Rama diasingkan di sebuah hutan. Di sana, dia berteman dengan si kera sakti, Hanuman, yang kemudian nurut menjadi anak buahnya. Bersamanya, Shinta –istrinya- dan Laksamana –adiknya.
Anda carilah kisah itu di internet dan buku-buku, dan Anda akan menemukan sebuah babad yang bercerita soal kesetiaan, cinta, sikap ksatria dan kekuasaan. Rama-Shinta-Laksamana adalah kisah yang mengilhami miliaran orang di seluruh dunia. Begitu melintas batas kisah itu, hingga dia melompati pagar-pagar yang dibangun oleh agama-agama.
Rama adalah sebuah konsepsi Hindu yang banyak dibaca oleh orang-orang Islam. Tak heranlah bila banyak orang Islam menyematkan nama itu kepada keturunannya. Tak lain, yang diinginkan adalah adanya semangat “Rama” yang bisa dilakukan oleh mereka nantinya.
Menjadi seorang Rama adalah sebuah konsepsi yang sebenarnya sangat masuk akal dalam hutan modern kini. Lihatlah, pertarungan kekuasaan antara Rahwana dan Rama telah menyeret-nyeret ranah paling pribadi yaitu cinta dan persaudaraan. Rahwana terpincut hatinya melihat Shinta dan kemudian dikisahkan pula Rama pernah menaruh kecurigaan pada Shinta sehingga meragukan kesetiaannya. Laksamana yang sebenarnya berada di luar pusaran kisah “cinta segitiga” itu, terimbas. Persaudaraan telah membawanya masuk dalam pusaran kekuasaan. Dia yang bukan putra mahkota, harus bertempur dalam peperangan yang dikomando oleh kakaknya itu.
Menjadi seorang Rama adalah sebuah konsepsi yang meletakkan manusia pada posisi yang multitafsir dan multidemensi. Di satu sisi, Rama disebutkan sebagai putra mahkota dalam sebuah kerajaan, dia juga disebut sebagai pecinta sejati, dan tak luput pula dia adalah seorang ksatria yang teguh pada prinsip.
Ada yang menyebutkan, fragmentasi karakter itu sebenarnya linear saja. Seorang raja (ataupun calon raja) mestilah bersikap ksatria, penuh cinta kasi dan ini nantinya akan bergema pada kekuasaan yang dijalankannya. Namun tentu bagi penganut Hindu, itu bukan kisah yang biasa. Dia telah masuk dalam ranah yang sakral alias suci.
* * *
Abdul Hadi Djamal, mantan politisi PAN, mengarahkan jarinya pada Rama Pratama (politisi PKS) dan Jhonny Allen Marbun (politisi Demokrat) dalam kasus yang melibatkan dana stimulus yang melibatkan duit dengan dua belas nol di belakangnya. Tak cukup di situ, dia juga menunjuk Anggito Abimanyo, seorang ekonom Departemen Keuangan yang berasal dari Universitas Gadjah Mada dan senang bemain biola.
Ada logika politik yang bertaut di sana; pemerintah memerlukan persetujuan DPR dalam sebuah program. Sebenarnya tak ada yang luar biasa dalam alur itu. Itu merupakan sistematika hubungan normal dari konsep Trias Politika; Eksekutif-Legislatif-Yudikatif. Lembaga Yudikatif baru belakangan terikut dalam hubungan itu. Itu ketika Abdul Hadi ditangkap KPK karena disangkakan korupsi.
Namun, kasus itu juga mengungkap bahwa begitu gawatnya hubungan antara parlemen dan pemerintah dalam sebuah format pemerintahan Presidensial ala Indonesia. Indonesia menerapkan kabinet presidensial justru berdasarkan sharing kekuasaan yang ditentukan sepenuhnya oleh parlemen bukan berdasarkan konsepsi dan program-program ketika si Presiden masih lagi sebagai “calon”. Hal itu menandakan, SBY tak punya platform dan program yang jelas akan dibikin seperti apa pemerintahan 2004-2009.
