Pilpres Putaran Kedua dan Pertempuran di Balik Kabut


“SBY tahu itu dan akan meladeni pertempuran itu. Dan pertempuran ini sudah berlangsung dengan sangat-sangat keras. Kalau tidak, apa perlunya seorang Menteri Pertahanan mengeluarkan statemen soal 65% suara mengarah ke SBY?”

= = =

Ini masa sulit bagi pasangan Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Persoalannya, survey di awal Juli oleh tim survey hampir seluruh pasangan, kompak menyebutkan indikasi yang sama: kemerosotan popularitas SBY-Boediono dan kenaikan popularitas Mega-Pro dan JK-Win. Dibandingkan dengan hasil quick count, ternyata suara SBY ada di atas 60%. Itu aneh.

Secara teoritis, rentangan 60% merupakan rentang aman untuk menghasilkan Pilpres satu putaran. Di bawah itu, maka potensi Pilpres menjadi dua putaran menjadi sangat dimungkinkan. Itu karena sesuai ketentuan undang-undang yang menyebutkan ada dua syarat untuk kemenangan pilpres satu putaran yaitu meraih 50% di tingkat nasional dan 20% di setengah jumlah propinsi. Di syarat kedua inilah yang sangat sulit dipenuhi bila suara itu tak mencapai angka 60%.

Untuk sementara, soal kecurangan pemilu kita kesampingkan. Karena kalau ada yang bilang Pilpres 2009 ini sehat-sehat saja, maka itu jauh lebih aneh dan menggelikan.

* * *

Megawati telah kalah dua kali. Terperosok dalam lubang yang sama merupakan kekalahan paling menyakitkan. Saya tak bisa membayangkan dampak psikologis yang terjadi di diri Megawati. Jadi, ini merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan untuk melihat dinamika politik Indonesia pasca penghitungan tim survey dalam quick count.

Jusuf Kalla harus bertarung dengan tiga “musuh” sekaligus; paket SBY, konvensi kekuasaan Jawa dan soliditas internal Golkar. Ada musuh keempat, yaitu Megawati-Prabowo. Namun, “kadar permusuhan” itu tidaklah setinggi tiga musuh yang disebutkan sebelumnya. Dalam hal tertentu, malah keduanya bergandeng tangan.

Mega tak seperti Jusuf Kalla. Mega hanya punya satu musuh: SBY. Dengan konsentrasi yang sedemikian terfokus, maka raihan di grid kedua dalam “pole position”, jelas tidak mengenakkan.

Untuk sementara, maka kita akan memakai unit analisis “quick count” dalam masalah ini. Karena itu, rangking posisinya adalah SBY-Boediono, Mega-Prabowo dan JK-Wiranto. Ibarat balap Formula 1, SBY-Boediono sedang berada di pole position.

* * *

Apa move yang akan dilakukan oleh Megawati untuk menggenjot perolehan suara? Sebelum ke sana, maka ada dua indikator yang dipertimbangkan yaitu penghitungan suara manual KPU belum berakhir. Ini akan membawa pada titik fokus penggenjotan pada panitia penyelenggara. Mega akan habis-habisan di sana.

Sementara perolehan suara JK yang di luar perkiraan, justru kelihatan aneh sama sekali. Faktor yang dikatakan sebagai “mesin Golkar tidak jalan” justru sangat lemah. Itu karena JK sendiri tahu dia tak akan bisa mengandalkan jaringan Partai Golkar dalam sebuah Pilpres. Ah, masak sih dia tak berkaca pada Pilpres 2004? Dan bukankah dia sendiri juga sadar kalau di awal pencalonannya justru soliditas Golkar tidak bisa diharapkan? So, kalau dikatakan JK mengharapkan mesin Partai Golkar bekerja dalam pilpres, kaji ulang saja lagi.

Well, persoalan ini tidak main-main. Prabowo menjadi aktor utama kali ini. Dan untuk itu, Mega akan punya hutang politik yang sangat besar terhadap Prabowo.

Ceritanya, selama masa kampanye, tim kampanye Prabowo hampir tak kelihatan sama sekali, kecuali Fadli Zon cs. Yang terpampang di media, sebagian besar adalah timnya Megawati. Dan inilah yang akan menjadi pertimbangan kedua.

Apa yang akan dilakukan Prabowo? Di lapangan, Prabowo akan berhadapan langsung dengan tim bayangan SBY. Yup, ini adalah pertarungan intelijen yang sering disebut orang sebagai “pertempuran di balik kabut”.

Secara massif, pasukan Prabowo akan bergandeng tangan dengan pasukannya Wiranto. KPU dan tingkat panitia penyelenggara hingga paling bawah adalah titik terlemah dari penyelenggaran Pilpres 2009. Hampir terlalu banyak celah untuk membongkar kertas suara, dan aha … mempreteli berita acara rekapitulasi suara. Itulah yang menjadi fokus dari Mega-Prabowo dan JK-WIN.

Pekerjaan pertama mereka adalah memelototi satu persatu rekap itu. Soal nanti diolah atau tidak, itu lain soal dan lain postingan.

