Kalau Jusuf Kalla dan Hidayat Nur Wahid kawin, siapa yang mau beli? Jawaban yang paling riil ya, para pemilih Golkar dan PKS. Bener gak sih …
Ya, sudah benarlah itu, tapi yang jadi masalah, apakah suaranya bulat atau tidak. Begini. Hingga sekarang, di Partai Golkar sendiri, ada pertarungan antara Sultan + Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla sendiri. Ini terus berkelahi. Nah, kuatnya niat JK maju ke pentas pilpres gara-gara ditodong oleh “seluruh” DPD. Ini sudah jadi fakta sejarah, jadi jangan lupakan faktor ini. Masalahnya, apakah kemudian JK akan didukung oleh DPD-DPD?
Jawaban pastinya sih ada di Rapimnas pasca pemilihan legislatif nanti. Walau, orang-orang JK saat ini terus berkampanye kalau Rapimnas itu nantinya sebenarnya hanya ajang untuk memformalisasi ke-capres-an JK. Tapi, itu ‘kan kata pendukung Kalla. Kalaupun ada orang-orang non JK yang bilang itu, yang patut dilihat adalah “senyum”-nya pasca mengeluarkan komentar itu. Saya tak perlu lagi bilang siapa orang JK, siapa yang bukan. Itu urusan Andalah untuk mencari tahu.
Saya kira, skenario para politisi Golkar sudah gol di tahap pertama; agar Golkar mencalonkan diri dalam pentas Pilpres. Selama ini –seperti yang sudah saya tulis sebelumnya- titik fokus utama memang pada sikap JK soal apakah Golkar akan mencalonkan Presiden atau tidak. Semua masih serba ragu-ragu. Apapun kata Akbar Tanjung, kata Agung Laksono, kata Surya Paloh, kata Sultan di luar sana, tetap saja putusan ada di tangan Ketua Umum formil, JK. Jadi, semua menunggu. Dan, lantas keluarlah statemen dari bibir JK.
Nah pertanyaannya apakah Golkar akan mencalonkan JK? Itu yang belum tentu. Dengan keberhasilan skenario pertama ini, tentu saja, merupakan kabar yang sangat-sangat menggembirakan bagi kubu Akbar (plus Sultan) untuk bermain total di Rapimnas. Itu karena, mereka kini punya kesempatan untuk maju dalam pentas nan menggiurkan itu; Presiden dari Golkar.
Seberapa besar peluang mereka? Ah, itu hitungan nanti. Yang penting, pintu untuk itu sudah terbuka lebar. Jadi, Rapimnas nantinya akan menjadi ajang “konvensi” juga.
Lho bukankah DPD-DPD sudah mendukung JK? Iya benar. Tapi itu justru untuk mendesak agar pintu untuk kepresidenan Golkar yang selama ini ditutup rapat-rapat oleh JK (dan SBY, plus PDIP), dibuka lebar-lebar. Sudah berapa kali saya bilang, untuk melihat Golkar ini, lihat filosofinya; kekaryaan! Lihatlah gaya Surya Paloh menekankan ini pada pertemuan tingkat pimpinan Golkar kemarin; berapi-api betul. “Golkar adalah partai kekaryaan, yang akan terus bekerja!” kata dia.
Dari filosofi ini, maka kalaulah pintu kepresidenan Golkar tertutup, otomatis, tertutup jugalah ladang pekerjaan dari DPD-DPD itu. DPD tak mau itu. Mereka mau “bekerja”. Kalau ada pekerjaan, tentu ‘kan ada upah yang masuk sebagai hasil jerih payah dan keringat mereka. Nah, untuk itu harus ada “penghargaan”.