Para menteri yang diangkat Presiden berasal dari usulan para parpol yang duduk di Parlemen, sementara Presiden juga mesti bertindak sesuai dengan perolehan suara partainya dalam pemilu legislatif. Jadi, yang terjadi justru adalah Presidensial-Parlemen. Hubungan ini sangat merisaukan karena yang terjadi adalah sebuah pseudo, kepura-puran, semu.
Adalah wajar bila terjadi hubungan yang tegang antara pemerintah dan DPR bila hubungannya oposisional. Itu salah satu ciri negara demokrasi. Efek positif dari pola ini adalah pengawasan DPR menjadi begitu kuat terhadap kinerja pemerintahan. Efek negatifnya, pemerintahan bisa-bisa mandeg seperti di zaman Demokrasi Terpimpin gaya Soekarno.
Di mana-mana, suatu pemerintahan memang memerlukan dukungan yang kuat dari parlemen. Program pemerintahan yang kuat, jelas, tegas dan komprehensif adalah prasyarat bagi terpenuhinya persetujuan oleh DPR. Bush dan Amerika saja harus menjilat ludah kapitalismenya ketika bailout tidak disetujui oleh senat. Namun, akhirnya program itu sama-sama disetujui karena argumentasi mengenai program yang ditawarkan. Padahal, kubu yang tak setuju justru datang dari Partai Republik –di mana Bush menjadi anggotanya. Apakah Bush harus “menyiram” anggota senat yang tak setuju. Tidak. Dia justru mengandalkan dukungan Partai Demokrat yang justru menjadi lawan politiknya.
* * *
DPR memanglah institusi terkorup, namun lihatlah, program yang menyebabkan korupsi itu ada di tubuh pemerintahan. DPR tak punya kekuasaan untuk mengelola anggaran dan menelorkan program. Hal itu membuat pemerintah bak magnet bagi politisi.
Dengan kata lain, yang menyebabkan DPR itu sebagai lembaga terkorup adalah pemerintah. Jadi yang terjadi adalah hubungan simbiosis-mutualistis. Politisi tak akan membiarkan para pejabat pemerintahan lenggang kangkung menikmati program-program dan duit-duit pembangunan sendirian.
Alur itu membuat DPR dengan segala upaya akan mewarnai kabinet. Jalan untuk itu adalah fakta bahwa Presiden yang terpilih tak punya dukungan mayoritas di parlemen. SBY dan Demokrat hanya punya 7%. Sementara waktu itu Partai Golkar justru masih dikuasai Akbar Tanjung, dan bukannya Jusuf Kalla.
Karena itu, efek terburuk dari gaya pemerintahan SBY adalah tumbuh suburnya korupsi. Itu karena, hubungan pemerintah-DPR ditentukan hanya berdasarkan seimbang atau tidaknya kekuasaan di DPR. Sekali bandul tak seimbang, maka DPR akan “goyah”. Dan karena pemerintah terbelit dalam hubungan itu, pemerintah harus menyeimbangkannya kembali.
SBY menumbuhsuburkan praktek korupsi yang melibatkan DPR-pejabat pemerintah-rekanan sehingga merajalela. Dia tak punya konsep dan kemampuan untuk bersikap tegas seperti apa bentuk koalisi pemerintahan. Karena begitu rentannya koalisi itu, yang menjadi perekat sehingga relasi menjadi seimbang, adalah dengan mengikutsertakan kalangan parpol dalam program pemerintah. Itu berarti, stimulus koalisi ditegakkan dengan –kasarnya- uang.
Departemen Keuangan punya program menaikkan dana stimulus. Itu perlu persetujuan DPR. DPR akan setuju menyetujui bila ada pelicin. Bagi pemerintah, itu bukan masalah besar, toh itu sudah kesepakatan “koalisi”. Toh, kalau program tak terealisasi, pemerintah juga akan rugi dua kali. Selain akan diserang dengan buruknya kinerja perekonomian, para pejabatnya juga tak bisa menikmati keuntungan dari program itu. Jadi, ini kenikmatan bersama, alias bagaimana menikmati duit secara “bersatu”.
