“Don’t Make Promise on Me”


“Nanti Bapak akan belikan untukmu sebuah mobil-mobilan.”
“Betul ya, Pa.”
“Iya, Papa janji.”

* * *

Jangan percaya kalau dalam musim kampanye ada yang bilang begini:

“Saya akan bawa Indonesia ke arah yang lebih baik.”
“Saya dan partai kami adalah yang paling baik di antara yang terburuk.”
“Partai kami partai perubahan, tujuan kami adalah untuk merubah nasib bangsa ini.”
“Saya tak pernah korupsi dan tak akan mau korupsi. Lihat track record saya, bersih!”
“Anda ingin berubah? Mari bekerja bersama-sama.”
“Indonesia harus berubah. Kita harus mengentaskan kemiskinan, membuang kebodohan, dan menggratiskan biaya kesehatan.”
“Ekonomi kita sedang terpuruk. Mari terapkan ekonomi kerakyatan.”
“Kalau bersama, kita pasti bisa merubah nasib bangsa ini.”
“Partai kami adalah partai pekerja keras yang akan merubah nasib bangsa ini.”
“Partai kami tak pernah korupsi dan kami mengedepankan moralitas. Partai lain amoral dan suka selingkuh sama sekretarisnya.”
“Lihatlah caleg-caleg partai yang lain, kebanyakan mereka tak sekolah.”
“Mari bersama-sama menyongsong perubahan.”
“Singsingkan lengan baju dan teruslah bekerja. Kita harus giat bekerja untuk Indonesia yang lebih baik.”
“Anda dan kita semua telah ditipu oleh penguasa masa lalu. Mari bersama-sama merubah nasib kita sendiri.”
“Merasa ditipu? Jangan mau ditipu lagi.”
“Kami telah bekerja keras untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sembako murah, angka kemiskinan rendah, pendidikan meningkat. Semua itu berkat kerja keras kita bersama.”
“Kita harus menekan angka kemiskinan, memberantas kebodohan dan membawa kesejahteraan kepada seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.”
“Kepercayaan Anda kepada kami adalah pemicu bagi kami untuk bekerja lebih keras bagi Anda.”

Tapi percayalah kalau ada yang bilang begini:
“Pilih saya saat 9 April 2009.”

===
note: Silah tambahkan kalau berminat.

14 thoughts on ““Don’t Make Promise on Me”

  1. Yah begitulah yang namanya pesta rakyat. Dimana-mana pesta selalu bilang begitu. Makanya nenek moyang dulu kalau mau menagih janji raja, tagihlah di waktu pesta. Di depan orang banyak dia tidak akan sanggup menolaknya.

    Janji di pemilu ibarat mimpi. Lebih baik memimpikan sesuatu yang banyak karena realisasi mimpi paling cuma sepertiganya.

    Jadi kalau yang terealisir adalah 1/3 dari mimpi yang sedikit, alangkah tanggung-nya usaha itu.

    Akan tetapi di era sekarang siapapun bisa berkombur. Tentu tingkat kesadaran, kebutuhan dan akal sehat pemilihlah yang dipertaruhkan.

    Para kandidat yang menyebar kombur, janji dan mimpi itu sebearnya tidak sepenuhnya salah…. Yang “kemungkinan” bisa bersalah adalah yang asal-asalan memilih di pemilu… hehehehe

    Like

  2. @Paduka Yg Mulia Nirwansyah Putra. Semoga paduka panjang Umuuuuur…….

    semua Partai mengatakan seperti itu..?
    terus mau pilih yg mana..?
    sekarang ini tdk ada partai yg bebas korupsi
    aku mau golput…….? waduuuuh gimana ya ?
    Padahal ketua Partai Golput Bang Jamalsmile ?
    apakah beliau bijaksana ? hihihihihihi

    kan kita milih caleg bukan partai lagi…

    Like

  3. @tulkiyem

    betul kata bang nirwan, sekarang eranya milih orang bukan partainya…

    tidak ada yg sempurna/bersih dari semua partai

    tapi kita bisa memilah-milah mana partai yang platformnya jelas dan berpihak kpd rakyat.

