Mem-Buwono-kan Mega


Mem-Buwono-kan Mega sejalur artinya dengan “membumikan” Megawati. Tapi, Golkar memang luar biasa!

* * *

Megawati Soekarnoputri dan Sultan Hamengkubuwono X, konon, telah dikawinkan oleh Taufik Kemas, suaminya si juragan PDI Perjuangan itu. Seberapa besar kemungkinan mereka akan meraup suara di Pemilu 2009 mendatang. Jawabnya: cukup dan sangat besar.

Suara mereka akan “cukup besar” kalau Sultan dikeluarkan oleh Partai Golkar, sama seperti kasus di Sumatera Utara, ketika sesepuh Golkar Sumut, Abdul Wahab Dalimunthe dipecat oleh DPP Golkar karena mencalonkan diri sebagai gubernur Sumatera Utara 2008 lalu. Terasa tak adil memang, karena dulu pada Pilpres 2004, Yusuf Kalla justru maju bukan dari perahu Golkar, tapi justru bergandeng tangan dengan Soesilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokratnya. Tapi itulah real politik. Tidak dipecatnya Jusuf Kalla oleh Akbar Tanjung dan Wiranto dulu karena lari dari haluan Partai Golkar, adalah keblingeran politik yang akan selalu disesal-sesali seumur hidup mereka. Mereka berdua kini gigit jari, karena kepengurusan Golkar kemudian dikuasai oleh Yusuf Kalla.

Cukup besar karena dipastikan Hidayat Nur Wahid pun akan gigit jari, karena ternyata Mega sama sekali tak tertarik bergandengan tangan dengan dirinya. Kubu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dipastikan akan tumbang karena tidak punya perahu lagi di Pilpres 2009. Mereka terpaksa mengais-ngais ke partai-partai lain. Itu karena tidak ada satupun tokoh di partai ini yang layak jual. Karena ketiadaan itulah, gerakan PKS dalam Pilpres (dan juga pilkada) adalah dengan cara “mendompleng” partai-partai lain yang telah lebih dulu kukuh di ketokohan. Masalah kedua jelas menghunjuk pada ketiadaan duit di pentas yang sarat dengan gelimangan duit, pentas kepresidenan. Level presiden bukan lagi kelasnya pemilihan pilkada, karena itulah pentas utama yang menyedot energi politik di Indonesia ini. Jadi, adalah wajar bila PKS nantinya akan “menjual” suaranya kepada kubu-kubu politik yang kedapatan peran di pilpres. Maka etalase politik di Pilpres 2004 lalu, ketika PKS mensyaratkan adanya jatah mereka di kabinet, akan diulangi. Tapi, asumsi ini hanya berlaku bila Sultan secara resmi sudah dikawinkan oleh PDIP.

Namun, suara Mega-Buwono akan menjadi “sangat besar”, seandainya Sultan berposisi sebagai “wakilnya” Golkar dalam pentas Pilpres 2009. Hal itu tak akan menurunkan level politik Golkar di pentas Pilpres dan perpolitikan Indonesia, karena toh mereka sudah punya “konvensi” di Pilpres 2004 lalu kala Yusuf Kalla berbuat hal yang sama. Maka, kalau posisi Sultan adalah wakilnya Golkar dalam pentas Pilpres, situasinya akan sama dengan posisi SBY-JK di pilpres 2004: menang. Namun, dengan satu catatan penting, suaranya akan jauh lebih besar dari perolehan suara SBY-JK, karena kali ini Golkar dan PDIP telah bergandeng tangan. Hingga detik ini, riil politik menunjukkan kalau PDIP dan Golkar-lah sebagai pemilik sejati dari lapangan politik Indonesia. Jangan bantah argumen ini, karena Anda nanti ditertawakan orang.