Sebagai anggota parpol, Abdul Hadi mustahil sendirian dalam kasus korupsi yang berasal dari dana triliunan. Ini adalah korupsi berjamaah. Di sisi lain, Indonesia memang tak patut memilih seorang Presiden yang hanya gara-gara Jusuf Kalla dan Megawati berjabat tangan, membuat seorang Presiden yang jenderal itu, langsung terbirit-birit ke toilet. Sementara, Rama Pratama tak perlulah bersumpah-sumpah membawa nama Tuhan yang suci dalam politik Indonesia yang jahiliyah ini. Hal itu hanya membuat daftar politisi busuk bertambah panjang di negeri ini. (*)
Dari awal saya memang tidak sreg dengan PAN, hanya menjelekan pihak lain doang, makanya tidak laku-laku tuk maju jadi orang no.satu… ikon partai pro-reformasi jadi buyar. wassalam…
LikeLike
Memang kalau sudah gelap mata apapun dilabrak suci ataupun kotor yang penting bisa menceburkan bersama sekalipun diatas penderitaan orang lain tak peduli. (orang tak berdosa)
Belajar dari pengalaman dari rekan2nya yang terdahulu untuk mengalihkan perhatian publik, maka menghalalkan segala cara.
Proses masih berjalan, percayakanlah ….
LikeLike
Trias politika bisa dikorop menjadi trias koruptika. Di tingkat elit, korupsi harus minimal atau mendekati trilyunan. Di tingkat daerah dan kepala instansi, korupsi harus minimal milyaran.
Jadi orang akan ketawa kalau seandainya anda sudah memagang kepala cabang tapi tetap korupsi jutaan. Kata orang anda itu “tamak”, ini mah bagian PNS kecil, tapi kalau korupsi milyaran itu baru top. Wajar. Memang bagiannya.
Ternyata “rumus” seperti ini tidak saja di dalam negeri yang mencakup PNS, politikus, birokrasi dan pejabat.
Di luar negeri, filsafat ini, malah diamalkan betul. Bahkan jangan coba-coba mengganggu gugat. Mereka bahkan siap menghajar anda siapapun itu. Di perwakilan kita di LN korupsi 1-5 milyar per proyek merupakan hal yang wajar. Lebih dari itu anda bakal dicap “koruptor” di bawah itu anda lebih jahat lagi bakal dicap tamak: karena dituduh memakan harta orang miskin, maksudnya itukan bagiannya orang kecil bawahan anda. Tidak perlulah disantap.
Di Indonesia ini tampaknya orang kaya atau miskin , intelek atau tolol, muda atau tua semuanya mempunyai perangai yang sama yakni “mupeng untuk jadi korup”. Jadi slogan “berbeda-beda tapi tetap satu jua” itu sangat diamalkan dengan khusuk.
Mungkin hal ini adalah bentuk deviasi dari Sumpah pemuda yang hampir seratus tahun yang lalu. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Kita, yang terakhir satu hobi kita…. Yakni KORUPSI.
LikeLike
wakkaak…. 😆
bisa2nya bang nirwan ini nyangkut2in rama, sinta dan rahwana ke sikon masa kini.
masin mendinglah rahwana, ada kans dapetin sinta
lah kalo sy yg notabene kawula alit gini, apapun caranya kayaknya sih ga mungkin banget2 bisa dapetin sinta 😦
LikeLike
sekali lagi ….
kekecewaan selalu datang silih berganti…..
kalok sampai si Rama Pratama yang mantan ketua BEM UI itu ternyata gak ada beda dengan Abdul hadi Djamal,….
satu kualitas dengan Al Amien Nasution,Bulyan Royan, Hamka Yamdu, dll….
maka kita tunggu laknat allah SWT kepada mereka…ato bahkan ..kepada bangsa kita ini juga?…
LikeLike
sekali tidak suka pada suatu kelompok (misalkan parpol tertentu), pasti akan terus tidak suka, apapun kebaikan yang ada pasti selalu dikritik, apalagi jika kesalahan, maka akan senang hati lah pihak yang tidak suka itu.
udah kebaca ini mah…
LikeLike
Oooohhh…, Rama yang itu… Panteeessssss…. 😀
LikeLike
@andri : jangan khawatir anda tidak sendirian, sy juga sreg … tap ….dengan pks, yg merasa paling bersih, apa-apa bilang fitnah. makanya tidak laku … reformasi-nya semu dan penuh tipuan berkedok agama. tunggu aja … runtuhnya ….
