Ali Umri Plus Chairuman Harahap


Ali Umri boleh sedang tersenyum lega. Chairuman Harahap, bakal calon gubsu yang paling berpotensi namun kemudian tak mendapatkan perahu, sudah bergabung dengannya. Kekuatan Chairuman Harahap dalam politik memang tak bisa dipandang enteng, apalagi sebelah mata.

Umri berharap, jaringan Chairuman yang selama kurang lebih 2.5 tahun sudah “menguasai” lapangan pilkada Sumut, baik pilgubsu dan pilkada kab/kota, akan menjadi penyokong utamanya.

Hingga saat Umri belum menggandeng Chairuman, Umri tidak dipandang sebagai kandidat kuat, bahkan cenderung dinomorbuncitkan. Itu karena, selain sosok dan high profile serta belitan kasus-kasusnya, Umri juga cenderung lebih mencari musuh daripada kawan.

Wahab Dalimunthe yang notobene senioren di Golkar, dihabisinya. Setelah dipecat, jabatannya sebagai Ketua DPRD juga diincar salah satu kolega akrabnya, Azis Angkat. Ia juga berseteru dengan dua bupati kuat di Sumut, HT Milwan di Labuhan Batu dan Syamsul Arifin di Langkat. Dalam politik, ini tentu langkah yang sangat menggelikan sekaligus bumerang. Padahal, Langkat dan Labuhan Batu kuat dengan potensi perkebunan dan agribisnisnya, dua hal yang diingin-inginkan “pasukan” Tritamtomo-Benny.

Di Nias dan Nias Selatan, suara Umri dipastikan nol besar. Itu karena kasus asusilanya yang melibatkan seorang putri nias bernama Melly Gea sudah menjadi bahan cerita umum di kalangan masyarakat Nias, yang menyuratkan rasa dendam, amarah dan seterusnya bagi masyarakat Nias.

Di Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan, dipastikan sosok Umri tidak akan laku dijual. Itu karena dia sama sekali tidak dikenal, tak punya “marga”, dan sikapnya sehari-hari yang sama sekali berbeda dan (ironisnya) tak mampu pula berempati dengan kalangan masyarakat Tapanuli. Maratua Simanjuntak yang menjadi wakilnya, justru ditimpa problem yang sama ketika Maratua justru hanya laku di kalangan “ustadz” kota Medan semata.

Posisi Maratua yang Ketua Bazisda Sumut sebenarnya diharapkan untuk mendapatkan suara dari “poros” IAIN Sumut. Maratua memang menjadi salah satu anggota MUI. Tapi di MUI sendiri, Maratua mendapat tentangan hebat, karena ketika dia menjadi anggota MUI, dia tidak melepaskan keanggotaan partai politiknya di Golkar.

Kegalauan Umri harus ditambah ketika dipastikan dia tidak juga laku dijual di lapisan masyarakat Jawa. Bagaimana Umri masuk ke budaya Jawa bila dia tak menunjukkan tepa selira dan tut wuri handayani?

Di tengah merosot tajam hingga ke titik nadir ini, Umri kemudian mendapat durian runtuh bernama Chairuman Harahap.

Mantan Deputi Menkopolhukkam RI, mantan Kejatisu, dan mantan cagubsu dari Golkar pada Pilgubsu 2003 lalu ini adalah siraman air di tengah oase bagi Umri. Tentu, karena posisi Chairuman yang strategis ini, harganya pun tak murah.

Masalah harga ini yang menarik. Karena titik baliknya bukan uang semata, tapi kedudukan. Bila Chairuman bergabung, maka tentu saja mudah ditebak Chairuman sedang membidik posisi Ketua DPD Golkar Sumut. Itu bila Umri menang, karena Umri tak akan merangkap jabatan Gubernur dan Ketua parpol.

Apa lagi? Tentu saja, ketika Chairuman berhasil menduduki jabatan Ketua Parpol kuat, minimal dia sudah menapak satu langkah untuk menuju Pilgubsu 2013. Tapi benarkah itu?

Saya kira itu benar, tapi tentu itu belum semua. Dengan ketokohan Chairuman, hingga saat ini ia hanya imbang dengan Abdul Wahab Dalimunthe serta sedikit di atas Tritamtomo. Ketua DPRD Sumut, Ketua DPD Golkar Sumut, plus jabatan Menteri adalah spekulasi banyak orang. Tapi apakah Jusuf Kalla akan setuju?

Mengapa JK? Itu karena, patron Umri adalah JK. Itu mesti juga dihubungkan dengan faktor lain. Sudah menjadi rahasia umum, bila pertarungan segitiga antara Militer-Golkar-PDIP di tingkat nasional merupakan titik puncak dari seluruh pertarungan politik di Indonesia saat ini.