SBY dengan segala cara akan menghempang perkawinan ini. Dia akan merasa lebih pasti bisa memenangkan Pilpres, bila saja Mega kawin dengan Hidayat. Karena Golkar sama sekali tak punya kepentingan apapun di paket yang kedua ini. Prestasinya ketika merusak suara Golkar di Pilpres 2004 yang mengakibatkan kekalahan Wiranto adalah hal untuk melihat itu. SBY-JK kompak betul, sehingga Golkar pun harus terbelah suaranya. Namun, dari perolehan suara itu juga, kita bisa melihat keperkasaan Golkar di politik tanah air. Sudah dirusak pun suaranya, Wiranto ‘toh tetap nangkring di urutan ketiga Pilpres 2004 dengan suara yang tak jauh beda dengan SBY-JK dan Mega-Hasyim Muzadi. So, prediksikan saja kalau PDIP dan Golkar jadi kawin. Hal itu akan membuat SBY tertimpa penyakit insomnia, alias tak bisa tidur.

Karena itu pula, posisi Jusuf Kalla menjadi sangat sentral ketika melihat peta pertarungan SBY dan Megawati. Bukan karena kekuatan dan sentralnya posisinya dia di Golkar, tapi bagaimana cara JK bisa melawan kekuatan Akbar Tanjung plus Sultan. Itu akan lebih sulit karena Wiranto dan Prabowo, toh, sangat punya jejak sangat kuat di Golkar. Karena kekuatan poros “oposisi” di tubuh Golkar pula, suara Golkar di 2009 hingga kini, masih terbelah tiga: apakah ke SBY, ke Mega, ataukah memunculkan calon sendiri.

Karena itu, untuk melihat kemana arah Golkar adalah dengan menilik langsung dari filosofi partai berlambang pohon beringin itu. Filosofi Golkar adalah “kekaryaan”. Dengan demikian, maka di tempat manapun mereka berada, di situasi apapun mereka hidup, mereka akan tetap “berkarya”. Dus, itu artinya siapapun Presidennya mereka tidak akan peduli, selama mereka diberi “prakarya”. Prakarya ini istilah anak kecil, yang menandakan setiap anak-anak diberi kegiatan untuk dikerjakan.

Karena politik Golkar sudah “tingkat tinggi”, maka yang mereka minta bukan sekedar jatah menteri, tapi pekerjaan apa yang bisa mereka dapatkan di Indonesia ini. Dan itu semua tidak hanya akan tergambar dari proyek-proyek APBN dan APBD Prov/Kab/Kota di seluruh Indonesia saja, melainkan juga proyek-proyek swasta yang dikerjakan di dalam pagar bernama “Indonesia”.

Itulah di antara garansi yang harus diberikan siapapun yang menginginkan suara Golkar. Namun harus diingat, garansi itu bukan garansi temporer –sifatnya sesaat saja-, karena pragmatisme Golkar justru punya karakter unik: sustainable pragmatism (pragmatisme berkelanjutan). Hubungannya nanti seperti parasit, yang menghisap inangnya namun si inang justru merasa kesenangan sedang disedot, walau si inang ini nantinya akan mati.

Karena Golkar sudah terbukti sebagai partai yang punya jaringan paling kuat di seluruh Indonesia (bahkan jaringan militer bisa iri sama mereka-mereka ini), maka rudal-rudal infrastruktur partai Golkar –tidak lagi sekedar struktur kepengurusan saja dan mobilisasi politis- yang sudah merambah di wilayah geo-sosio-psikologis-politik di Indonesia adalah bahan dasar yang harus dipikirkan secara rinci oleh siapapun yang ingin menjadi Presiden di negeri ini. Tidak cuma Mega, SBY, dan para tentara. Karena penguasa sesungguhnya di negeri ini, pemain sesungguhnya itu, saat ini, tak lain tak bukan adalah PARTAI GOLONGAN KARYA!

62 thoughts on “Mem-Buwono-kan Mega

  1. Phibu sudah dilayangkan, pertarungan bulan juli 2009 (kalo ga salah), kita tonton siap berpasangan dengan siapa, melawan siapa. Pertarungan hebat. Semoga pemenangnya memerhatikan dan menjalankan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

    semoga tidak seperti sebelum-sebelumnya ini…jauh panggang dari api. 🙂

    Like

  2. Diakui/dirasakan saat ini memang nuansanya masih berhawa Golkar yang penat, akar rumput yang kuat sekarang telah dikikis sedikit demi sedikit dan dari bagian per bagian oleh PKS dengan pergantian hawa yang segar dan sejuk.

