Generasi Biru Dilawan…


Inilah sebuah cerita tentang sebuah grup musik yang mampu membuat komunitas tersendiri bagi para fansnya: Slank. Dirintis sejak akhir 1980-an, hingga kini Slank pun punya pengaruh kuat di kalangan muda. Dan kini, anggota DPR mencoba melawan para slanker, inti pusaran kelompok bernama Generasi Biru.

* * *

Aku bukan pion-pion catur
Aku gak mau diatur-atur
Jangan coba halangi aku
Karena aku generasi biru…

(Generasi Biru, album Slank Generasi Biru)
Itu bait awal dari lirik lagu Generasi Biru miliknya Slank yang diliris 1995 lalu. Diukur hingga kini, ”generasi biru” sudah diciptakan Slank sejak 13 tahun lalu. Kurun waktu makin panjang bila dihitung sejak kemunculan pertama kali album Slank pada 1990 lalu.

Putar sejenak jarum jam, album perdana Slank, Suit-suit Hehe (Gadis Sexy) , menghentak pecinta musik Indonesia pada 1990 lalu. Musik itu kental dengan gaya anak muda: tidak ingin diatur dan dikekang, urakan, punya pikiran merdeka namun juga naif. Rock ’n roll dibalut dengan gaya menjadi-jadi. Distorsi gitar bukan seperti ritme lagu grup ”rock” sekarang yang hanya menjadi pembungkus nada-nada melonkolis.

Mereka anti kemapanan, baik dari kemapanan nada, lagu, lirik hingga gaya hidup. Jeans belel dan butut, baju rombeng dan berambut gondrong, serta, ”Telingaku juga bolong,” teriak Kaka, vokalis Slank dalam lagu Memang.

Slank adalah pemberontakan budaya, sebuah generasi muda pasca sekolah menengah, perguruan tinggi terhadap generasi sebelumnya. Slank menolak mewarisi walaupun mungkin saja nilai warisan itu tak terhingga. Mereka ingin mencari sendiri dan tak puas ketika jawaban yang diberikan kaum tua tak sesuai dengan energi muda mereka. ”Kami juga punya ide, kalian tak perlu curiga,” demikian satu baris lirik dalam lagu Cekal (album Piss/1993).

Kaum tua pun marah. Siapa pula yang senang cakapnya dilawan? Siapa pula yang tenang bila apa yang sudah dihidangkannya tak disentuh sama sekali?

Slank memang lambang perlawanan dalam generasi yang mereka ciptakan sendiri, generasi biru. ”Kami bukannya penganut paham kebebasan,” kata mereka dalam lagu Korban Tradisi (1993). Mereka memang tak hanya menyenggol soal tradisi yang mengungkung dan mengkonstruksi gaya hidup dan pola pikir anak muda. Mereka bukan liberal total. Mereka tahu mereka hidup dalam alam yang diciptakan oleh generasi sebelumnya. Tapi, sungguh mereka punya pikiran sendiri soal itu.

Mereka bukan berarti betul seluruhnya tapi tak juga salah semuanya. Lagu itu mengambil sampel keperawanan yang menjadi titik ukur dari ”legal atau tidaknya” seorang wanita untuk dikawini atau tidak. Sudah awam, seorang wanita bisa langsung gugur haknya dipersunting, ketika si calon suami mengetahui si wanita tadi sudah tak perawan. Mereka memprotes hegemoni laki-laki, penelantaran si wanita apa pun bentuk kesalahannya,

Slank memang memancing titik debat di situ. Mereka protes, namun juga jangan lupa, mereka pun tak setuju soal kebebasan yang sungguh-sungguh bebas. ”Tapi apalah artinya setetes darah,” sambung liriknya lagi.

Slank begitu memikat banyak kaum muda. Album mereka laku keras dan penghargaan di bidang musik diraih. Generasi 1990-an yang kini sudah tak lagi sekolah, tak lagi di perguruan tinggi dan sudah menjadi rombongan kelas menengah, baik menengah atas, maupun menengah bawah. Tak sedikit pula yang benar-benar ada di kalangan bawah dan di kelas atas.

Mereka kini kebanyakan menghuni lembaga-lembaga non politis swasta, seperti kaum profesional, cendikia, teknisi dan lain sebagainya. Bukan berarti tak ada generasi biru di kalangan pegawai negeri, politisi maupun militer. Tapi mereka umumnya bukan lahir dan dibesarkan dari sebuah organisasi dan kaderisasi. Mereka apolitis tapi bukan berarti tidak melek politik. Syaratnya, ”Asal lo jangan ganggu gue aja,” begitu kata lirik lagu Apatis Blues (album Gadis Sexy /1990).

Mereka diajarkan oleh ”dogma-dogma” politik khas Slank. Backmind mereka ditanamkan untuk tetap kritis. Slank memang tak sendirian dalam hal itu. Iwan Fals, Ebiet G Ade, God Bless dan banyak lagi yang lainnya sudah lama melakukan itu. Namun tentu saja, bahasa sering sekali tak sama. Iwan Fals punya Orang Indonesia (OI) dan Slank punya Slankers.

Tapi Slank adalah visi kelompok anak muda yang gelisah. Lirik, musik dan gaya hidup mereka senada, ibarat satu garis yang bisa ditarik lurus. Namun, itu pun banyak yang tak paham soal gaya mereka, terutama mereka yang tak suka atau tak tahu dengan Slank. Di antara mereka yang sering salah paham ini, pun ada para anak muda sendiri.

Tapi mengapa justru yang paling ”gondok” adalah kekuasaan?