Anda harus hitung juga, berapa dana yang beredar ketika konvensi Golkar 2004 kemarin. Karena konvensi itu sampai ke DPD tingkat II, maka biaya untuk mengongkosi seluruh DPD itu luar biasa besarnya. JK tahu itu, dia pengusaha, tak mau rugi. Makanya, dia sampai kapanpun tak akan mau mengadakan konvensi karena dia pasti tahu harus berapa duit yang mesti dikeluarkannya. Kalau konvensi kan, berarti setiap DPD mesti dibayar, untuk memilih siapa. Lho, memang benarlah ada pilihan “ideologis” atau interest. Tapi tetap saja, tidak ada yang gratis dalam politik. Nah, kalau di 2004 saja (menurut bisik-bisik) setiap DPD kebagian Rp 100 juta, berapa pula dana yang harus dikeluarkan 2009? Tahun tinggi, pasaran makin tinggi, Bung!
Makanya, permainan tahap kedua ya, sebelum dan saat Rapimnas nanti. Rapimnas itu kan dihadiri oleh seluruh DPD. Ini orang-orang DPD mesti diongkosi, dikasih jajan, dan mesti diberi oleh-oleh untuk dibawa pulang. DPD yang memainkan ini semua. Mereka-mereka ini politisi ulung dan tak akan melewatkan pentas Presiden yang menggiurkan itu begitu saja. Karena kalau Golkar sebagai partai sampai tak mencalonkan Presiden, uang itu akan hangus. Siapa yang mau? Hahahaha… itu pikiran politisi, Bung!
Jadi, kalau saya kira sih, si JK ini sudah kena “mainkan” sama politisi di Golkar. Dulu, dia kan gak perlu keluar duit banyak untuk membiayai konvensi. Dia nebeng ke SBY, dan melimpah-limpahlah duit kampanye SBY-JK. Yang justru “bangkrut” ya Wiranto. Eh, gak mau lagi la dia ngongkosi Golkar. Udah duit habis, gak menang pulak, hahahaha…politisi Golkar memang jempolan brur…
Itulah salah satu alasan mengapa di 2004, Golkar bisa menjadi partai pemenang pemilu tapi tidak di Pilpres. Ambil duitnya, jangan pilih orangnya!
Pan sudah saya bilang, siapapun Presidennya, Golkar itu tak peduli; yang penting mereka harus dapat pekerjaan, mereka harus berkarya!
Dan Hidayat? Halah, halah … males deh ngebahas ini orang. Dia kan orang shari’ah, jadi urusannya ya ‘gak jauh-jauh dari ngurus-ngurus fatwa golput via MUI. Ya, cuman, segitu thok. Soal politik, dia mesti les privat lagi sama Obama. Golkar sama PKS, ya, sama saja moralnya, sama-sama kuning, sama-sama hitam, kayak logonya itu ‘lah. Bedanya mungkin janggut PKS lebih tebal dari kumis Golkar.
So, siap-siaplah JK untuk dikuras duitnya… Weleh-weleh, negeriku, negeriku… bangsaku.. tanah airku, tanah tumpah darahku ….
eng…. kayaknya kita terakhir jadi penonton saja (benarkah?)
LikeLike
“kalau jadi penonton, keuntungannya cuman satu, bisa memaki-maki sepuas-puasnya.”
Mari kita memaki-maki bersama-sama!
Cape deh! Hehehe…
LikeLike
sama2 bro …
——————————
http://skripsi-indonesia.com
Temen2, kalo mao pasang iklan
di http://iklandaniklan.co.cc
LikeLike
Ya, namanya Golkar (Golongan Karut-marut), hehehe. Dalam politik, nggak ada ‘low cost carrier’, semuanya ‘high cost carrier’. Saya kira SBY dan tim suksesnya sdh menghitung, seberapa kuat JK mau mengongkosi DPD-DPD itu. Buntutnya, ya, gabung maning sama SBY….
LikeLike
Kedewasaan PKS walau masih muda usia tapi sedia menjembatai partai2 besar melalui ikatan tali silahturahmi guna mewujudkan pemilu yang aman dan damai.
Tidak adanya gejolak adalah merupakan kehendak/harapan dari proses demokrasi NKRI.
Amiin……………..