    Alangkah baiknya HNW tidak disertakan, itu yang diharapkan juga memberi kesempatan lagi pada generasi yang tua (usia) dan berpengalaman dalam memimpin negara ini dalam duet kompetisinya di Capres 2009 nanti.

    Diharapkan Capres 2009 nanti tidak hanya 2 pasangan Capres, tapi lebih banyak lagi rakyat akan lebih selektif dalam menentukan pilihannya.

    Mengenai perolehan suara, rakyat dalam keberpihakannya sudah terpatri dalam menentukan partai pilihannya adalah memilih terbaik dari yang baik2.

    Jadi prediksi sejak dini sudah dapat ditentukan partai mana yang akan memimpin dalam pemilu kelak………..

    Like

  3. betul sekali bang nirwan, klo memang benar bila sultan resmi dipinang mega, sy kira sby dgn demokratnya pasti akan sport jantung.. dan ini menandakan bahwa golkar secara tidak langsung jd pemain tunggal pada bursa capres nanti, sy lihat golkar semakin hari semakin me-recovery-dirinya. trus terang bang nirwan dr dulu sampai sekarang sy sangat benci thd golkar melebihi benci sy thd yahudi. entah knapa? menurut hemat sy, selama golkar eksis,indonesia tetap tdk dapat bangkit dr keterpurukan.. so kita tunggu siapa capres alternatif selain dua yg tlah sy sebutkan sbelumnya..

    Like

  4. Dari tulisan Nirwan di atas, tampak yang muncul dibahas adalah Golkar, PDI-P, Demokrat dan PKS. Hanya 4 saja kah yang menarik untuk dibahasa di Pemilu Legislatif dan Presiden 2009 nanti?

    Lantas kemana suara-suara PKB, PAN, PPP dan yang lainnya yang juga sudah eksis sama lamanya dengan keempat partai diatas?

    Bagaimana juga dengan eksistensi parpol-parpol baru? Saya pikir disini yang akan muncul hanya 5 saja (GERINDRA, HANURA, PKNU, PDP, dan PMB) sementara yang lainnya hanya akan menjadi penghibur saja.

    Bagaimana kira-kira Bung Nirwan?

    Like

  5. @ Nirwan (pengagum Amien)

    ….. )!( …..Meng-Amien-kan Hidayat…… )!(…..

    Terlalu premature dalam berwacana perjalanan yang masih panjang ini walau tidak populer tapi memberi solusi dari prediksi yang masih mentah (bau kencur) ini.

    Seandainya duet Capres HNW & ARS (Amien Rais) dipadukan akan menjadi pasangan jadi. Figur ARS seharusnya dari Non partai karena daya jualnya masih punya nilai, tapi kalau dari kepartaian akan sulit karena mendapat kesan dimasyarakat hanya menginginkan suara yang banyak lalu dimanfaatkanlah dari Artis2 tenar jadi mutunya sangat dipertanyakan sekali.

    Bagaimana Kalau alternatifnya “Meng-taUbatkan Nirwan”, maksain banget ………….. hehehehe

    Dalam politik Indonesia saat ini, yang tak mungkin itu hanyalah duet Megawati Soekarnoputri-Soesilo Bambang Yudhoyono. 🙂 😀 Sebenarnya tugas semua orang untuk mengawinkan dua orang yang berbeda kutub ini, soalnya hukum alam sudah gak bisa lagi dipakai di politik: bukankah kutub yang berbeda akan tarik-menarik? Itu makanya, alam pun murka sama mereka berdua ini, hahahahaha

    Like

  6. MEM-BUONO-KAN MEGA
    Hamengku Buwono : artinya memangku Dunia, menggambarkan bahwa raja Jogjakarta adalah raja yang kuat disegala bidang, atau tanggung jawab seorang raja adalah sebesar dunia yang dipangkunya.
    MEM-BUONO-kan MEGA : artinya menduniakan Mega dengan kata lain menjadikan mega tenar (mendunia) WoooW enak sekali men…?
    maaf nggak laah..?
    atau juga seperti tulisan bang Nirwan ; membumikan mega ini bisa diartikan lagi ; matilah kau mega..!