LikeLike
koreksi tulisan sblmnya :
…. sy juga tidak sreg ….
LikeLike
Hidup PAN!
PAN Menang!
Yang lain minggir!!!
LikeLike
PKS tadinya adalah partai masa depan bagi saya. Saya berencana pindah dari PAN ke PKS. Tapi melihat sepak terjangnya sejak pemilihan presiden lalu saya membatalkan rencana saya.
Lahirnya PKS setahu saya tidak lepas dari Pak Amien juga. Tapi entah kenapa PKS tega meninggalkan Pak Amien. 3 hari menjelang pemilu presiden baru ketua PKS bilang dukung Pak Amien.
Tapi sudah terlambat ….
Saya lihat saat ini PKS makin tidak karuan. Katanya partai Islam tapi diiklannya kok banyak gadis tidak berjilbab (malah ada yang berambut punk). Padahal dulu saya melihat jilbab2 mereka begitu santun dan membuat minder.
Bagi saya PKS jadi partai yang aneh.
Saya tetap pilih PAN.Biar banyak artis tapi saya tahu ini terpaksa, yaitu karena masyarakat kita belum bisa memilih orang2 yang berbobot untuk memimpin (stok orang2 pinter, professor, doktor bejibun di PAN, tapi masyarakat kita tidak mau).
Demokrasi adalah banyak2kan suara.
Dibanding partai lainpun saya lihat caleg2 PAN lebih berbobot.
LikeLike
rama oh rama (hehehe)
LikeLike
sakit hati…
LikeLike
“Saya tetap pilih PAN.Biar banyak artis tapi saya tahu ini terpaksa, yaitu karena masyarakat kita belum bisa memilih orang2 yang berbobot untuk memimpin (stok orang2 pinter, professor, doktor bejibun di PAN, tapi masyarakat kita tidak mau).
Demokrasi adalah banyak2kan suara.
Dibanding partai lainpun saya lihat caleg2 PAN lebih berbobot.”
hihihihihi…
Hari gini, jamannya Gerindra!
LikeLike
kita harus bersabar menunggu hasil penyelidikan KPK
apakah Rama betul2 terlibat..!klo betul terlibat …oooooooo pasti kubilang selamat tinggal pks (siap golput)tapi klo tdk terbukti PKS tetap yg terbaik bagiku.
LikeLike
waduh maba iyem, kynya ga bisa nunggu deh, wong nyontrengnya 9 april, sedangkan penyelidikannya bisa berbulan-bulan..
LikeLike
Alhamdulillah sekarang sy tidak jadi golput deh…
sudah ada pilihan yg direkomendasikan oleh sesorang kpd sy, dan caleg itu stelah sy telusuri lebih dalam ternyata memang masuk kualifikasi pilihan sy…
dan ternyata jg caleg tsb adalah langganan customer bapak sy, klop dah klo gt….
skrg kita bukan pilih partai, tapi pilih orang..
@Abi : sy sepakat dgn statment anda
LikeLike
wakakakakak……..terbukti aja belum kok pada rusuh and nuduh ya……wong yg sudah ketangkep masih dibela partainya wakakakakakkakak…..weis mas…..ojo lali tanggal 9 april….contreng sing bener………jangan pilih partai yg kadernya korupsi ya…..
LikeLike
Sehubungan dengan fitnah yang menimpa Anggota Fraksi PKS Rama Pratama yang mana dia dikait-kaitkan dengan kasus suap Abdul Hadi Djamal, maka yang bersangkutan memberikan bayan (penjelasan)resmi. Berikut bayan Rama Pratama agar seluruh kader, simpatisan dan masyarakat luas memahami duduk perkara dengan semestinya.
