“Missing Link” Kasus Rama-Allen Marbun-Abdul Hadi-Anggito dan KPK


Seorang komentator di blog ini mengirimkan penjelasan anggota DPR Rama Pratama soal tudingan Abdul Hadi terhadap dirinya dalam pertemuan “Rlitz Carlton” dan kemudian dikoreksi menjadi pertemuan”Four Season”. Menarik betul penjelasan itu, tapi tentu saja menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan baru yang agaknya bisa membawa persoalan ini pada kasus korupsi besar-besaran yang sesungguhnya. Yang sesungguhnya. Penjelasan Rama itu bisa dilihat di postingan saya yang ini: “Sumpah si Rama”.

Rama mengakui adanya pertemuan di Four Season antara dia, Anggito, Allen Marbun (dan mungkin yang lain). Yang jadi pertanyaan besar dari penjelasan si Rama itu adalah: “Apakah yang diperbicangkan oleh Rama, Anggito dan Abimanyu di Four Season?” Cuma minum kopikah? 🙂

Allen Marbun ditengarai menerima Rp 1 M, dan apakah itu di depan Rama dan Anggito, dan itu dilakukan di Four Season? Jika Marbun menerima, bagaimana posisi Rama? Apakah ia menolak atau malah mendiamkan transaksi itu? Tidak ada penjelasan soal itu. Tentulah, Anggito sebagai wakil pemerintah yang bertugas melobi, tidak akan pernah mengeluarkan pernyataan: “Saya telah membagi-bagikan uang kepada mereka”. Rama pun pasti menolak tuduhan itu. Ya, bisa kena tangkaplah dia. Sementara kalau ditanyakan tanda bukti penerimaan, ya bisa ketawalah orang sekampung, sejak kapan pula korupsi pake kuitansi?

So, yang jadi pertanyaan besar kedua: ke mana, di mana dan bagaimana posisi KPK pada pertemuan Anggito-Rama-Allen Marbun? Ah, jangan bilang ini sebagai “missing link” dalam penelusuran kasus korupsi dana stimulus ah, sehingga ini sama sekali tak menjadi diperhitungkan sebelum penangkapan Abdul Hadi Jamal. Wong the supreme case-nya ada di “dana stimulus” kok. Gimana sih cara berpikirnya?

Pertanyaan besar ketiga: seandainya saja KPK benar-benar menganggap pertemuan four season adalah “missing link”, maka menjadi menarik melihat mengapa KPK tidak memasukkan pertemuan itu?

Keempat, Bila KPK mengabaikan four season tapi menganggapnya ada, KPK-lah yang justru mesti diusut. Pertanyaan yang layak diajukan lagi-lagi adalah: “mengapa KPK mengabaikannya?” Itu dengan asumsi, justru dari titik pertemuan itulah anggaran dana stimulus bisa naik hingga Rp 2 Triliun.

Lima, bila KPK menganggap four season tidak sebagai “missink link” dan menganggapnya benar-benar tidak ada, ini justru menjadi aneh karena Anggito Abimanyu dan Rama Pratama justru mengakui adanya pertemuan Four Season itu.

Itu sebagian pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan. Kepada siapa? Terutama sekarang kepada tiga sosok utama yang menjadi sorotan: Anggito Abimanyu (Analis Fiskal Departemen Keuangan), Rama Pratama (Politisi PKS anggota Komisi XI DPR bidang Keuangan,Perencanaan Pembangunan Nasional,Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank), dan Johny Allen Marbun (Politisi Demokrat anggota Komisi VI DPR RI). Tentu saja, Abdul Hadi Jamal (mantan anggota PAN di Komisi V DPR RI) harus terus dikorek keterangannya.

Menjadi sangat-sangat aneh karena justru Anggito Abimanyu, orang kepercayaan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, yang juga orang kepercayaan Susilo Bambang Yudhoyono, justru duduk-duduk di Four Season.

Secara politik, kasus ini tentu tak kecil. Ini melibatkan banyak variabel politik yang tidak sesederhana logika-logika seperti: Abdul Hadi dan keterkaitannya dengan Jusuf Kalla, Johnny Allen Marbun dan Partai Demokrat serta Departemen Keuangan dan keterkaitannya dengan Sri Mulyani dan SBY, dan terakhir dengan Rama Pratama yang politisi PKS sebagai anggota dari partai yang punya klaim “Bersih” dan berniat menjadi wakil Presidennya SBY ataupun Jusuf Kalla. Dan tentu saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bagi saya selama ini hanya jadi permainannya SBY. Ini permainan politik.