Untuk itu, tim SBY-Boediono mulai sejak sore tadi, hanya punya satu fokus perhatian; mengawal suara mereka. Namun mereka jelas tahu, kader partai politik koalisi tidak bisa diandalkan dalam kerja maha berat itu. Yang menjadi penentu adalah aparatur pemerintahan dan aparatur keamanan.

Namun, saya memilih yang menjadi lawan terberat Prabowo adalah aparatur kepolisian. Karena kepolisian adalah pagar. So, pagar harus diterobos dulu.

Secara hukum, institusi kepolisian harus netral. Namun, secara politik, tidak pada strukturnya. Penjelasan ini singkat saja. Siapapun yang akan menjadi komandan satuan –terutama di jenjang yang tinggi seperti Kapolri dan Kapolda- harus melewati proses politik. Dan untuk menentukan seorang komandan, maka yang menjadi ukuran bukan hanya kebutuhan internal dari institusi, melainkan juga peta geopolitik yang berlaku.

Apakah kepolisian berada di pihak SBY? Sungguh sulit melepaskan imej dan dugaan itu. Apalagi pergantian teras depan di institusi ini, dilakukan saat SBY menyusun kekuatan dalam satu tahun terakhir ini. Ini akan menjadi ujung tombaknya, setelah sebelumnya dia telah menggamit Mendagri Mardiyanto yang punya tugas untuk “mengamankan” aparatur pemerintahan.

Jadi, kalau pakai logika sepakbola, SBY (didukung posisinya sebagai Kepala Pemerintahan) telah mengantongi dua striker paling diincar; Mendagri dan Kapolri. Mengapa paling diincar? Itu karena dua striker inilah yang diamanatkan oleh undang-undang dan peraturan untuk mensukseskan penyelenggaraan sebuah pemilihan umum. Mendagri punya tangan melalui “Sekretariat Jenderal” KPU dan kepolisian punya payung hukum untuk “mengawal dan mengamankan” Pemilu.

Sanggupkah Prabowo akan melawan ini? Tentulah faktor Prabowo yang mantan seorang Komandan satuan tempur, menjadi indikator utama untuk melihat kapabilitas Prabowo dalam bertempur. Tentulah kita sama-sama tahu, kalau pertempuran yang saya maksudkan bukan tembak-menembak dalam arti yang sebenarnya. Ini pertempuran politik. Mohon ini digarisbawahi.

SBY tahu itu dan akan meladeni pertempuran itu. Dan pertempuran ini sudah berlangsung dengan sangat-sangat keras. Kalau tidak, apa perlunya seorang Menteri Pertahanan mengeluarkan statemen soal 65% suara mengarah ke SBY?

* * *

Objektif pertama tim Prabowo dan JK, saat-saat ini adalah melorotkan suara SBY hingga di bawah 60%. Strateginya membongkar habis-habisan kebobrokan panitia penyelenggara, karena hanya dengan cara itulah maka seluruh tingkatan panitia penyelenggara bisa ditekan dan digenjot. Kedua, membongkar rekapitulasi di titik PPK, KPUD kab/kota dan KPU Propinsi.

Ketiga, soal politik di elit, akan diselesaikan di tingkatan elit juga. Soal-soal seperti DPT, angka partisipasi pemilih dan terutama kecurangan, adalah untuk konsumsi media massa. Karena siapa pemenang Pilpres 2009 tergantung pada pertempuran yang sedang terjadi di balik kabut.

Indonesia harus bersiap dengan sangat-sangat serius ketika pertempuran di balik kabut itu akan tersibak dengan sendirinya.

Untuk sementara, itu dulu. (*)

23 thoughts on “Pilpres Putaran Kedua dan Pertempuran di Balik Kabut

  1. untuk sekedar dongeng pengantar tidur, tulisan seperti ini okelah, atau sekedar merileks urat saraf pasca nyontreng pilpres, tulisan dengan gaya kayak gini cocok…

    saya geli juga dengan analisa anda..justru tulisan anda sangat-sangat tendensius..karena secara langsung dan terang Memposisikan JK-Win dan Mega Pro sebagai Pecundang yang Parah..karena menurut Bung Nirwan, kedua “jebolan” TNi itu akan bergandeng tangan untuk “menghalalkan segala cara” termasuk memainkan kartu inteligennya untuk “memodifikasi” suara di tingkat KPU–yang jelas-jelas saat ini sedang dalam proses real count–. tentu saja untuk tim JK-WIN dan Mega -Pro diranah Blogger silahkan MemPidanakan Bung Nirwan ini di “pengadilan” Internet

    Ha–ha…jujur saja logika apa yang dipakai jurnalis kita ini… hitung-menghitung suara Pilpres jauh lebih sederhana dan cepat ketimbang Pileg…sehingga kemungkinan KPu “diobok-obok” kecil sekalii..kecuali KPUnya terdiri dari segerombolan anak-anak SD…

    Huh..analisa anda terlalu dangkal untuk ukuran jurnalis..dan baiknya saya tertawa saja untuk ituuuh….

    hahahha 😀

    Like

  2. indonesia berkabung……

    60 % rakyat indonesia tidak ingin perubahan…..

    selamat bagi rakyat indonesia…. anda berarti menginginkan bangsa ini menjadi bangsa yg selalu menghamba kepada imf……. bangsa yg tidak pernah serius melindungi TKI kita diluar negeri, bangsa yg lupa bahwa perusahhan asing seperti exon mobil, newmont, freeport selalu mengeruk keuntungan dari tanah yg berlimpah ini… dan bangsa…???