Menebak Chairuman Harahap adalah menebak di mana posisinya di antara ketiga trisula politik itu. Ali Umri dan Chairuman Harahap, maaf, bukan seorang benteng, gajah, kuda (apalagi menteri) dari permainan catur, melainkan bidak semata.

6 thoughts on “Ali Umri Plus Chairuman Harahap

  1. Semoga bukan Ali Umri yang terpilih menjadi Gubsu. Ngurus Binjai yang kecil aja dia nggak becus. Sosok satu ini, menurutku sejauh ini lebih banyak kabar buruknya daripada kinerjanya. Skandal Seksual dengan gadis Nias adalah ‘misteri’ Ali Umri yang hingga saat ini masih jadi tanda tanya.

    Like

  2. optimis pada Ali Umri”. Apakah iklim politik di lapangan sudah membuat anda yakin pada Ali Umri???? Pernakah anda tersadar bahwa simpatik dari masyarakat memang sudah terangkul sepenuhnya. Justru kebalikan dari itu, paket-paket Gubsu yang secara terang-terangan melakukan ‘black campyne’ tidak menarik simpatik dari publik jika kita tanya person to person dengan jawaban dari hati mereka.Alasannya,”masih promosikan diri sudah habis banyak uang,konon lagi ketika menjabat,,,,(dari mana sih uang mereka sebanyak itu???)”.Opini seperti itu yang timbul di masyrakat sekarang ini. Coba anda pertimbangkan dengan matang-matang dan rasional,dari mana uang mereka ketika memasang sepanduk gambar wajah dengan background kuning??????? Dari mana uang mereka itu??? Mudah menjawabnya,, Mereka bekas pejabat daerah,uang mereka pun dari kas daerah,bener tidak??? Apa perlu saya jelaskan bagaimana mengambil uang dari kas daerah???? pertimbangkan 3 paket lagi yang seolah santai dengan baleho atau sepanduk mereka yang bisa dihitung dengan jari jumlahnya di beberapa daerah,,,, 2 diantara 3 paket itu juga bekas pejabat daerah,,,,?/?/??/? Mereka juga hampir sama sumber keuangannya??? Sekarang tinggal 1 paket yang latar belakangnya militer,,,, dari mana sumber keuangannya??? Ada yang tau??///??/ Dia menabung dari sejak SMA hingga menjadi MAYJEND,,, Deposito dan berwirausaha. Tradisi berdagang jawa yang ia warisi dari ayahanda menjadi modalnya dalam berdagang. Lihat saja dari raut wajah kalau memang ia seorang pejabat daerah yang berorientasi uang dan jabatan kerutan pada kening dan perut yang buncit akan terlihat. Saya tidak bermaksud memprovokasi, tapi itu semua tergantung nurani anda???? Yang jelas jangan kecewa jika nanti Calon yang anda usung akan ingkar janji dan melupakan omongannya.Karena hal itu sudah biasa bagi seorang ‘Pejabat Daerah’. “Aman Sejahtera untuk Semua”

    Like

  3. menurut saya ali umri adalah calon gubsu yang tidak pantas memimpin sumut karena kota binjai saja penuh dengan premanisme, bagaimana pula dengan sumut nantinya?…Dapat dipastikan premanisme akan bangkit kembali dan semakin mengganas…..

    Like

  4. …Ali Umri Menang, SUMUT hancur…. yang ada di benak umri sekarang bagaimana upaya untuk bisa menang oleh sebab biaya pencalonan, kampanye-nya saja sudah bertabur hutang dimana-mana…kedepannya anda bisa prediksi sendiri akan dibawa kemana SUMUT selama 5 tahun… Identik GOLKAR adalah dengan memberikan janji-janji palsu, angin sorga yang tak berujung… ALI UMRI = BULLSHIT !!!! Saran jangan pernah pilih dia kalau tak mau hancurnya SUMUT 5 tahun ke depan….. Prediksi : akan terjadi 2 putaran pilgubsu 2008 dikarenakan tidak terpenuhinya 25% suara, putaran ke 2 yang masuk adalah 2Triben & 4Waras….. THINK ABOUT IT !!!! Saran = GOLPUT boleh boleh saja tapi anda datang ke TPS. ADIOOOOSSSSS….

    Like

  5. Saya juga kader Golkar, tapi hati nurani tidak akan menjatuhkan pilihan pada Ali Umri karena dia tidak pantas menjadi pemimpin SUMUT yang penuh otoriter dan suka selingkuh dan juga egois dalam memimpin Partai Golkar. Bagaimana pula pemimpin seperti itu menjadi Gubsu?????

    Like

Leave a comment