Bahwa Abdul Hadi Djamal (AHD) tertangkap tangan oleh KPK RI menerima uang suap/gratifikasi sebesar US$ 90 ribu dan Rp 54,5 juta pada tanggal 2 Maret 2009 dari pengusaha bernama Hontjo agar dapat diikursertakan dalam proyek dari dana anggaran stimulus untuk wilayah Indonesia Timur (selanjutnya disebut “Dana Stimulus”).
Kemudian AHD usai pemeriksaan di KPK memberikan keterangan kepada pers yang pada pokoknya sebagai berikut:
– Rama Pratama yang mengusulkan kenaikan Dana Stimulus dari Rp 10,2 triliun menjadi Rp 12 ,2 triliun;
– Rama Pratama ikut menghadiri pertemuan pembahasan kenaikan Dana Stimulus di Hotel Ritz Carlton yang selanjutnya ia koreksi menjadi di Hotel Four Seasons
– Mendeskreditkan PKS sebagai partai bersih.
– Ketika ditanya apakah Rama menerima uang dijawab tidak tahu tapi dia menyebutkan Jhonny Allen Marbun telah menerima uang Rp 1 milyar.
– dan lain sebagainya
Bahwa pernyataan-pernyataan AHD tersebut kemudian menjadi opini publik yang menyudutkan Rama Pratama dan Partai Keadilan Sejahtera, maka bersama ini saya sampaikan bayan sebagai berikut:
1. Perkara AHD yang saat ini diperiksa oleh KPK adalah perkara penerimaan uang suap/gratifikasi bukan perkara tentang penyimpangan atau korupsi penggunaan uang anggaran Dana Stimulus.
2. Jika dirunut ke belakang sebelum terjadinya penangkapan AHD tersebut, secara logis tentu ada pembicaraan-pembicaraan/pertemuan- pertemuan sebelumnya antara AHD, Damayanti, Staf Dephub, dan Hontjo (pengusaha) untuk mematangkan rencana haram agar Konco dapat menjadi peserta tender (“Rencana Haram Hontjo”). Dengan demikian perlu ditemukan bukti tentang apakah Rama ikut serta atau hadir dalam pertemuan-pertemuan antara AHD, Damayanti, dan Hontjo atau bukti ada keterlibatan Rama. MINIMAL KOMUNIKASI PER TELEPON kepada mereka yang membahas Rencana Haram Konco.
UNTUK ITU RAMA BERSEDIA MEMBERIKAN KESAKSIAN DI LEMBAGA PENYIDIKAN DAN PERADILAN APA PUN TENTANG KETERLIBATAN RAMA DENGAN RENCANA HARAM HONTJO TERSEBUT DAN SIAP DIKONFRONTIR.
3. Bahwa kemudian akibat ucapan-ucapan AHD melalui pers yang menyeret-nyerat Rama dan PKS ke dalam perkara suap/gratifikasi tersebut, terlanjur terbentuk opini publik di mana Rama dan PKS seolah-olah ikut andil atau terlibat dalam perkara suap/gratifikasi tersebut.
Padahal sepanjang pemberitaan yang kami kumpulkan dari berbagai media massa cetak maupun elektronik tidak ada pemberitaan hal-hal sbb:
(i) tidak ada satu pun pemberitaan yang menjelaskan tentang keterkaitan/hubungan antara dana anggaran stimulus yang dibahas di DPR dengan kasus uang suap/gratatifikasi AHD dari Hontjo.
Masyarakat agar tahu lebih rinci bahwa AHD menerima uang bukan berasal dari Dana Anggaran Stimulus, tetapi uang dari Hontjo. Dengan demikian tidak terjadi opini public yang menghubungkan Rama atau PKS dengan penggunaan Dana Anggaran Stimulus apalagi kaitannya dengan Rencana Haram Hontjo.
(ii) tidak ada pemberitaan yang mendalam antara (peran) Rama dengan uang suap/gratifikasi yang diterima oleh AHD dari Hontjo. Tetapi yang yang ada adalah AHD meminta Rama untuk beristghfar sehingga seolah- olah memaksa publik mempersepsi Rama ikut serta menikmati uang suap/gratifikasi dari Hontjo atau setidak-tidaknya menikmati hasil pelaksanaan penggunaan Dana Stimulus. Ada ruang yang disediakan pers di antara potongan-potongan ucapan tendensius AHD tersebut. Dengan adanya ruang kosong tersebut publik bisa memberikan penilaian masing-masing. Tentu hal ini sangat merugikan dan mencemarkan nama baik Rama dan PKS.