    Like

  7. Pasangan SBY nanti bukan JK lagi
    PKS, tetap sebagai pendorong mobil SBY
    Lihat saja nanti..!

    mak, mak, abang kasih tau la sama aku… bagi-bagi dikit rahasia tu … wekekekekekekkkkk 😛

    Like

  8. sy berani taruhan, klo pasangan sby ya pasti jk ….

    wong anak kecil jg tahu, survei2 mengarahkan sby dgn jk…

    wong orang awam jg tahu klo sby masih berharap dengan golkar..

    ditambah buwono jadi cawapresnya mega …

    Like

  9. Hidayat nurwahib nggak laku….Mau gandeng siapa ????
    PKS HANYALAH PECUNDANG

    MEGA – BUWONO vs SBY – JK …The real Game…….

    The WInners Is………….MEGAWATI SOEKARNOPUTRI……..

    pks……(ke laut aja dech).

    Like

  10. to : Bang andy :

    Betul bang, PKS pasti dukung wiranto, apalagi kalau SBY berpasangan dengan Wiranto, ditambah apalagi kalau GOLKAR mencalonkannya juga, karena dalam PILPRES 2009 ini Partai yang lulus mencalonkan murni hanya PDI & GOLKAR yang mencapai 20% (ini tebak2an, jangan dijadikan judi ya??, haram)

    Like

  11. hahaha.. ini lebih ga mungkin, sby berpasangan dgn wiranto, secara hitung2an pasti kalah telak oleh sby-sultan.. dan secara politik pragmatis hampir tdk mungkin jendral berpasangan dgn jendral, apalagi secara kesatuan wiranto lebih tinggi pangkatnya. klo pun pks dukung wiranto paling dukungan itu dtg secara personal dari beberapa petinggi partai. sdhlah pks jgn sok pd, buat aja poros tengah jilid 2,wong 2 kubu ini dah ga bisa diotak atik lg. apalagi hnw sudah hampir pasti dikesampingkan oleh mega,jd turun derajat deh! sy yakin pks sekarang lg super bingung, ibarat perusahaan yg bingung mau jual produk yg ga layak jual, ga da cara lain merger pd perusahaan lain. buat golput siapa yg judi , wong itu istilah yg dihiperbola aja ko!

    Like

  12. Ahirnya RAKERNAS PDIP berakhir antiklimakks….
    Mega belum MAU menunjuk calon wakilnya…..
    sebuah kado pahit buat para petualang politik kayak HB X,Sutiyoso,Akbar Tanjung,Prabowo dll……
    yang mau-maunya dateng ke RAKERNAS dan diberi harapan semu…….
    sebuah pertunjukan DELEGITIMASI bagi para capres yang absurd dari PDIP….
    para tokoh itu yang dah mendeklarasikan sebagai Capres dan mau-maunya dateng ke Solo dengan harapan dipilih jadi Wapres …untuk kemudian pulang dengan tangan hampa…
    From Capres turun dari…Cawapres yang belum tentu?….kaciannnn betul

    Mega-Buwono akhirnya masih misterius…..

    seharusnya HB X sadar bahwa RAKERNAS PDIP di Solo…bukan punya tujuan untuk memfinalkan cawapres bagi Megawati…ato lebih ekstrem lagi finalisasi MEGA_BUWONO..seperti maunya Taufik Kiemas…itu hanya pertunjukan antara saja…pertunjukan bagi PUAN MAHARANI..sang putri mahkota…

    RAKERNAS PDIP di kota Solo ini sebenarnya ajang untuk mempromosikan Puan Maharani sebagai caleg DPR RI nomero Uno dari PDIP untuk DAPIL V Jateng…..makanya dia di dapuk jadi Ketua Panitia Rakernas …padahal semua tahu yang pontang panting adalah Pramono Anung, Cahyo Kumolo serta Ketua DPD PDIP Jateng Murdoko…he..he..he..tapi lensa kamera dan berita hanya untuk PUAN

    dengan muncul terus selama ± 3 minggu di berbagai media massa dan baliho serta spanduk di daerah Solo raya…maka elektabilitasnya secara otomatis naik….

