Aset Muhammadiyah di UMSU Ditilep

Medan-Penyelewengan aset plus korupsi yang terjadi di tubuh Muhammadiyah Sumut khususnya di institusi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sungguh parah. PP Muhammadiyah pun telah menurunkan tim audit resmi untuk mengusut penyelewengan tersebut. Dugaan korupsi besar-besaran tersebut mengarah langsung pada sosok Rektor UMSU, Bahdin Nur Tanjung, beserta kroni-kroninya di lingkungan UMSU.

Dari bocoran data tim audit tersebut, diketahui penyelewengan aset dan korupsi telah berlangsung sejak lama. Misalnya soal penyewelengan aset berupa 140 hektar tanah di Desa Sosor Godang Kecamatan Barus Kabupaten Tapteng.

Kepemilikan tanah milik umat yang kini ditanami kelapa sawit tersebut, telah beralih nama. Sebelumnya, tanah tersebut tercatat sebagai milik UMSU. Tapi kini, dalam laporan tim audit, telah berganti milik atas nama Bahdin Nur Tanjung yang kini menjabat Rektor UMSU dan Dekan Fakultas Pertanian UMSU Ir Mhd Buhari Sibuea MSi.

Padahal, lahan seluas 140 hektar di Sosor Gadong itu dibeli oleh PP Muhammadiyah Yogyakarta diwakili oleh mantan Ketua PW Muhammadiyah Sumut Firdaus Nally dan Ali Yacob Matondang. Lahan itu dibeli dalam bentuk 64 surat dari pemilik asal. “Sekarang tanah itu sudah produktif karena ditanami kelapa sawit,” jelas Hj Salmi Abbas, Ketua PW Aisiyah Sumut.

Namun mendadak, katanya, tanah tersebut beralih nama dari milik UMSU menjadi milik Bahdin yang kini mencalonkan diri sebagai calon Wakil Gubernur Sumut dan Buchori Sibuea. Tanah tersebut mereka bagi dengan sistem bagi rata masing-masing mendapatkan 70 hektar. Ini diketahui berdasarkan surat kuasa jual No 5 tanggal 6 Juni 2006 yang diterbitkan oleh Notaris/PPAT Deliserdang Suhrawardi SH SpN yang kini Pembantu Rektor II UMSU.

Hal itu diperkuat melalui Bank Syariah Mandiri di Medan berdasarkan Akad Kredit sesuai dengan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembiayaan tertanggal 18 April 2005 No 07/353/006 dan No 07/359/006. (*)