Bagi Anda penganut paham-paham fanatik partai (partai apapun itu!), saya katakan, itu sudah tak masanya lagi. Sekarang sudah memilih orang, bukan partai. Wake n grow up!

Mau Anda katakan partai Anda itu bersih seputih susu pun, tak akan ada banyak gunanya. Apalagi kalau pake sumpah-sumpah segala. Semakin banyak Anda bersumpah “Demi Allah” seperti yang dilakukan Rama, maka semakin busuk juga mulut Anda itu disorot masyarakat.

Pemilu 2009 hanya sesaat lagi. Wajib prihatin, tapi untuk saat ini asyik-asyik aja dulu … (*)

40 thoughts on ““Missing Link” Kasus Rama-Allen Marbun-Abdul Hadi-Anggito dan KPK

  1. intinya pks jual dirilah skrg, ya minimal jd wapres sby.
    wong ngelamar jd wapres mega dan JK ditolak.

    jd tambah heran klo jawabannya selalu kaata “tabayun” yg didedangkan oleh pndukung pks ini.

    track record anggota dpr dari pks lumayanlah dari partai2 lain, tapi apakah sebanding dengan dosa besar nya yg telah mendukung sby dengan mazhab ekonomi jongosnya. sy kira itu bukanlah kejujuran, tapi keluguan yang bodoh.

    Like

  2. @ Nirwan

    Rama Pratama sudah mengeluarkan somasi pada Abdul Hadi Djamal dengan dikuatkan 13 kuasa hukumnya.

    @ jamalsmile

    PKS biasanya mandiri terbukti pada saat pilkada DKI hanya dengan 1 (satu) partai menghadapi 23 (dua puluh tiga) partai.

    Untuk menjadi Capres belum di difikirkan karena pemilu sekarang sedang dikonsentrasikan bagi CAD (Calon Anggota Dewan).

    Yang jual diri itu bukan dari Partai “PKS” karena untuk Pilpres masih jauh nanti tanggal 9 Oktober 2009 (+/- 7 bulan) lagi.

    Like

  3. Bang Nirwan,
    aku tekankan yah
    sebagai simpatisan PKS aku sadar PKS itu TIDAK BERSIH

    Tapi jujur aku nilai PKS masih sedikit lebih baik dari partai lain. Wassalam

    Ya gak apa-apa. That will be fine. Gak ada tapi-tapian… pilihlah yang Anda suka. 🙂

    Like

  4. Kita tunggu aja nanti kalo sdh selesai penyelidikan KPK apakah Rama masuk kerangkeng apa nggak ? kalo terbukti bersalah…yaa seperti kata bung Nirwan Pecat uangnya kembalikan kerakyat.
    toh kesalahan seseorang bukan berarti kesalahan anggota PKS seluruhnya ?
    nggak pernah ada PKS melamar utk jadi Wapresnya Mega, terlalu jauh kawan ?
    saya kira PKS tdk menghendaki Presidennya Perempuan
    PKS hanya menentukan Wapres atau Capres setelah pemilihan Calon Anggota Dewan

    Like

  5. Penjelasan Rama Pratama:

    Masyarakat agar tahu lebih rinci bahwa AHD menerima uang bukan berasal dari Dana Anggaran Stimulus, tetapi uang dari Hontjo. Dengan demikian tidak terjadi opini public yang menghubungkan Rama atau PKS dengan penggunaan Dana Anggaran Stimulus apalagi kaitannya dengan Rencana Haram Hontjo.

    PK-Sejahtera Online: Sehubungan dengan fitnah yang menimpa Anggota Fraksi PKS Rama Pratama yang mana dia dikait-kaitkan dengan kasus suap Abdul Hadi Djamal, maka yang bersangkutan memberikan bayan (penjelasan)resmi. Berikut bayan Rama Pratama agar seluruh kader, simpatisan dan masyarakat luas memahami duduk perkara dengan semestinya.

    Bahwa Abdul Hadi Djamal (AHD) tertangkap tangan oleh KPK RI menerima uang suap/gratifikasi sebesar US$ 90 ribu dan Rp 54,5 juta pada tanggal 2 Maret 2009 dari pengusaha bernama Hontjo agar dapat diikursertakan dalam proyek dari dana anggaran stimulus untuk wilayah Indonesia Timur (selanjutnya disebut “Dana Stimulus”).