Slank dan DPR
Seumur-umur, baru ini Slank ditembak langsung oleh salah satu suprastruktur politik, Dewan Perwakilan Rakyat. Badan Kehormatan (BK) DPR harus kebakaran jenggot dan mengatakan lirik lagu Slank mencemarkan nama baik institusi itu. Pasalnya karena lirik lagu Gossip Jalanan seperti di bawah ini.

Pernah kah lo denger mafia judi
Katanya banyak uang suap polisi
Tentara jadi pengawal pribadi

Apa lo tau mafia narkoba
Keluar masuk jadi bandar di penjara
Terhukum mati tapi bisa ditunda

Siapa yang tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir-lendir berceceran
Uang jutaan bisa dapat perawan
Kacau balau … Kacau balau negaraku ini …

Ada yang tau mafia peradilan
Tangan kanan hukum di kiri pidana
Dikasih uang habis perkara

Apa bener ada mafia pemilu
Entah gaptek apa manipulasi data
Ujungnya beli suara rakyat

Mau tau gak mafia di senayan
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit

Dalam rekaman wawancara di sebuah stasiun tv swasta, pada Rabu Malam (9/3) Wakil Ketua BK DPR RI, Gayus Lumbuun sampai harus berapi-api melontarkan ”kekurangajaran” Slank. ”Biar masyarakat menilai sendiri,” gundahnya.

DPR jelas punya massa dan pendukung. Namun, anehnya, satu hari sejak BK DPR RI hendak mengajukan ”pelecehan” oleh Slank ini, BK menarik langkahnya. Apa takutnya DPR pada Slank?

Di televisi itu, guna mendukung isi dialog, dibuatlah survey. Pertanyaannya, siapakah yang didukung pemirsa dalam kasus Slank versus DPR. Berkali-kali Gayus mengatakan dengan emosional, kalau mereka akan menyerahkan kasus ini untuk dinilai masyarakat. DPR jelas tak punya ”muka” di sana. Pasalnya, hasil survey itu memperlihatkan 99% pemirsa mendukung Slank daripada DPR.

Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar) hingga kini tak berkomentar jauh. Agaknya mereka cuma senyum-senyum saja. Pasukan Slankers bisa dipastikan lebih ”radikal” daripada pendukung politisi.

Politisi bukan didukung oleh fanatisme karena ideologi kepartaian sudah sangat jauh ditinggalkan oleh pragmatisme. Fanatisme seni adalah soal rasa. Anda suka dan cinta, maka Anda akan mempersonifikasikan diri Anda kepada karya seni dan si pembuat seni.

Anda senang dengan Michael Jackson, maka dompet Anda akan robek untuk membeli kaset, cd, poster, kaos dan segala replikanya. Dan Anda tak sendirian. Ketika Anda melihat seseorang lebih menunjukkan cintanya yang lebih besar kepada idolanya, maka akan terjadi perlombaan besar-besaran.

Seni tak sendiri. Agama sudah lama mengajarkan untuk berlomba-lomba mencapai kebaikan. Dua hal ini punya ikatan mendalam. Suatu yang langka di politik terkini. (*)

sumber foto: http://www.answers.com

18 thoughts on “Generasi Biru Dilawan…

  1. Akurlah kita kl ini bang,,;)
    Tp sempat bingung jg ak, rocker2 ini ternyata doyan jg musik2 “malam”. Hadir jg mereka wktu acara d ancol feb kmarin. Hahahaaaaa,,;p

    Like

  2. musik malam? uhuk-uhuk… kok gak ngajak-ngajak ya hahahaha. tp acaranya gemana? njelasin dung… :p

    Like

  3. I LOVE SLANK !!!
    maju terus………..

    piss & love………

    R0cK `n` RoLL

    pisssssssssssssssssss ………

    Like

  4. Gila tuh! Duo Slankers jadi bintang iklan kampanye PKS bertajuk “tolak upeti 5,3 milyar”

    Kok mereka mau ya? Edan manuvernya pake duo Slankers!

    Like

  5. weleh-weleh duo Slankers Adi-Dibo ternyata mau juga jadi model iklan kampanye pks.

    gw kira slankers sudah muak dengan semua anggota DPR, ternyata ada juga yang masih mereka tolerir walau hanya sedikit…

    Like

  6. wakil rakyat seharusnya merakyat
    jangan tidur waktu sidang soal rakyat

    waktil rakyat bukan paduan suara
    hanya tau nyanyian lagu sendu

    Like

  7. Bang,,aq mnt lah sm aggta slank,,jng ad tolerir sm aggta DPR!
    Trz biar aq ga kcwa,,bs ga personil Slank mngatakan ‘TIDAK UNTUK KAMPANYE PARTAI’ sat dtwari utk kmpanye parpol.
    1 hal lg,,aq udh 7 tahun lbh suka Slank,,tp aq mau jd member koq sulit ya dptinnya?
    Klo ad yg bs bantu,,tlong call me in 081329636474.
    Thx a lot.

    wah ada yg mo bantuin?

    Like

  8. buad SLANK jangan pantang menyerah yaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhh !!!!!!!!!
    tunjukin ke semya bahwa SLANK biiiiiiiiiiiiissssssssssssssssaaaaaaaaaaa ! ! ! ! !
    BY:WULAN SLANKKI KARAWANG

    Like

  9. buad SLANK jangan pantang menyerah yaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhh !!!!!!!!!
    tunjukin ke semua bahwa SLANK biiiiiiiiiiiiissssssssssssssssaaaaaaaaaaa ! ! ! ! !
    BY:WULAN SLANKKI KARAWANG

    Like

  10. Kaka, fibra-mu sangat menggetarkan orang-orang jahat. Pelihara terus gondrongmu, sobat. Buka bajumu terus. Masih banyak yang harus dibereskan.

    Like

Leave a comment