Cespleng…itu ada di kepala saya ketika singgah di blog salah seorang senior saya, Mayjen Simanungkalit. Bang Mayjen bikin berita yang menyentuh soal salah satu tipikal paling dasar dari orang Batak, yaitu “main keroyok bukan watak orang batak.”
No excuse lagi, sudah benarlah itu. Watak orang Batak dari dulu itu, ya, lugas, tanpa tedeng aling-aling, ‘gak banyak basa-basi, langsung ke inti persoalan. Kalau dia tidak senang, dia akan bilang, ‘gak disimpen-simpen. Kalau cari persoalan, atau sudah berani nyentuh, ya langsung saja, minimal tampar. Dan itu semua dengan “maen tunggal”, ‘gak ngajak-ngajak orang alias keroyokan.
Marlon Purba itu orang PDI Perjuangan. Politisi ini “bandel” dan ciri khasnya, kalau “berkelahi” ya sendiri aja. Dia pernah terlibat konflik sama gubernur Sumut waktu itu, Rudolf M Pardede. Padahal, mereka ini dulu sama-sama satu partai, sama-sama satu agama pula. Dan yang patut diacungi jempol dari Marlon adalah dia ‘gak pake keroyokan, maju sendiri melawan Rudolf. Menang kalah urusan belakang.
Yang demo Provinsi Tapanuli (Protap), ngeroyok dan membunuh kemaren? Ya, jelas bukan orang Batak. Itu teroris barbar!
Ini postingan beritanya.
Main Keroyok Bukan Watak Orang Batak
Medan(Lapan Anam)
Ketua Partai Demokrasi Pembaharuan (PKP) Sumut, Marlon Purba,Sm.Hk, mengatakan tindakan yang dipertontonkan oknum-oknum menamakan diri pendukung Provinsi Tapanuli (Protap), dalam demo maut Tragedi 3 Pebruari 2009 bukan karakteristik orang Tapanuli/Batak.“Anarkis dan main keroyok seperti dipertontonkan pendukung Protap yang berbuntut tewasnya Ketua DPRD Sumut Drs H Abdul Azis Angkat MSP, bukan personifikasi watak orang Batak/Tapanuli”, katanya di Medan, Jumat (6/2).Kata dia, demo di DPRD Sumut yang berlangsung anarkis hanyalah oknum-oknum yang memanfaatkan isu Protap untuk kepentingan pribadi dan politik. Mereka nyata-nyata telah meluluh lantakan demokrasi, menginjak-nginjak hukum, menghancurkan gedung DPRD Sumut bahkan menghilangkan nyawa orang lain.
“Dalam hal ini rakyat telah diprovokasi, rakyat dikorbankan untuk kepentingan yang tidak jelas kemana arahnya,”pungkas Marlon Purba.
Dia mengatakan, sebagai Negara hukum yang memiliki aturan-aturan hukum yang harus dipatuhi oleh setiap warga Negara, semua warga Indonesia sama di depan hukum dan tidak ada yang kebal dengan hukum.
Karenanya, Kapoldasu sebagai pemimpin tertinggi dan penanaggung jawab penegakan hokum di Sumut seharusnya mampu memberikan perlindungan keamanan dan hukum kepada setiap warga Sumut, terlebih kepada wakil rakyat yang melaksanakan tugas didalam gedung DPRD Sumut.
Namun kenyataannya, Kapoldasu beserta jajarannya tidak memiliki tanggung jawab dan lalai, mengakibatkan terjadinya peristiwa pembunuhan ketua DPRD Sumut yang mengatasnamakan pendukung Protap
Seharusnya Kapoldasu dan jajarannya mampu mendeteksi kejadian tersebut sejak dini. Karena secara terbuka oknum-oknum yang mengatasnamakan panitia Protap dan penggagas Protap, telah melakaukan kegiatan provokasi terhadap amarah rakyat dengan berbagai pernyataan di Harian SIB.
Fakta dilapangan telah mencerminkan bahwa pengamanan yang dilakukan aparat polisi pada saat itu memang sangat minim. Pantas diduga sepertinya ada peran terselubung dalam penghancuran gedung DPRD dan pembunuhan Ketua DPRD Sumut.
Terkait itu, Marlon Purba mengutif kata bijak Jenderal Napoleon Bonaparte dari Perancis mengatakan, “tidak ada seorangpun prajurit yang dimintai pertanggung-jawabannya tetapi seorang jenderal lah yang harus bertanggung jawab.”
Pada kesempatan ini Marlon Purba menghimbau kepada masyarakat Sumut untuk dapat menahan emosi. Mari menjaga keamanan dan kekondusifan daerah ini demi terwujudnya persatuan dan kesatuan.
Namun terpenting kata dia adalah penegakan hukum tanpa terkecuali, baik bagi actor intelektualnya maupun eksekutor demo maut di DPRD Sumut. Tragedia 3 Pebruari itu harus dituntaskan, sehingga publik tahu bahwa masih ada arti dan manfaat hukum bagi masyarakat.***
Dasar, bikin malu orang Batak aja!
Saya pertama kali membaca berita tragis ini juga di blog bung Mayjen Simanungkalit. Pukul 11.00 berita pengepungan,penyanderaan sudah diposting di Media86.blogspot.com. Beberapa menit kemudian postingan Azis Angkat meninggal dikeroyok massa protap. Jendral kita ini sepertinya berada dilokasi kejadian, sebab sangat detil menjelaskan kronologisnya hingga titik akhir tewasnya Azis Angkat.