Pers juga memberitakan ucapan AHD yang menyatakan Rama sebagai inisiator kenaikan dana anggaran stimulus dari Rp 10,2 T menjadi Rp 12,2 T seolah-olah ada kepentingan pribadi Rama atau PKS dibalik usulan kenaikan anggaran tersebut. Padahal yang sebenarnya Rama mengingatkan kepada anggota panitia Anggaran Stimulus untuk tidak dengan mudah menaikan anggaran mengingat hal tersebut bisa menyebabkan defisit. ATAS HAL INI RAMA MEMPUNYAI BUKTI KUAT BERUPA NOTULENSI RAPAT. DENGAN DEMIKIAN BOHONG DAN FITNAH BESAR APA-APA YANG DIUCAPAKAN AHD.
(iii) Pemberitaan pers tampak tidak berimbang atas ucapan-ucapan AHD yang mengatakan Rama ikut dalam pertemuan-pertemuan informal Ritz Carlton tetapi di koreksi menjadi di Four Seasons dan ada bukti CCTV.
Pemberitaan-pemberitaan tersebut di atas dapat menimbulkan persepsi bahwa Rama atau PKS ikut serta / terlibat dalam pertemuan-pertemuan informal yang mematangkan Rencana Haram Hontjo atau setidaknya ikut serta dalam pelaksanaan penggunaan anggaran Dana Stimulus diluar kapasitasnya sebagai anggota DPR. RAMA SELALU HADIR DALAM RAPAT-RAPAT PEMBAHASAN DANA STIMULUS SECARA KOLEKTIF BERSAMA-SAMA DENGAN ANGGOTA DARI SEMUA FRAKSI dan tidak pernah secara parsial membahas permufakatan-permufakatan untuk mencari keuntungan dari pelaksanaan penggunanan Dana Stimulus untuk kepentingan pribadi/partai. Sehingga tidak ada hubungannya sama sekali antara Rama atau PKS dengan pelaksanaan Dana Stimulus.
JIKA MEMANG AHD INGIN MENGHUBUNG-HUBUNGKANNYA MAKA DIA HARUS MEMPUNYAI BUKTI-BUKTI SEPERTI NOTULENSI ATAU MINIMAL PERCAKAPAN TELEPON YANG MEMBUKTIKAN ADANYA KEIKUTSERTAAN/KETERLIBATAN SAYA DILUAR KAPASITAS SEBAGAI ANGGOTA DPR DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN STIMULUS. BUKAN DENGAN UCAPAN-UCAPAN TENDENSIUS KEPADA PERS TENTANG RAMA HADIR DALAM RAPAT INFORMAL DI RITZ CARLTON ATAU DI FOUR SEASONS. JIKA MENGGUNAKAN NALAR YANG SEHAT, BILA PUN SAYA HADIR DI RITZ CARLTON/FOUR SEASONS ADA DALAM REKAMAN CCTV, BELUM DAPAT MENYIMPULKAN SAYA IKUT SERTA DALAM PERKARA SUAP/GRATIFIKASI INI ATAU SETIDAK-TIDAKNYA, MENCARI KEUNTUNGAN DARI PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA STIMULUS.
SAYA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH IKUT PEMBAHASAN ATAU PERMUFAKATAN BERSAMA-SAMA DENGAN ANGGOTA DPR LAIN ATAU PIHAK-PIHAK LAIN DILUAR KAPASITAS SEBAGAI ANGGOTA DPR UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN DARI PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA STIMULUS, BAIK DI DALAM MAUPUN LUAR GEDUNG DPR.
4. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu yang juga diseret masuk ke kasus ini oleh AHD , telah menyampaikan secara lengkap tentang masalah ini. Intinya bahwa pertemuan antara perwakilan pemerintah dengan seluruh fraksi yang tergabung dalam Panitia Anggaran DPR , TIDAK ADA KAITANNYA dengan kasus tertangkap tangannya AHD. Menurut Anggito, adalah TIDAK RELEVAN mengaitkan pertemuan tersebut dengan kasus suap AHD.
5. Saya menyimpulkan dari bayan-bayan di atas bahwa ucapan-ucapan AHD tidak mempunyai dasar sama sekali apalagi bukti yang dapat menyeret-nyeret saya dan PKS kedalam perkara suap/gratifikasi yang sedang di sidik KPK. Jika memang AHD atau KPK mendapatkan bukti-bukti yang relevan dengan keterlibatan saya dalam perkara suap/gratifikasi ini atau setidak-tidaknya bukti keterlibatan diluar kapasitas saya sebagai anggota DPR mencari keuntungan dari pelaksanaan penggunaan Dana Stimulus, maka saya bersedia diperiksa dan mempertanggungjawabkannya.
6. Saat ini saya sudah didampingi Tim Pengacara dalam menghadapi kasus ini. Saya siap jika KPK akan meminta keterangan. Juga sudah siap bersaksi di pengadilan jika diperlukan nanti. Saya tegaskan bahwa saya tidak terlibat, tidak mengetahui dan tidak menerima suap terkait kasus tertangkapnya AHD.
Demikianlah Bayan ini kami uriakan untuk diketahui dan dipelajari. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.
Hormat kami,
Rama Pratama
LikeLike
mengarungi samudra kehidupan
kita ibarat para pengembara
hidup ini adalah perjuangan
tiada masa tuk berpangku tangan
setiap tetes peluh dan darah
tak akan sirna ditelan masa
segores luka di jalan ALLAH
kan menjadi saksi pengorbanan
allahu ghaayatunaa
Ar-rasuulu qudwatunaa
Al-Qur’anuu dusturunaa
Al-Jihadu sabiiluna
Al-Mautu fi sabilillah
Asma Amaanina
Allah adalah tujuan kami
Rasullah teladan kami
Al-Quran pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan juang kami
Mati dijalan Allah adalah
cita-cita kami tertinggi
BANGKITLAH NEGERIKU…HARAPAN ITU MASIH ADA
LikeLike
waduh puanjang banget nih penjelasannya……
cerpen jg kalah….
LikeLike
hei bung Jamal,ente kalau tak tahu masalah nya jangan turut campur ya,sebenarnya yang busuk itu mulut ente..
LikeLike
@anak medan
Alhamdulillah…. tp yang pasti busuk adalah buah mangga yg terlalu lama taruh dikulkas.. hehe
LikeLike
baru keliatan busuk bang nirwan berarti belum busuk hehehhehe…..kalau AHD sudah busuk itu hehehhehehe…….bagaimana kalau bang nirwan buat tulisan AHD KAder PAN yang Korupsi hehehehheehhe
to abi……wajar aja bi, PAN isinya artis semua….ngurus dua caleg kagak bisa…….bisanya berantem cuma rebutan ngomong di kampanye…….karena kagak bisa ngurus,makanye diisi artis…biar hura-hura wakakakakakkakak………..
LikeLike
ada yg kebakaran jenggot rupanya….
stay cool… dikit lah….
LikeLike
klo lu tau Mal ..? kami2 ini tak seperti yang kalian duga …kami2 ini hanya prihatin terhadap teman yang kena fitnah orang seperti AHD,
buktinya sampai sekarang tindak lanjut dari KPK tidak ada karena memang Rama tidak berbuat sekotor AHD. dan fitnah2 AHD akan menjadi bumerang pada PAN ingat itu………! tak ada pada kami mudah marah tanpa alasan ! tak ada yg kebakaran jenggot seperti yg kamu sangka ! kami dingin2 aja kok ? kami sportif Insya’ Allah, namun kami sangat prihatin melihat anda ini karena mengaku bukan orang PAN tapi membela PAN mati2an walau anda tdk mengakuinya tapi dari kata2 anda sdh jelas anda orang PAN. sayang sekali Amin Rais orang yg paling aku kagumi punya kader semacam anda ? sayang…………?