LikeLike
lha sapa bilang Penonton bukan kerja? 😀 kerjaan penonton adalah membeli tiket, menonton, dan beri commentar, pentas hanyalah untuk para pemain yang kita suka, ntah damai, rusuh, terharu, penonton hanya bisa membawa pulang perasaan sahaja kayaknya.. para pemain yang untung, entah menjadi lebih kya ato bangkrut… tapi bagi aku kita masih menjadi penonton sih…. pemilu hanyalah sebuah tiket untuk para pelakon baru..
LikeLike
Saya mengenal baik Amien Rais, saya bersimpatik padanya. Jangan bantah saya!
Kamu mengenal baik Hidayat Nur Wahid. Kamu mengatakan beliau begitu bersahaja dan amanah. Saya tidak bisa membantah kamu!
Mereka mengenal baik SBY, mereka bilang SBY itu bagus sekali, pandai menempatkan diri dalam berbagai situasi. Saya pun tidak bisa membantah mereka.
Kalian mengenal baik Megawati. Kalian bilang Mega itu berkharisma dan sangat peduli wong cilik. Walau saya tidak sepakat, tapi saya tidak bisa membantah kalian akan pendapat tersebut.
Dia bilang Gus Dur itu panutan, guru bangsa yang menjadi contoh. Saya pun tidak bisa membantah pendirian dia. Andai saya ada di posisi dia, mungkin atau pastinya saya pun akan membela mati-matian Gus Dur.
Seseorang bilang Soeharto itu idolanya, dia tidak mengerti demokrasi. Hanya tahu sembako murah, swasembada pangan, negara aman. Dia pun mencintainya. Saya pun tidak bisa membantahnya.
Anda berkata, Habieb Rizieq Shihab itu pejuang kebenaran, amar maruf nahyi munkar, saya pun hanya mengamini, tak bisa membantah Anda yang begitu yakin dengan argumentasi Anda.
Dia, mereka, seseorang, kalian bilang Hamengkubuwono, Yusril, Prabowo, Amelia Ahmad Yani, Meuthia Hatta, begini dan begitu, membela mati-matian… Saya pun tersenyum, tak bisa membantahnya karena kalian sudah mengenal mereka dan begitu simpatik pada mereka.
Dan…
Kadang timbul pertanyaan sedikit filosofis, oh dunia memang penuh warna, keberagaman, masing-masing dengan keyakinan dan idolanya. Maka saya pun jadi termenung, tak bisa mengendalikan apa kata orang, apa pilihan orang, cukuplah saya berbuat apa yang saya mampu untuk bangsa ini, walaupun hanya sedikit…
Salam.
LikeLike
Subhanallah…akhirnya PKS mendapat jalan untuk naik. Ganyang terus.. kekuasaan di tangan kita! Peduli amat melacurkan diri, pokoknya hidup PKS!
Allahuakbar!
LikeLike
saya sih cuma kasih tahun kalau kita ribut dan berkomentar gak maju2 karena hanya seperti penonton bola.
LikeLike
PKS berjalan mundur kalee…….hhehe
LikeLike
Maju atau mundur,
Aku nggak ada urusan sama PKS,
Ngapain diributkan! Heran gw…
LikeLike
“saya kira yang haq dan yg batil itu tak sulit untuk diketahui. Kecuali, yg haq dan yg batil itu sudah dicampur-campurkan, atau malah tertutup hatinya. Jangan pesimis dong, adopsilah Muhammad. Dia mafhum, kl orang yg menyembah berhala itu, salah dan bodoh. Eh kemudian, orang yang salah dan bodoh itu, menyadari kesalahan dan kebodohannya. Muhammad pun tersenyum. Kan sudah disebut, maka adakanlah segolongan dari kamu yang menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran. Yang mungkar dan yg ma’ruf pasti ketahuan. Fastabiq al-khairat, berlomba-lombalah menuju kebaikan, tebarkan kasih sayang di muka bumi. Sampaikanlah, sampaikanlah walau hanya satu ayat.”