    walau tidak menjamin dapat secara mudah terpilih mengingat di Dapil V ini yang bertarung kelas berat semua macam…
    HNW (PKS),Dita Indah Sari (PBR yang ex PRD dg dukungan buruh pabrik),Icuk Sugiarto (PPP yang aseli Solo),Prof Dr Thomas Soeyatno (Golkar…intelektual),Tamara Geraldine (PDS..yang artis), Dr Teguh Samodra (Hanura…advokat beken asli Solo) dll….

    belum lagi pesaing dari kader PDIP yang putera daerah….
    macam Ir Bimo Putranto yang Presiden Pasoepati (Pasukan Suporter Solo Sejati) itu…..yang sangat mengakar di grass root PDIP,anak-anak muda Solo,dan rakyat kecil semacam tukang parkir,tukang becak,pedagang pasar dll..

    tapi paling tidak kemauan mamah dan papahnya ..agar PDIP Dapil V Jateng mengamankan sang putri mahkota …sudah tercapai….itu sebenarnya tujuan utama RAKERNAS PDIP di Solo itu lain tidak…

    maka untuk Capres 2009..masih akan berkutat SBY versus Mega….
    yah lebih baik gitulah….mengerucut …biar gak ada lagi model pemilihan presiden pakek babak eliminasi kayak 2004…ngabisin duit…..
    Soal wapresnya?..emang ngaruh banget?…mau Mega-Buwono, Mega Prabowo, Mega – sutiyoso..peluangnya tetap berat….
    apalagi nantik sempet dibante di acara DEBAT PRESIDEN…..
    lha retorikanya hanya seputar “tebar pesona”, “poco-poco”, “tidak kalah tapi cuman kurang suara” atau ” politik Yoyo”…
    dan dia mo jualan penurunan Sembako aja gak jelas arahnya kemana…????team ekonominya siapa?

    toh akhirnya Megawati akan berhadapan dengan SBY dan wapresnya…saya yakin masih tetep Jusuf kalla…yang dengan team ekonomi yang solid dengan enteng akan mengklaim semua keberhasilan kinerja ekonomi pemerintahannya selama 2004-2009 seperti 3x penurunan BBM,Swasembada beras, keberhasilan menghempang krisis finansial,pemberantasan korupsi dll) sebagai amunisi….
    dan itu artinya..Mega dan wapresnya harus kerja Ekstra keras…dan sefera melupakan kegemarannya untuk bobok siang dan nonton sinetron…

    untuk even sebesar Rakernas PDIP di Solo, PDIP jelas kelihatan sangat kerdil kalau hanya untuk mengkampanyekan Puan. Kl efek kampanye Puan, kukira hanya efek samping aja….hahahaha (kayak makan obat aja).

    Toh, Rakernas itu paling tidak sudah bersifat agregasi dukungan dan evaluasi sementara PDIP…dan terutama adalah bikin puyeng SBY. Mega jelas punya kepentingan yang sama dengan SBY, yaitu menjadikan even politik Pilpres 2009 sebagai ajangnya mereka berdua saja. Yah, kayak cerita-cerita sinetron lah, “Dunia hanya milik kita berdua, sayang.” Makanya, yang pantas dikenakan kepada kedua orang ini hanyalah “Kisah Cinta Soesilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri”…. yang lain dianggap ngontrak semua.

    Masalahnya, kalau Presiden hanya mereka berdua -SBY dan Mega-, angka Golput bisa jadi sudah dan akan lebih 60%: siapa pula mau memilih presiden gagal? 😀

    Di saat yg bersamaan, dosa SBY dan Megawati pada rakyat dan bangsa Indonesia ini kan sudah bejibun, ya mereka mana mau masuk neraka cuma berdua…. maka diajaklah semua orang di Indonesia ini untuk menemani mereka di neraka… caranya? Ya, kita pakai sajalah MUI untuk mengharamkan golput… 😛

    Like

  13. Feodalisme sejati…
    Sekalian saja Mega presidennya, Taufik Kiemas wakil presidennya.
    Puan Maharani jubir kepresidenan.
    Guruh Soekarno Putra menteri budaya dan pariwisata.