    Kemudian AHD usai pemeriksaan di KPK memberikan keterangan kepada pers yang pada pokoknya sebagai berikut:

    – Rama Pratama yang mengusulkan kenaikan Dana Stimulus dari Rp 10,2 triliun menjadi Rp 12 ,2 triliun;

    – Rama Pratama ikut menghadiri pertemuan pembahasan kenaikan Dana Stimulus di Hotel Ritz Carlton yang selanjutnya ia koreksi menjadi di Hotel Four Seasons

    – Mendeskreditkan PKS sebagai partai bersih.

    – Ketika ditanya apakah Rama menerima uang dijawab tidak tahu tapi dia menyebutkan Jhonny Allen Marbun telah menerima uang Rp 1 milyar.

    – dan lain sebagainya

    Bahwa pernyataan-pernyataan AHD tersebut kemudian menjadi opini publik yang menyudutkan Rama Pratama dan Partai Keadilan Sejahtera, maka bersama ini saya sampaikan bayan sebagai berikut:

    1. Perkara AHD yang saat ini diperiksa oleh KPK adalah perkara penerimaan uang suap/gratifikasi bukan perkara tentang penyimpangan atau korupsi penggunaan uang anggaran Dana Stimulus.

    2. Jika dirunut ke belakang sebelum terjadinya penangkapan AHD tersebut, secara logis tentu ada pembicaraan-pembicaraan/pertemuan- pertemuan sebelumnya antara AHD, Damayanti, Staf Dephub, dan Hontjo (pengusaha) untuk mematangkan rencana haram agar Konco dapat menjadi peserta tender (“Rencana Haram Hontjo”). Dengan demikian perlu ditemukan bukti tentang apakah Rama ikut serta atau hadir dalam pertemuan-pertemuan antara AHD, Damayanti, dan Hontjo atau bukti ada keterlibatan Rama. MINIMAL KOMUNIKASI PER TELEPON kepada mereka yang membahas Rencana Haram Konco.

    UNTUK ITU RAMA BERSEDIA MEMBERIKAN KESAKSIAN DI LEMBAGA PENYIDIKAN DAN PERADILAN APA PUN TENTANG KETERLIBATAN RAMA DENGAN RENCANA HARAM HONTJO TERSEBUT DAN SIAP DIKONFRONTIR.

    3. Bahwa kemudian akibat ucapan-ucapan AHD melalui pers yang menyeret-nyerat Rama dan PKS ke dalam perkara suap/gratifikasi tersebut, terlanjur terbentuk opini publik di mana Rama dan PKS seolah-olah ikut andil atau terlibat dalam perkara suap/gratifikasi tersebut.

    Padahal sepanjang pemberitaan yang kami kumpulkan dari berbagai media massa cetak maupun elektronik tidak ada pemberitaan hal-hal sbb:

    (i) tidak ada satu pun pemberitaan yang menjelaskan tentang keterkaitan/hubungan antara dana anggaran stimulus yang dibahas di DPR dengan kasus uang suap/gratatifikasi AHD dari Hontjo.

    Masyarakat agar tahu lebih rinci bahwa AHD menerima uang bukan berasal dari Dana Anggaran Stimulus, tetapi uang dari Hontjo. Dengan demikian tidak terjadi opini public yang menghubungkan Rama atau PKS dengan penggunaan Dana Anggaran Stimulus apalagi kaitannya dengan Rencana Haram Hontjo.

    (ii) tidak ada pemberitaan yang mendalam antara (peran) Rama dengan uang suap/gratifikasi yang diterima oleh AHD dari Hontjo. Tetapi yang yang ada adalah AHD meminta Rama untuk beristghfar sehingga seolah- olah memaksa publik mempersepsi Rama ikut serta menikmati uang suap/gratifikasi dari Hontjo atau setidak-tidaknya menikmati hasil pelaksanaan penggunaan Dana Stimulus. Ada ruang yang disediakan pers di antara potongan-potongan ucapan tendensius AHD tersebut. Dengan adanya ruang kosong tersebut publik bisa memberikan penilaian masing-masing. Tentu hal ini sangat merugikan dan mencemarkan nama baik Rama dan PKS.