LikeLike
Semua partai banyak omong!!!
Bingung nih jadinya…
LikeLike
@jamal angry
kan sy dah bilang terlalu dini anda menilai sy sbgai simpatisan PAN, apalagi kader….?
anda salah klo sy membela AHD mati2an, yang jd sorotan adalah rama yg mengetahui prosesi kkn ini, tapi dia(rama) tidak mengakui…..
untuk AHD, dia sudah dipecat PAN, itu sudah clear, kalupun salah ya salah….. ngapain sy bela…
malahan sy melihat anda2 yg membela mati2an siRama ini, terlepas itu sy kira itu urusan KPK yang membuktikan. diskusi ini hanya semacam analisis seorang jurnalis,dan kita komentari secara bijak… ya kan? namanya jg analisis bisa benar bisa juga tidak, seperti KPK juga bisa benar bisa tidak.
apakah salah, lagi pula sy dan teman2 yg mengkritisi partai kalian juga tidak pernah memakai kata2 kotor.
so terima saja kritik kami sebagai otokritik terhadap partai kalian…
Rosul-pun dulu bila di maki2 , hina, tidak pernah membalas debgan hinaan pula. apalagi partai anda adalah partai yg berazas-kan islam, jd harusnya lebih mengerti..
so… stay cool lebih sedikit lah….
LikeLike
cool dikit ya mal ? gak usah banyak2 hehe
LikeLike
kl sy orang DPP PAN, sy akan gampang menjawab ini: AHD belum terbukti di pengadilan bukan? (ah bang nirwan bisa aja,masa sudah ketahuan terima uang sogokan masih dibilang belum terbukti hihihihii)…weis mas jamal angry…..kan mas jamal smile sudah mengakui bahwa dia sakit hati dengan PKS karena mendukung amin rais 2 hari sebelum pilpres……maklumin saja:D
LikeLike
@jamalsmile & @ eka
mas jamalangry sudah mengakui memang pks melakukan hal yang “tidak bisa dihindari” pada pemilu 2004… (di topik sebelah) … jadi cool y g banyak aja …. sudah tahu kan sekarang kayak apa pks itu …
wajar saja kata2 pks’ser yg baru ikut pemilu 2004.. hihihi merasa paling benar… niat dakwahnya keliru .. eee.. mbelainnya asal ngomong.
@eka :
kalo undangan pengajian pilih2 orang itu pengajian apa ya ? dakwah apa namanya ?
“puisi” yg anda tulis diatas jadi aneh .. hihihi
LikeLike
@jamalsmile: ada yg ngaku-ngaku nih “sayang sekali Amin Rais orang yg paling aku kagumi punya kader semacam anda ? sayang…………?..”
bilang aja lawan politik ga usah pura pura ….
pandainya pks berpura-pura …
LikeLike
@mataraman….
ah bisa aja, sepertinya terlampau banyak asumsi.Tolong sebutkan tempatnya dimana,orangnya siapa…jadi semua jelas….jangan mengambang gitu….seperti politisi saja….oh ya itu bukan pusis loh hehheehhe….sepertinya anda termasuk orang yg takut ISLAM semakin besar Di Indonesia…….hihihihi….
LikeLike
@Mataraman itu mah taunya cuman kejelekan orang lain aja, dia itu tak menyebutkan dari Partai mana, tapi bila ada partai lain sedikit menonjol gitu aja langsung dikritik habis2an jadi intinya dialah yang paling benar..! kalau perlu dia menjelekan semua partai dengan kelemahannya masing2. nah…penjelasan terakhir dia ingin mengadu domba partai2 yg tdk disukai, lantas kelompoknyalah yang paling diuntungkan..?, karena kelompok lain dah dibuatnya kacau !?, tapi jangan kawatir hanya seorang pemikiran selevel Mataraman nggak ada apa2nya.
LikeLike
yang banyak ditiru adalah kisah cintanya…
LikeLike
takut salah mo koment tentang partai.. hehe
LikeLike
sabar,,, sabar,,,
ada ketawanya donk….
hahahahaa
LikeLike