    Cape deh…
    PDIP kontraproduktif, cuma bisa mengkritik “yo-yo” atau “poco-poco”. Tapi saat dia jadi presiden 2001-2004 nggak ngaca diri kayak apa.

    Like

  14. Sayang….rakyat lebih memilih popularitas daripada pemimpin cerdas.
    Mau Mega-Buwono, Mega-Wahid, SBY-JK dkk, Indonesia tetap menjadi negara kapital liberal..
    Harusnya ada pemimpin alternatif…

    Like

  15. Maaf, Ini Masih Hitungan Sederhana.

    Sebagai incumbent SBY pasti berjuang untuk menang, dan aman di masa mendatang. SBY tentunya sudah tahu pasti bagaimana cara memperoleh kemenangan. Itu pertama.

    Kedua, Usai menunaikan tugas kedua kalinya, SBY tentu ingin mengakhirinya dengan manis. Kemudian melanjutkan sisa hidupnya dengan sebuah kehormatan dan rasa aman.

    Agar kehormatan dan rasa aman benar-benar terpelihara dan terjaga, tentunya SBY butuh wakil yang kelak dapat memenuhi harapannya. (sang wakil diplot menjadi RI-1)

    Pertanyaannya; apakah JK mampu memenuhi harapan SBY? Ini sangat diragukan. Fight dengan Surya Paloh (SP) saja JK ‘keder’. Mengapa? JK tahu persis siapa di belakang SP.

    Kemudian, ada indikasi JK mengetahui bakal tidak dipakai SBY lagi. Lihat iklan belakangan ini di TV, yang menampilkan JK. Terlihat JK sebagai ketua partai besar, terkesan “mengemis”, dengan tampilan janji “Tahun 2009 Kita Menjadi Pengimpor Beras”. Ditambah lagi bumbu, “Ini merupakan keberhasilan pemerintah”.

    Pertanyaanya; apakah iklan tersebut merupakan sinyal berduetnya kembali SBY-JK atau sebuah bentuk “ngemisnya” JK, karena memang tahu bakal tidak dipakai SBY?

    Terus terang, aku sangat sangat sangat meragukan SBY bakal menggandeng JK lagi. Sorry bisa saja hitunganku salah, karena terlalu sederhana.

    Like

  16. Yang mw prediksi, prediksi aja. Yang mw kalkulasi, kalkulasi aja.

    Yang pasti Tuh capres ga ada yang mikirin Elu2 Pada! Elu aja yang mikirin mereka. Daripada Elu ga difikirin capres ato Elu mikirin capres mending Elu Mikirin Diri Sendiri.

    Hueheheheh…

    Like

  17. Mega-Buwono memang potensial
    tapi yang penting
    bagaimana meralisir ABS dan ABM

    tenang bang, udah kita instruksikan para jenderal-jenderal itu dari dulu untuk “merusak” permainan….hihihihihi

    Like

  18. Mega-Buwono? Cape deh…
    Amien Rais? Nanti ditertawakan, haha… Udah ketahuan kayak apa dia si Amie ini
    SBY?
    HNW?
    Sama saja.

    Gue pilih JK aja!

    Like

  19. haha.. apa lagi jk.. bsnya cm privatisasi bumn, selama golkar eksis indonesia selamanya ttp krisis.. menurut fakta kpk jumlah kasus korupsi yg ditangani kpk, paling banyak dari partai golkar..

    Like

  20. Betul-betul! Amien Rais jadi presiden? Ngaco ah pilihan aneh!
    Nanti ditertawakan orang pilih si Amien ini.

    Mending Prabowo aja!

    For me, tetap Amien. Aneh, memang. Kl gak aneh, bukan Amien namanya. 😛 Dari dulu Amien telah siap ditertawakan, diejek-ejek, dikata-katain, pokoke macem-macemlah. Artinya, tertawa atau tidak, that’s not the big problem. Jangan lupa, Prabowo itu dari dulu sampe sekarang, sowannya juga pada Amien kok, bahkan sejak prabowo masih aktif di militer… hahaha, gak percaya? tanya aja sama Prabowo… 😛

    Like

  21. sya kadang heran.. apa ga’ da yang laen selain megawati?? apakah megawati akan mengulangi tak adanya perubahan ketika ia dulu menjabat presiden?? pertanyaa besar…

    Nice post… Salam kenal… 😉

    selain megawati banyak. gus dur bilang ada 23 orang, hihihihiih …. 😀 … salam kenal juga.