    Pers juga memberitakan ucapan AHD yang menyatakan Rama sebagai inisiator kenaikan dana anggaran stimulus dari Rp 10,2 T menjadi Rp 12,2 T seolah-olah ada kepentingan pribadi Rama atau PKS dibalik usulan kenaikan anggaran tersebut. Padahal yang sebenarnya Rama mengingatkan kepada anggota panitia Anggaran Stimulus untuk tidak dengan mudah menaikan anggaran mengingat hal tersebut bisa menyebabkan defisit. ATAS HAL INI RAMA MEMPUNYAI BUKTI KUAT BERUPA NOTULENSI RAPAT. DENGAN DEMIKIAN BOHONG DAN FITNAH BESAR APA-APA YANG DIUCAPAKAN AHD.

    (iii) Pemberitaan pers tampak tidak berimbang atas ucapan-ucapan AHD yang mengatakan Rama ikut dalam pertemuan-pertemuan informal Ritz Carlton tetapi di koreksi menjadi di Four Seasons dan ada bukti CCTV.

    Pemberitaan-pemberitaan tersebut di atas dapat menimbulkan persepsi bahwa Rama atau PKS ikut serta / terlibat dalam pertemuan-pertemuan informal yang mematangkan Rencana Haram Hontjo atau setidaknya ikut serta dalam pelaksanaan penggunaan anggaran Dana Stimulus diluar kapasitasnya sebagai anggota DPR. RAMA SELALU HADIR DALAM RAPAT-RAPAT PEMBAHASAN DANA STIMULUS SECARA KOLEKTIF BERSAMA-SAMA DENGAN ANGGOTA DARI SEMUA FRAKSI dan tidak pernah secara parsial membahas permufakatan-permufakatan untuk mencari keuntungan dari pelaksanaan penggunanan Dana Stimulus untuk kepentingan pribadi/partai. Sehingga tidak ada hubungannya sama sekali antara Rama atau PKS dengan pelaksanaan Dana Stimulus.

    JIKA MEMANG AHD INGIN MENGHUBUNG-HUBUNGKANNYA MAKA DIA HARUS MEMPUNYAI BUKTI-BUKTI SEPERTI NOTULENSI ATAU MINIMAL PERCAKAPAN TELEPON YANG MEMBUKTIKAN ADANYA KEIKUTSERTAAN/KETERLIBATAN SAYA DILUAR KAPASITAS SEBAGAI ANGGOTA DPR DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN STIMULUS. BUKAN DENGAN UCAPAN-UCAPAN TENDENSIUS KEPADA PERS TENTANG RAMA HADIR DALAM RAPAT INFORMAL DI RITZ CARLTON ATAU DI FOUR SEASONS. JIKA MENGGUNAKAN NALAR YANG SEHAT, BILA PUN SAYA HADIR DI RITZ CARLTON/FOUR SEASONS ADA DALAM REKAMAN CCTV, BELUM DAPAT MENYIMPULKAN SAYA IKUT SERTA DALAM PERKARA SUAP/GRATIFIKASI INI ATAU SETIDAK-TIDAKNYA, MENCARI KEUNTUNGAN DARI PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA STIMULUS.

    SAYA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH IKUT PEMBAHASAN ATAU PERMUFAKATAN BERSAMA-SAMA DENGAN ANGGOTA DPR LAIN ATAU PIHAK-PIHAK LAIN DILUAR KAPASITAS SEBAGAI ANGGOTA DPR UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN DARI PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA STIMULUS, BAIK DI DALAM MAUPUN LUAR GEDUNG DPR.

    4. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu yang juga diseret masuk ke kasus ini oleh AHD , telah menyampaikan secara lengkap tentang masalah ini. Intinya bahwa pertemuan antara perwakilan pemerintah dengan seluruh fraksi yang tergabung dalam Panitia Anggaran DPR , TIDAK ADA KAITANNYA dengan kasus tertangkap tangannya AHD. Menurut Anggito, adalah TIDAK RELEVAN mengaitkan pertemuan tersebut dengan kasus suap AHD.

    5. Saya menyimpulkan dari bayan-bayan di atas bahwa ucapan-ucapan AHD tidak mempunyai dasar sama sekali apalagi bukti yang dapat menyeret-nyeret saya dan PKS kedalam perkara suap/gratifikasi yang sedang di sidik KPK. Jika memang AHD atau KPK mendapatkan bukti-bukti yang relevan dengan keterlibatan saya dalam perkara suap/gratifikasi ini atau setidak-tidaknya bukti keterlibatan diluar kapasitas saya sebagai anggota DPR mencari keuntungan dari pelaksanaan penggunaan Dana Stimulus, maka saya bersedia diperiksa dan mempertanggungjawabkannya.

