haramkan.
    sama sekali nggak ada dasarnya mengharamkan golput.

    sangat ironis….
    seorang tokoh agama sekaliber hidayat nurwahid keblinger dgn nafsu berkuasanya.sampai2 mengunakan hukum2 agama sbg komoditi politik.

    golput adalah pilihan asasi bg manusia.
    toh…kl dia secara sadar memilih..dia akan memilih tanpa perlu di paksa2 atau di takut2i.

    Like

  13. Al-Maa’idah Ayat 87

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu HARAMkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. 5:87)

    Like

  14. entah apa yang ada dikepalanya Nur Wahid, Kekuasaan atau popularitas yang dia kejar, apa salahnya golput itu, apa karena statmentnya Gusdur dia jadi senewen???

    Coba dulu kau periksa jon… 😛

    Like

  15. mungkin sudah saatnya para pemimpin dewa 1/2 manusia turun membumi tuk mengajari para pemimpi manusia 1/2 dewa(sa) bagaimana caranya tertawa yg benar dan baik, syukur2 bisa bagus ketawanya 😆

    mending yg turun itu dewi-dewi aja dah … hahahaha 😆

    Like

  16. Saya pernah dengar, katanya PKS di bentuk oleh orang2 golput, tapi kok malah menambah banyak yang golput???, untuk itulah mungkin hidayat nurwahid mengharamkan golput. hoooiiiii PKS golput juga karena partai kamu yang gak jelas.

    Like

  17. to : jiwa musik

    anda kok malah ngomongin ahmad dhani (DEWA 19)
    saya setuju dgn usulan pemilik blog…..
    (kl bisa skalian ajak jg mulan jameela)

    hhehhehehe…….(agak santun)

    Like

  18. apakah golput dianggap baik?yang saya tahu,jika melakukan yg sia2 dalam islam dianggap tidak baik.Ada yg bisa menjelaskan?maklum saya masih bodoh,tapi saya tidak pakai lagu ya (seperti kata anonymous hehehheehe)

    Like

  19. gwa heran apa bener hidayat nurwahid ngomong gitu??

    Gw kira cman tch orang aja yang baik di PKS, ternyata sama aj lah

    gw simpulkan PKS benar – benar menyalahgunakan ISLAM dalam manuver politik nya!! (padahal orang2 ISlam tulus memilih PKS, ternyata harus kecewa untuk kesekian kali nya)
    apa jadi nya kalau menang pemilu, nanti 2014 dosa loh kalu kaga ikud pemilu..
    oh ya kalau masih “BODOH” kaga usah keluari statement, question aja!! tanya dulu noh sama BONYOK luh!!

    Like

  20. alhamdulillah….. ternyata ada yg lebih bodoh dari daku :)))))…..minta dijelaskan kok malah disuruh nanya dulu…..hehehhehe…….

    Like

  21. golput haram?…inilah hal yang teraneh yang di sampaikan PKS melalui Hidayat Nur Wahid dan PPP dengan “mengompori MUI untuk mengeluarkan fatwa”. Padahal mereka sendiri yang mengatakan “partai adalah dinamika dari demokrasi”. Seharusnya mereka juga legowo bahwa Golput adalah bagian dari dinamika demokrasi
    ya akhol Hizby (partai) takutlah kamu sekalian kepada Alloh. Jangan kau permainkan hukum Alloh dan menyembah hukum Thogut
    Al-Maa’idah Ayat 87
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu HARAMkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. 5:87)

    Like

  22. Wa ha..ha…wakakkak………….,(Sampe perutku sakit, sangkin banyak ketawanya) Kemarin waktu saya menonton acara kabar petang di TV one, seorang petinggi MUI yang diwawancarai malah memberikan contoh konyol yaitu:Jika ada calon pemimpin yang buruk kita wajib memilih yang buruknya paling sedikit.Wah saya mengartikannya begini, jika ada maling ayam ama perampok bank, kita wajib milih maling ayam ( wa kak..kak…kak..).Konyol5,benar2 flashback ke belakang puluhan tahun bok!terima kasih

    Like

  23. Jika mengharap yang kesempurnaan dari apa yang kita harapkan, sangatlah tidak mungkin kalau mendekati kemungkinan ada.
    Terkecuali mati dulu disaat masuk surga, baru ada kepastian pada pilihan yang dikehendaki.(alam fana)

    Ada banyak pilihan yang dapat dipilih sesuai dengan kemampuan pandangan kita, biasanya keluar dari dalam hati yang terdalam jangan terpengaruh dengan isu.

    Provokasi golput sangatlah luar biasa hebatnya, berani hidup berarti ada pilihan………….

    Like

  24. hebat tulisan ini. saking hebatnya, sampai-sampai sang pengarang tahu kalau Tuhan lagi tertawa.

    hihihihihi 😀

    Like

  25. Kulonuwun Pak Admin,…
    Saya komen artikel ini di tahun 2013 menjelang Pemilu 2014 beberapa bulan mendatang.
    Saya ingin nanya ke para komentator disini, ada yang masih MENGHARAMKAN GOLPUT?
    Terus terang saya sih semakin MUAK dengan PATAI dan CALEG.
    Sekian saja, terimakasih Pak Admin.

    Like

Leave a comment