    Like

  22. ceuk saya mah da kabeh oge siga nu heheureuyan hungkul
    bisa na ngan kritik tah kontraproduktif ratu pdip teh…

    Ki, nggak ngerti aku ngomongmu itu… hahahahaha 😛

    Like

  23. kira-kira kalau ada berita gak enak/ negatif soal amien rais, pemilik blog ini mau gak yang membahas dan mengkritisinya?

    aku sanksi juga, moga aja nggak taqlid. nanti kecewa kalau terlalu berharap sama makhluk.

    kl ada berita negatif soal amien rais… jgn ragu-ragu, postingkan aja di blog ini. syaratnya cuma satu: sy tak akan ragu mendelete postingan yg pakai kata dan kalimat kotor. … insya allah, amien rais telah menyuruh saya untuk berpikir dan bertindak objektif. salam 🙂

    Like

  24. Ada bang nirwan .. dirumah P.Amin kemaren bangkunya patah kakinya sebelah sehingga miring..deh bang..? nggak sempet benerin kali..?

    Like

  25. bang nirwan gmn nich.. peluang pa amien di-pilpres nanti.. masa sby-mega lg, ky nya media pd kompakan mengubur ketokohan pa amien nih..

    Bukankah gagasan presiden alternatif via koalisi alternatif yg dari dulu digagas Amien Rais sudah berjalan? 🙂 Sekali lagi, dalam politik semua hal sangat mungkin. Yang tak mungkin adalah mengawinkan Mega dan SBY dalam satu paket, hihihihihi 😀 Media tergantung manuver di permukaan. Jadi dia sekarang sedang jualan. Kl orang jualan ya tergantung untung rugi. Keep fighting 🙂

    Like

  26. lebih sangat terlalu bodoh orang yang gak milih Amin Rais apabila beliau maju dlam pilpres nanti.

    Like

  27. habisnya lu gak tau sih walaupun Tulkiyem keliatannya bodoh tapi bunganya kampus men…? cuantik lagi…!dia orang simpatisan PKS tapi tdk berjilbab cuman dia adalah pengagum berat Amin Rais..hm
    posisi di malang / unibraw , asli tetangga yg punya blok ini weleh ,,weleh… sory ya yem …?

    tulkiyem cantik? wadoh wadoh … kl betul dia tetangga saya mati kutu saya gak bisa nulis lagi …. wkakakkkk 😀

    Like

  28. ada yang bongkar-bongkar aku neeh…!
    selamat tinggal para buronan negara api..?
    selamat tinggal bang Nirwan semoga tetap eksis……..
    selamat tinggal debat kusir..?
    selamat tinggal semuanya…
    semoga kalian semua tetap diberikan kesehatan…dan tetap semagat…!

    iyem mah jgn takut terbongkar kl gak bener. kl bener juga, apa susahnya? asik-asik ajah. 😀

    Like

  29. @ Tulkiyem

    Benar2 suprise lho, tidak ada alasan untuk hengkang baru tau dikira initial perempuan hanya samaran saja.

    Wanita biasanya lebih sabar.

    Like

  30. Waduh abang-abang, udah keluar dari tema artikel ini ya.

    Life is so complex ya, nikmati aja, ambil hikmahnya… 🙂

    Like

  31. Kalau capres dan cawapres-nya masih yang itu-itu juga malas aku kasih komentar…, kecuali kalau Capresnya Nirwan Syahputra baru aku mau kasih komentar… Hahahaha… 😀

    sblm nyalon, aku pasti datengin bang hendra minta nasehat. Kl abang bilang enggak, aku mundur. Kalo abang bilang maju, aku lari, hahahahahahaha 😀

    Like

  32. ya klo saya jadi mega ndak mau dicalonkan lagi jadi capres 2009 dari pdip,karena apa ????? orang lain akan tanya ” mana kader lain yg mumpuni???? selain mega ???? TERKESAN PDIP MISKIN PEMIMPIN YG POPULER.LAGIAN MEGAWATI JUGA DAH TERBUKTI NDAK MAMPU MIMPIN INDONESIA.BIAR TERPUJI DAN TAMBAH PINTER DAHLAH ISTIRAHAT LEREN. BIAR YANG MUDA”AJA YANG BERKIPRAH.SING TUO LEBOKNE KOTHAK KABEH.