    6. Saat ini saya sudah didampingi Tim Pengacara dalam menghadapi kasus ini. Saya siap jika KPK akan meminta keterangan. Juga sudah siap bersaksi di pengadilan jika diperlukan nanti. Saya tegaskan bahwa saya tidak terlibat, tidak mengetahui dan tidak menerima suap terkait kasus tertangkapnya AHD.

    Demikianlah Bayan ini kami uriakan untuk diketahui dan dipelajari. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.

    Hormat kami,

    Rama Pratama

    Like

  6. @jamalsmile dan Nirwan

    kok kayak2 gak mau ngaku salah nunjuk ya ente…

    mboten understen aku iki … hihihihi 😀

    Like

  7. kelihatan mana gaya tulisan komentar yang enak dibaca, dan mana yang nggak…

    gw senyum ah 🙂

    hihihihi…tambah pahala saya

    Like

  8. Yuk senyum lagi hhihihihihihiiihiii
    tanggapi yang bagus doonng, rupanya bang indra ini dah tau segalanya tentang Rama..?
    bikin aku jadi adem aja..
    ya mudah2an cepat beres dan tdk ada apa2
    tetap semangat

    Like

  9. mau jual diri atau apa kek, gpp……yang bersih,perduli dan profesional…..daripada kampanye tapi antar caleg sendiri rebutan microphone untuk orasi and rusuh lagi depan masanya sendiri ckckckckckc(kelihatan banget haus kekuasaan)gimana mau ngabdi ama rakyat…….ngurus dua caleg aje kagak bisa,lah ini mau ngurus negara kckckckkckckcck…….ketahuan korupsi lagi…dah korupsi…fitnah orang lagi ckckckckckck………masih dibela lagi ckckckckckckc………yang subyektif siapa ya? wkakwakwkaakkak…….PAN…..PAN……PARTAI ARTIS NASIONAL WAKAKAKAAKKAKKA…….

    menepuk air di dulang, terpecik muka sendiri. 😀

    Like

  10. hehehehe…semua berdasarkan asumsi……tanyakan donk ke AHD…..diakan juga hadi r di four season……..kalau kita pakai asumsi….bisa juga donk kalau kita berasumsi…mengapa AHD tidak menceritakan saja apa yg terjadi di four season (termasuk pembagian uang bila ada)…..ceritakan saja yg sebenarnya di media (jika bukan fitnah)…..ayo donk yg fanatik PAN, serukan ke AHD untuk menceritakan kejadian yg sebenarnya di four season…….kalau benar AHD melihat bahwa marbun menerima uang 1 milyar dan membagi-bagikannya termasuk ke Rama, pertanyaan adalah mengapa sampai sekarang AHD tidak bisa mengeluarkan statement tersebut?intinya pertemuan di four season memang ada,tetapi yg harus diingat adalah marbun menerima uang dari AHD, so……penjahatnya adalah AHD dan MArbun hahahhahhahaha…….

    dan Rama tak menerima uang di four season? Dan dia hanya melihat praktek itu di depan matanya dan diam saja? Bagaimana cara berpikirmu itu?

    Like

  11. Sory temen2 kami nggak akan kebakaran jenggot
    karena mereka tau siapa rama….?
    dan lagi pula mas Eka nggak punya jenggot kok ..?
    hahahahaha….

    cari tau lagi siapa rama … 🙂

    Like

  12. dan Rama tak menerima uang di four season? Dan dia hanya melihat praktek itu di depan matanya dan diam saja? Bagaimana cara berpikirmu itu?

    Dia tidak hanya melihat praktek itu, selanjutnya mungkin dia laporkan praktek itu ke KPK.

    Gw denger2 sih PKS sobatan sama KPK. Khutbah Jumat di Masjid KPK aja biasanya Aleg PKS kayk Ust. Jalaluddin Asysyatibi.

    hahaha 😀 so, menurut Anda, mereka bagi-bagi uang di depan si Rama dan terus si Rama mengadu ke KPK? 😆

    Like

  13. iya… kok dibanggakan … dari partai yg ngakunya bersih berkelit terus … mana dakwahnya .. manna??

    ooo bisanya jual ayat2 agama … kalo sudah ketemu ma kekkuasaan dan uang …. diemmm… manna dakwahnya ??