Saya ikuti terus dan benar menit berikutnya ada propil “Azis Angkat Politisi Berhati Lembut”.
Saya salut buat bung Mayjen Simanungkalit yang cepat memposting kasus ini. Sore harinya saya lihat di TV, duhh, tokoh Golkar itu tewas dikeroyok. Padahal setahu saya juga Batak itu jantan,tak pernah main keroyok. Kok untuk membunuh Azis orang Tapanuli harus terjunkan ribuan orang. Pasti ada tangan-tangan lain dibalik kasus ini.
LikeLike
Saya prihatin dengan kasus menimpa Azis Angkat. Pertama saya baca laporan bung Mayjen Simanungkalit di situs berita http://www.kabarindonesia.com, bahwa Azis tewas dipukuli massa pendukung Protap. Kok orang batak main keroyok, pie toh ?
Saya kebetulan sedang di Bangkok bersama rombongan, tapi berkat blog rekan saya di Medan kasus ini dapat kami ikuti. Ini potret buram demokrasi Indonesia. Saya setuju dengan abang Nirwan, orang Batak itu tidak suka main keroyok. Jadi yang demo kemarin bukan orang Batak, tapi setan jahanam bermuka Batak. Dalangnya jelas orang Batak yang berambisi jadi Gubernur Tapanuli. Lihatlah seperti ditulis Bung Mayjen Simanungkalit, ternyata jauh sebelumnya Chandra panggabean sudah siapkan ratusan hektare lahan di Silangit Tapanuli untuk lokasi perkantoran.
LikeLike
ngapain pula Bung Kuswara ini
di Bangkok, kemarin baru ketemu saya
di DPRD Sumut…..hehehehe
setahuku kalau Batak
bermarga Panjaitan, Manungkalit,
dan Ujung, selalu tak mau
main keroyok…kl mark-up
mungkin masih mau lah….hihihi
LikeLike
Bung Mike, saya belum pernah ke Medan. Kapan-kapan aja loyor kesana.Salam untuk semua.
Hermano S Kuswara
(Konsultan Konstruksi IT)
Alumni Elektro Univ Trisakti (Elektro 64)
Email saya :usakti@ibm.net
LikeLike
Marlon Purba itu orang PDI Perjuangan. Bukan lagi, PDP sekarang, PDP. Ya PDP bukan lagi PDIP. Kenapa pindah? Ya tanya Marlon saja atau langsung Megawaty “Diam” Soekarnoputri
LikeLike
Ai holan i do na binotona. Dirimpu molo sai gogo sorana gabe mabiar halak.
LikeLike
Djihin ini pendukung Rudolf anti Marlon. Namanya pun Jin,bukan orang.
LikeLike
Dasar kampungan…!!!
Bikin malu orang batak aja!!!
LikeLike
Nih ada plesetan terhadap org batak, yang sebagian warga Sumut tahu;
– Kalau sendiri, dia cari teman
– Kalau berdua, main catur
– Kalau bertiga, main gitar n marende
– Kalau berempat, minum tuak
– Kalau lebih dari empat, buat rusuh
LikeLike
namanya jg demo bang. ya rame2 lah..klu sendiri2 namanya apa ya? ngedumel kale.
ada kawan dari etnis bukan batak, bilang gini: jangan berjanji ke orang batak klu gak bisa ditepati. bisa letoy kamu dibikin. apalagi klu janji itu sudah bertahun-tahun dan karatan…tidur malammu pun bisa gak nyenyak.
LikeLike
Batak, dalam terminology yang original, ah, kalian pasti gak ingin tahu. Ya. Sungguh kawan. Orang govlok2 itu azza
LikeLike
secara umum, orang batak kalau dikasih janji, diingatnya terus itu, ditagih terus…tiap sebentar ditagihnya. nyesal pula yg kasih janji udah berjanji karna udah berlebihan cara nagihnya.
yg paling heboh janji golkar 2004 itu lah bang..masak abang gak ingat.
LikeLike
sabar kau ucok, tenang saja kau disitu. oppung tak bisa mereka tangkap. oppung main catur di Singapura, biarklan mahasiswa bodoh itu masuk sel. biasa itu dalam perjuangan. hidup Protap.
LikeLike
jangan lagi banyak komentar, kalia sudah terjepit. seharusnya oppung tak emancing emosi orang lain. menyerah saja, pulang ke Medan lapor ke Polda. oppung kan tokoh kami orang Batak, mas takbertanggungjawab ?
LikeLike
Ada yang bilang GM Panggabean itu “Kajol”
Kajol bukan bintang cantik bollywood itu lho…Tapi, “Karibo Jogal”, ha ha ha
LikeLike
siapa bilang orang batak tidak maen keroyok?????!!! saya sdh tiga kali berantam dgn org bataak, semuanya mereka maen keroyok. tertera jelas di marga mereka bahwa mereka org batak bukan org karo. dasar pengecut!!! nga ad di dunia yg tahu ad ras bataak yg di anggap punya jiwa ksatria!!! klo pun ad itu hanya kalian saja org batak yg membesar2kan!!! lain dgn saya, dri darah dan ras saya tdk perlu di buktikan lagi!!! lg pula mana mungkin seorang bataak bisa melawan seorang singh!!!
LikeLike
maen keroyok juga woi!!!
LikeLike