    ya dengan ini sy mengundurkan diri sebagai ketum partai golput…hehehe

    Like

  4. JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Amien Rais, mengatakan bahwa mazhab ekonomi tiga calon presiden nonalternatif, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, dan Megawati, adalah ekonomi “jongos”.
    “Mazhab visinya, pandangannya, perspektifnya itu tiga-tiganya itu ekonomi pasar, ekonomi ala IMF, ekonomi “jongos”, ekonomi subordinasi dari kepentingan korporasi internasional,” ujar lelaki yang sekarang menjabat sebagai Penasihat di PAN seusai menghadiri seminar “Menyelamatkan Industri Timah Nasional” di Ruang GBHN, Gd Nusantara V Kompleks DPR/ MPR, Jakarta, Selasa (24/3).
    Meski demikian Amien tidak menutup kemungkinan bila partainya akan berkoalisi dengan partai lain seperti Demokrat. “Kemungkinan saja PAN bisa berkoalisi dengan SBY,” katanya.
    Namun, ia menasihati untuk melakukan koalisi bukan memilih siapa tokoh dari partai itu, tetapi program apa yang diusungnya. “Andaikan, SBY itu bisa memulai perubahan, bukan lanjutkan seperti yang ia kampanyekan, silakan berlanjut,” ujar Amien.
    Kalaupun di kemudian hari muncul tokoh lain yang membawa perubahan perbaikan terhadap masyarakatnya, Amien akan mengarahkan PAN bergabung dengan kekuatan perubahan tersebut. “Meski, risikonya akan berada di luar kekuasaan. Kalau keluar tapi bisa oposisi dengan efektif kenapa tidak,” jelas Amien.

    update terakhir : kemarin bahwa ketua majelis syuro PKS bertemu SBY di istana untuk membicarakan koalisi..

    saran : jgn pilih partai yg platform ekonomi-nya ber-mazhab jongos

    Like

  5. Wan…, kalau Amien Rais kira-kira bilangnya gimana ya ??? Wkwkwkwkwk…. Tabik…:D

    loh, justru dia yg ngajarin nulis kek gitu kok, wakakakakakakkkkk 😀

    Like

  6. Buat Tulkiyem,..

    Janganlah Golput (sy bukan orang MUI lho !). Sayang, karena kalau kita Golput malah yang menang nanti adalah caleg2 yang gak karuan (bekas preman, tukang tipu, dsb). Makin hancur aja negara kita. Namanya juga berusaha.

    Coba kamu lihat diantara partai2 ada nggak yg kena dihati. Kalau ada dan kamu bingung caleg yg mana ya dicontreng aja gambar partainya.
    Kalau tidak ada partai yg cocok, ya nggak usah dilihat partainya. Tapi lihat calegnya.
    Masak diantara caleg2 tsb tidak ada satupun yg cocok?. Cari informasi, dari sahabat, saudara, atau teman2, dsb. Pertimbangkan dan pilih.

    Untuk sementara sy sdh punya caleg yg mau sy pilih (wakil dr daerah saya lho). Saat ini rasanya bagi saya dia yg terbaik, dia cantik, lembut, santun, terpelajar, track recordnya juga baik.

    Tulkiyem, pilih yg baik dari tempatmu, inilah yg baru ada buat kita. Sabar saja.
    Sekali lagi, kalau kita tidak ikut milih. Peluang caleg2 jelek untuk menang semakin besar.
    Dan negara kita nanti benar bisa bubar.

    Salam.

    Like

  7. Sebagai warga negara yang baik, jika hendak merubah NKRI ini menjadi yang lebih baik pilihan sudah disajikan ada didepan mata, suara anda adalah andil menentukan didalamnya.

    Jadi berbuatlah sekarang demi anak dan cucu kita, iklaskan pilihannya, walau belum sepenuhnya ternikmati/dirasakan oleh kita yang penting sudah berusaha untuk ikut berjuang menyelamatkan Negara ini.

    Pilih, pilihan anda sebaiknya pada yang jujur dan amanah, sementara yang dipilih bukan untuk presidennya tapi untuk Anggota Dewan lalu pemilu berikutnya baru pilih presiden.

    Selamat memilih.

    Like

  8. Janganlah dengar janji.
    Tapi lihat dan amati pengalaman dan rekor kehidupannya bagi negeri, sosial masyarakat, pendidikan dan bangsa.
    Dan alangkah baiknya, jika janji tertuang dalam putih diatas hitam + materai.
    Jika tidak terpenuhi, yah….siap-siap untuk turun dan dihukum. Jika demikian, rakyat pasti akan mendukung.

    siip 🙂

    Like

  9. Sudah merupakan kewajiban mereka membuat program kebijakan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat karena pembuat program kebijakan juga rakyat. Kalo itu kewajiban tentu hak mereka memperoleh gaji dan tunjangan. Lalu apa untungnya bagi “saya” memilih “anda”? Toh anda yang terima gaji dan tunjangan, anda yang duduk di kursi empuk, anda yang naik turun mobil mewah. Sanak bukan, family bukan, sodara bukan, mbah bukan, nenek bukan, kakek bukan apalagi cucu. Koq “anda” meminta “saya” memberikan dukungan dan do’a restu…? Huhuhu…

    Like

Leave a comment