    Like

  14. Pilih PAN nomor sembilan!
    Pilih PAN! nomor sembilan
    nomor sembilan, nomor semibilan, nomor sembilan…

    Like

  15. MARI KITA BERSATU BERGABUNG DENGAN PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA)

    Ingat ………..

    Tgl 9 contreng nomer 5…HALUAN BARU EKONOMI INDONESIA.

    Like

  16. Pertanyaan keenam:
    KPK koq bisa tahu, Abdul Hadi Djamal bakal terima duit suap?

    Pertanyaan ketujuh:
    Mengapa pilihan dijatuhkan kepada; Darmawati, Kepala Bagian Tata Usaha Distrik Navigasi Tanjung Priok, yang membawa duit suap untuk proyek Departemen Perhubungan di kawasan Timur Indonesia?

    Pertanyaan kedelapan:
    Mengapa hanya kader PAN, PKS dan Demokrat saja yang disebut-sebut. Di Komisi V kan maupun Panitia Anggaran, kan ada kader partai lain?

    Pertanyaan kesembilan:
    Siapa yang mampu berbuat “sekali tepuk, tujuh nyawa melayang”?

    Pertanyaan kesepuluh:
    Ada pertanyaan lagi gak Wan?

    Ha..ha…ha…, pening…pening…,pening…

    ada bang, obat pening apa bang? 😛

    Like

  17. dan Rama tak menerima uang di four season? Dan dia hanya melihat praktek itu di depan matanya dan diam saja? Bagaimana cara berpikirmu itu? (terima uangnya di four season ya?baru tahu neh,yg ane tahu seh AHD cuma bilang rama hadir di four season dan sepertinya AHD terima uang bukan di four season deh…atau saya yg salah?Kalau rama juga terima uang di four season,logikanya seh AHD pasti akan “nyanyi” siapa2 saja yg terima uang di four season, tetapi faktanya AHD hanya bilang Allen marbun tuh yang terima uang dari AHD:D. Janganlah pakai asumsi,apalagi asumsi ditambah dengan benci….bisa subyektif:D)

    Like

  18. @ eka

    kata2 khas pks’ser… kalo ada tidak ada kesetujuan dengan pks adlh : ..itu fitnah, .. jgn dengan kebencian… hihihi.. sepertinya pks’ser merasa pks itu benchmark bagi semuanya (kok ada yg merasa begitu), padahal hnw pernah bilang “kita bukan sekumpulan malaikat …” nah lo .. jadi kalo ada yg korupsi dr pks ya mungkin saja…toh masih masnusia. apa pks’ser ngaku malaikat … hihihi jadi kalo anda pks sadarlah anda bukan malaikat (hnw’s quote)…. jangan berasumsi jadi malaikat ah … pamali … hihihi

    Like

  19. RAMA PRATAMA itu dari partai mana ya?
    pasti bukan dari PKS!!!
    yang sudah terbukti Bersih, Peduli, Profesional

    kasian Rama Pratama jarang di Expose sama media masa, padahal kawan seperjuanganya AHD & JAM, Heboh banget sampe ada yang demo segala.
    ada apa ya????

    Like

  20. HAI KALIAN TUH BAGAIMANA SIH… YANG LIHAT JUGA SAMA DOSANYA… KALAU RAMA MERASA DEKAT DENGAN TUHAN DAN SELALU HAPALIN AYAT-AYAT TUHAN.. KETIKA MELIHAT KEMUNGKARAN DI LAWAN DONG BUKAN DIDIEMKAN… PA EKA BENER TIDAK BEGITU…

    JADI SAMA SAJA SALAHNYA AHD, RAMA, MARBUN SAMA SAMA TOLOL TAU SEBAB SAMA SAMA SALAH…

    AHD — NERIMA UANG HARAM
    MARBUN — NERIMA UANG HARAM
    RAMA — NGELIATIAN ORANG NERIMA UANG HARAM … KALAU MAU JIHAD HARUSNYA SI RAMA DISITU… DIA HARUSNYA MARAH-MARAH BEGINI MARAHNYA
    “hai AHD & MARBUN jangan ambil uang itu DOSA BESAR kasihan masyarakat kita enak-enak makan di restoran dan kamu nerima uang..”
    KALAU RAMA NGEDIEMIN SAMA AJA DOSANYA BOSSSSS
    JADI JANGAN BELAIN RAMA, AHD, MARBUN tapi BELAIN AJA SAYA KADES BUNGURSARI PURWAKARTA JAWA BARAT.. yang gajinya kecil.. tunjangan tidak ada.. kondangan ada terus..