MASALAHNYA, SEMUA KITA MERASA YANG PALING BENAR!!!
LikeLike
amiennnnnnn raislah… boleh kang
LikeLike
Jadi ini to yang diributkan selama ini oleh kader OKS dengan tema MENCARI FIGUR CAPRES USIA MUDA?
Ah Ah Ah. Dasar…………………..
LikeLike
Jadi ini to yang diributkan selama ini oleh kader PKS dengan tema MENCARI FIGUR CAPRES USIA MUDA?
Ah Ah Ah. Dasar…………………..
LikeLike
namanya juga politik
banyak konflik kepentingan dan adu manuver plus strategi
kalau kita terjun langsung ke gelanggang
niscaya kita pun akan terjebur juga…
antara idealisme dan realita menjadi dilematis
hahaha…
LikeLike
gimana nih bang nirwan Abdul hadi dari PAN ketangkap kpk
bisa berabe dong PAN….?
LikeLike
detik.com, abdul hadi djamal resmi dipecat oleh PAN.. mengisyaratkan tindakan tepat dan tidak pilih kasih….
LikeLike
bang nirwan perkenankan sy berbagi cerita : pada rentang tahun 2001-2004 sy aktif di KAMMI, pada saat itu sy sering mengikuti kajian2-nya, dan pada saat itu pula pola pikir sy terbentuk untuk membenci soeharto dgn golkarnya.
pada saat ini terkaget-kaget sy melihat PKS yang mayoritas alumni dari KAMMI sekaligus cikal bakal terbentuknya PK pada era 1998-1999, sekarang sudah tidak malu – malu lagi untuk berkoalisi dengan partai orde baru ini, memang dalam politik tidak ada salahnya berkoalisi dengan partai manapun, tetapi yg saya lihat PKS sekarang secara langsung dan sadar menjual dirinya ( idealisme partai ) hanya karena sebuah kekuasaan.
memang benar yg dikatakan bang nirwan pada tulisan sebelumnya, bahwa PKS tidaklah jauh berbeda dengan Partai Islam lainnya. yg hanya berorientasi kekuasaan belaka.
satu kalimat yang pantas buat PKS saat ini ” Innalillahi Wainnailaihi Rooji’un ”
LikeLike
Oooh… dunia penuh dengan sandiwara…
Beragam… semua menjalani episodenya…
LikeLike
@ Jamalsmile
tu……kan …….liat……….
Selalu aja PKS……. coba gali dikit dong..! adakah kebenaran pada PKS ?
liat ada baiknya nggak..? masak selalu salah..aja sih..!
badingkan pula dgn partai lainnya ?
LikeLike
ya maklum lah, namanya jg sy masih awam.
anggap saja coment sy otokritik bagi partai yang anda yakini sebagai pilihan anda.
lagi pula otokritik ini ditujukan bagi PKS sebagai institusi partai, bukan anda ( simpatisan )
jadi fine-fine aja lah…
LikeLike
Ya sy memang simpatisan kalo sy kader nggak mungkin kata2 sekasar ini….hehe
tapi kan walau sy nggak suka sama yg lain ya nggak terlalu gitu loooh…….bang Jamal yg selalu smile…..hihihihihihihi
setau sy para kader PKS baik2 ga ada yg merokok, taad2 beragama dan sangat santun pada masyarakat bahkan mungkin pandai menabung, bantu ibu cuci piring
dll………hahaha. tapi bukan berarti aku mengolok perokok lo ? kalo aku ngatain perokok wah…….ntar bisa-bisa didelet sama yg punya Blok…..hahahaha
ya…. mudah2an kritik anda ini menjadikan koreksi pada kader2 PKS yg notabene banyak kesalahan ….itu pasti…!
LikeLike
kl di tawarin ..,,
gue mau jadi caleg buat PKS ….