    Like

  3. meminjam konklusi seorang teman. “Mega-Bowo menang kampanye, JK Win menang Debat, SBY Boedi menang pemilu.”. Marilah rakyat Indonesia Menang gapi dengan senyum. 🙂

    😀

    Like

  4. Tidak ada putaran ke-2
    Di hampir semua provinsi, kabupaten/kota, KBRI2 SBY menang
    Bahkan Jawa Tengah dan Bali yang menjadi basis No. 1
    atau
    Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo yang menjadi basis No. 3
    SBY masih diharapkan menjadi presiden 5 tahun ke depan

    belum masanya mengatakan itu.

    Like

  5. KPK pun sudah dijailin dan hampir tak lagi punya harga diri, paradoks dengan jargon Anti Korupsi …… ??

    LANJUTKAN !

    ah KPK …

    Like

  6. Nanggroe Aceh Darussalam voted SBY 93% waw edan ya?!
    Indonesia Timur voted SBY also!

    Aku heran sekaligus kagum.

    😀

    Like

  7. Rakyat kita sudah cerdas, tidak terprovokasi oleh Mega-Pro dan JK-Win. Biar banyak kritik SBY, rakyat tetep pilih yang paling disukainya.

    Like

  8. dan hasil akhirnya seperti yang terlihat…

    belum. ohya, rumah barunya keren ya. 😀

    Like

  9. Hebat analisanya….nggak nyangka…:)

    Untuk Ryono…kalo kerjanya cuma ngenyek tulisan orang mendingan belajar dulu deh sana…sebelum ngenyek tulisan orang mendingan berkaca dulu….dah pantes blum tulisan anda disandingkan dengan tulisan si Nirwan ini…

    Piss..

    Like

  10. Ah sebenarnya gak penting banget di bahas komen sdr. Ryono, karena setiap bahasan ada setuju dan ada tidak. Sama gak pentingnya dengan komennya itu sendiri.

    Paling tidak kan tulisan ini masih berguna buat ybs yaitu sekedar merileks urat saraf pasca nyontreng pilpres katanya.

    Permisi Wan, numpang absen, sudah lama gak masuk hadir.

    Piss yo all, no hard feeling, tetap semangat! 🙂

    Pisss … semangat! 😀 thanks bg atas kunjungannya. masih buron di London kan? hehehehe

    Like

  11. @nameeera

    Di lain Koment saya pernah bilang begini, bahwa tulisan Bung Nirwan ini memang ditujukan untuk konsumsi para pembaca yang maaf–“Tidak Cerdas” yang tak biasa deep thingking dan minim referensi…secara khusus saya telah mentelusuri aneka koment yang mampir dari tulisan-tulisan “si Abang dari medan” ini. ternyata kesimpulan saya tak terlalu meleset..

    Dan cilakanya, Bung Nirwan sangat menikmatinya, makanya dia bikin Tulisan yang “alakadarnya” dengan analisa dangkal (ya seperti tulisan beralur dongeng seperti ini), bahkan beberapa diantaranya banyak pembelokan data…

    Saya juga ngomong apa adanya, saya hanya ingin menganjurkan para pembaca yang budiman untuk kritis, tajam, dan punya argumen yang bernas sebelum komentar…entah itu untuk setuju, apalagi untuk tidak setuju!.

    –salam–

    Like

  12. hehe… berarti sy juga termasuk yg tidak cerdas nie………..

    yg cerdas ya si Ryono la .. hehehehe 😀

    Like

  13. Maaf ni pak Ryono, undang saya dong pak melihat tulisan bapak..
    saya kepingin sekali menjadi orang yang cerdas, deep thinking, kritis, tajam, dan punya argumen yang bernas.

    Terimakasih apabila permohonan saya di kabulkan…

    Salam

    Like

  14. dan coba kau tanya seluruh alam ………

    usul yg bagus. udah lama gak bersua sm alam. thanks. 🙂

    Like

  15. “Untuk sementara, soal kecurangan pemilu kita kesampingkan. Karena kalau ada yang bilang Pilpres 2009 ini sehat-sehat saja, maka itu jauh lebih aneh dan menggelikan”. Pantas pura-pura ngancam ya

    iya. 🙂

    Like

  16. Pemilu sekali putaran saja
    Untuk apa banyak2 putaran
    Pusing atuh rakyatnya di puter2 terus

    Sok atuh di LANJUTKAN wae..
    Salam sayang 😀
    Peace…

    NB: untuk ryono, gw suka gaya lo.. 😀

    maksimal cuma dua putaran kok. 😀 salam juga. pisss 😀

    Like

Leave a comment