    JUJURLAH DIHATI KALIAN RAMA JUGA DOSA, AHD DOSA, MARBUN DOSA…..

    BAGMANA BANG WAN.. KOMEN SAYA NIH.. KEPANJANGAN TIDAK……… HIDUP PKB

    HE HE HEE

    hahahaha…mana mgk si rama cuma ngeliatin … 😀 lanjut aja pak kades … 😀

    Like

  21. Praktik-praktik korupsi berjamaah antara Legislatif, Eksekutif, dan Kontraktor tender hal yang biasa. Korupsi dana DKP 2004 saja tidak pernah diungkap.
    Sehingga, pernyataan Ketua KPK pada tahun 2007 “Terjadi kebocoran 30% APBN” dan hasil audit BPK yang “disclaimer” merupakan bukti bahwa pemerintah saat ini (SBY) masih memelihara bentuk korupsi level atas, yakni konspirasi antara lembaga-lembaga tinggi negara.
    Kita harap, KPK mau bekerja yang lebih baik, bukan hanya untuk kepentingan populis semata.
    Btw, Bang Nirwan, saya berikan Anda Award di
    Friendly Blogger Award 2009 for Nusantaranews

    makasih-makasih … 😀 sori y reply-nya agak delay 😀

    Like

  22. @mataraman

    pks bukan kumpulan malaikat,saya setuju. Tetapi coba anda simak lagi kata2 dari saudara eka,apakah benar bagi2 uangnya di four season?secara logika jika bagi2 uangnya di four season,AHD pasti menceritakan ke KPK siapa2 saja yg menerima uang. Permasalahannya,bagi2 uangnya dimana?dan siapa saja yg menerima uang tersebut?makanya saudara eka bilang,jangan pakai asumsi, tetapi pakai fakta yg ada,baca dulu ah yg bener baru koment hihihihihihi……

    Like

  23. @ HCO

    Permasalahannya siapa2 saja yang menerima uang ; bagi2 uangnya dimana ; dan siapa saja yang menerima uangnya. (semoga tidak ada yang ditutupi)

    Setuju Kalau itu permasalahannya, sekarang proses sedang berjalan dan pencari datapun pasti akan sampai kesana.(pemberi informasi dapat mempertanggung jawabkan)

    Hasilnya akan kita dapati bersama.

    Katakanlah Hak itu adalah Hak dan batil itu adalah batil.

    Sekalipun pahit.

    Like

  24. @HCO: mungkin yg dimaksud mataraman, oleh pendukung pks segala hal negatif thd pks adalah tidak ada, orang yang mengkritik pks dianggap selalu membenci. sdr mataraman mungkin hanya mo bilang semuanya mungkin…. jangan setelah terdesak akhirnya bilang …: “kita semua bukan sekumpulan malaikat”, “kita itu baru tahap belajar “, “maaf kita masih muda .. baru belajar ngaji .. jadi harus dimaafkan”

    halah …

    Like

  25. setuju saudara Taubat…..pendapat anda sangat obyektif…..sebelum semua terbukti siapa2 saja yg terima uang,husnudzon dikedepankan,jangan suudzon yg digede-in hihihiihi….

    @MTR….negatif ada atau tidak ada tergantung melihat dari sisi mana?mengkritik boleh saja bahkan menghujatpun tidak ada larangannya, tetapi alangkah lebih baik jika berdasarkan fakta yg ada,bukan berdasarkan asumsi, unsur benci dan subyektif. Biarkanlah proses ini berjalan dengan apa adanya, toh nanti juga akan kelihatan kok,siapa2 saja yg menerima uang dan siapa penjahatnya.

    jangan setelah terdesak akhirnya bilang …: “kita semua bukan sekumpulan malaikat”, “kita itu baru tahap belajar “, “maaf kita masih muda .. baru belajar ngaji .. jadi harus dimaafkan” (unsur terdesaknya dimana?apakah ini bukan asumsi?).

    Like

Leave a comment