LikeLike
pokoe forzza milan, maju terus pks aku selalu mendukungmu
LikeLike
politics is always unpredictable, judul ini cepat usang karena sekarang seharusnya, “Duh, akrabnya JK-Megawati”
LikeLike
Perimbangan dari Prediksi Kemenangan mutlak PKS, membuat partai2 besar kelabakan strategi berkoalisi adalah untuk mengantisipasi lajunya PKS yang semakin kencang bahkan dapat menerobos keberbagai elemen masyarakat/lokasi.(dapat diterima)
Kekalapan partai besar mengupayakan berbagai strategi yang dijalankan tapi respon masih lemah2 juga, merancang akhir strategi adalah uang diakhir masa kampanye yang dianggap ampuh, karena melihat fenomena di masyararakat sekarang sebagian besar adalah suara dapat ditukar dengan uang.
Ambil uangnya dan ucapkan TERIMA KASIH, tidak usah menjadi beban atau tanggung jawab ataupun takut bersalah dan tidak akan ditagih lagi atau dimaki, karena semua ini adalah proses demokrasi.
Pilihlah yang benar2 untuk kepentingan rakyatnya (sidik,amanah,peduli,jujur,profesional) jangan hanya dengan sedikit uang jadi menderita selama 5 tahun. atau memilih karena sanak famili yang wacana partainya sudah terukur tidak mungkin mencapai/memperoleh suara sebanyak 2,5 % atau 4,3 jt karena akan sia2 saja, dari jumlah yang sekian banyaknya suaranya akan di Anolir habis. (Aturan telah dibakukan)
Besar harapan pemilu yang akan datang partainya tidak lebih dari 5 partai saja. (tidak perlu ngoyo).
LikeLike
Wah kalo PKS makin besar prediksi tukang ngarang bisa nggak cocok nih………!
Padahal PKS kan masih kelas walter katanya
sulit untuk naik kelas berat..
tapi kayaknya bisa masuk 5 besar…
ya mudah2an kalo semakin besar jangan membuat kepala jadi besar , tapi iman yang makin kuat
LikeLike
mari kita buktikan apakah survei-survei lsi…
berbanding lurus dgn hasil pemilu nanti…..
LikeLike
kita berhimpun dalam barisan
dengarkan suara hati nurani
agar negeri ini berkeadilan
Indonesia maju bukan hanya mimpi
partai keadilan sejahtera
maju terus tanpa kenal lelah
Kibarkan tinggi panji Allah
Bangun Indonesia penuh berkah
kita berhimpun dalam barisan
dengarkan suara hati nurani
lahirkan pemimpin adil sejati
yang cinta dan negeri ini
Kibarkan tinggi panji Allah
Bangun Indonesia penuh berkah
BANGKITLAH NEGERIKU
HARAPAN ITU MASIH ADA
BERJUANGLAH BANGSAKU
JALAN ITU MASIH TERBENTANG
JAYALAH NEGERIKU INDONESIA YANG PENUH BERKAH
LikeLike
@Eka
Iramanya apa neeh ! slo rock, kroncong, ato dangdut
hehehe
Okey Maju terus PKS……
LikeLike
aliran heavy metal bos hihihihhi…..
LikeLike
@ jamal angry
yg namanya simpatisan dan kader di pks adalah sama saja. dimunculkan begitu supaya apabila ada kesalahan dikit ucapannya maka pembelaan yang akan dimajukan adalah : “sy ini hanya simpatisan, wajar dong ….jadi maaf-maaf …”
ya itulah politik … semua yg sudah bercampur politik berkecenderungan untuk hilang idealisme… termasuk dakwahnya. itu sudah terbukti …
LikeLike
@ Mataraman
Trima Kasih saudaraku apapun yang anda katakan kepada kami saya anggap itu adalah hal yang positif bagi kami dan akan kami perbaiki.
kami mohon maaf apabila sebelum ini kami mungkin selalu berkomentar kurang mengenakan pada kawan2 kami disini. trima kasih kritikannya.
tetap semangat. salam untuk anda.
LikeLike