    WIS DI JAMIN OKE,BEGITU NGLILIR SORAK….. HA……HAAAA….HAAA

    Like

  33. Bang Nirwan, seprtinya hitung2an bung andi malarangen eh nasutinon benar. Belakangan ini, sangat terasa aroma cokol2an di Golkar, untuk mendepak JK. Artinya, klu golkar menginginkan SBY lagi, sdh pasti bukan JK lagi pasangannya. Selamat Jalan JK

    😀 Bang Andi itu memang “dukun” hahahaha. tapi kita lihat lagi lagi, sekarang, JK bersedia jadi capres kok, hihihihi

    Like

  34. Ha ha ha, Potong kambing lagi nampaknya nih Wan. Soalnya, nambah profesi lagi. Jadi dukun.

    Wan, kayaknya ini “mainan” baru Golkar, katakanlah petinggi di DPP.

    Sesungguhnya, Golkar sendiri saat ini telah melakukan penjaringan Capres dengan menerima masukan/usulan dari DPD I dan DPD II. Tujuh nama yang terjaring, apakah itu kader Golkar atau tidak akan disurvey oleh lembaga independent. Nah, dari situ nanti baru ketahuan siapa sebenarnya yang paling layak jual.

    Sekarang, survey Capres Golkar belum berjalan. Namun, keburu muncul wacana men-Capreskan-JK.

    Ini mengisyaratkan;
    1 Ada pemaksaan kehendak elit DPP Golkar agar JK muncul, dengan mengesampingkan komitmen awal penjaringan Capres. Apalagi, Sri Sultan dan Akbar Tanjung saat ini sedang bergerilya ke daerah-daerah.

    2 Bukan tidak mungkin ini hanya berupa manuver untuk menjungkalkan JK. Apalah artinya seorang JK bagi Golkar, jika dibanding kebesaran partai. Kan biasa mainan politik di Indonesia, “muncul buat ditebas”.

    3 Bisa juga ini gertakan buat Demokrat. Soalnya, Golkar tahu persis koq, JK sulit kemungkinan berpasangan lagi dengan SBY lagi. Yah…, ujung-ujungnya bargaining juga

    Golkar saat ini punya mainan berupa “susu kaleng”. Kebetulan susunya dah habis, giliran kalengnya dimanfaatkan. Namanya juga mainan kaleng, tetap aja buat bising. Maling aja terbirit-birit dengar suara kaleng, meskipun barang jarahan sudah di depan mata

    Intinya, politik itukan seperti “kentut”. Ketahuan baunya, tapi gak ketahuan wujutnya. Malah, terkadang pelakunya gak ketahuan (maksudnya yang punya kentut)

    udah lah bang, kita potong aja kambingnya . hahahahaha

    Like

  35. Bung Andynasution, I love your comment. memang benar, ada pemaksaan dari DPP Golkar agar DPD-DPD memilih JK sbg kandidat RI-1. But saya yakin, kalo JK berani pisah dari SBY, maka dia akan mudah “dibabat” oleh tim sukses SBY (yang konon sdh menyusup ke dalam DPP Golkar). Just wait and see…

    Like

  36. Wah, sepertinya Bung Andi Nasution dan Bung Nirwan sudah lama saling kenal. Main gosok aja, nampaknya anda berdua
    But, saya setuju koq dengan comment Bung Andi. Lagi-lagi DPP Golkar ninggalin DPD I dan DPD II.
    Soal tebas-menebas, kayaknya itu mainan Golkar. Tapi soal gosok-menggosok, tampaknya mainan Bung Andi dan Bung Nirwan. Qe ..,qe..,qe…

    dia salah seorang guru saya, saya kepengin jadi dukun kek dia, tapi gak dikasi-kasi ilmunya sama dia, hahahahaha 😀

    Like

Leave a comment