Kisah Cinta Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono


“… kalaulah semuanya dibeli asing, bukankah kita ini cuma bangsa kuli berkasta sudra? Maka simaklah, kisah cinta SBY dan Megawati ini jauh lebih dahsyat dari Samson dan Delilah…”

* * *

Megawati Seokarnoputri tampil dalam acara Kickandy di Metro TV milik Soerya Paloh, sahabatnya Yusuf Kalla, wakilnya Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia bicara blak-blakan dan keluar dari mainstream yang diciptakan untuknya selama ini: the silent president. Andy F Noya pun terkejut dan terlihat emosional di acara itu. Semua tak menyangka, bagaimana mungkin seorang Megawati bisa cerewet?

Dialah pesaing terbesar SBY dan dia pun menganggap SBY sebagai rival terberat. Keduanya mustahil disandingkan, semustahil bercampurnya minyak dan air. Pertempuran keduanya di masa kepemimpinan Mega di (2001-2004) membawa akibat yang sangat parah di negeri ini. Inilah sebuah contoh buruk dari sejarah kabinet Presidensial: seorang Presiden ditelikung oleh menteri-menterinya yang berhasrat ingin menjadi Presiden. Apa lacur, warta sejarah soal pertarungan di tiga tahun terakhir itu di 2004 itu, membuat reformasi yang ditapaki di 1998, menjadi korban dari pertarungan itu.

SBY begitu sibuk mematut-matut diri di media massa dan Megawati sibuk “mengurus dapur”. PDI Perjuangan memang merasa “aneh”, kok bisa-bisanya perjuangan mereka sampai di tangga kekuasaan.


* * *
Inilah pertarungan yang menyedot begitu besarnya energi reformasi sehingga harus mati lemas di sepuluh tahun usianya. Selayaknya, seperti usia manusia, usia sepuluh tahun merupakan usia yang sedang “lasak-lasaknya”. Tapi itu tidak terjadi. Reformasi harus terpuruk hanya di locus MPR-RI. Itu karena DPR-RI dan Presiden, eksekutif dan yudikatif, mengerakkan mesin-mesinnya untuk mencari kekuasaan semata. Reformasi hanya terasa di lantai paling dasar negara ini, di konstitusi negara. Amandemen UUD 1945 adalah sumbangan terdalam dari reformasi (yang kemudian dengan skenario khusus didebatkan kembali). Jabatan Presiden dibatasi dan setiap orang di negeri ini bisa memilih langsung pemimpinnya, desentralisasi direalisasikan, kebebasan berpendapat dan berserikat dimaktubkan, hak-hak asasi manusia dimerdekakan, dan seterus-seterusnya. Catatlah, pekerjaan masih terlalu sangat banyak sementara waktu untuk itu harus tersedot di pertarungan dua orang ini: Megawati vs SBY.

Karena reformasi hanya terasa di lantai paling dasar negara ini, maka tak kelihatanlah perubahan itu di atap-atapnya, di sendi-sendinya, di dinding-dindingnya, apalah lagi di pekarangan depan dan teras belakangnya. Pelaksana perubahan itu, si Presiden dan jajarannya, maaf saja, tak sempat karena negara masih sibuk menuntun-nuntun jalan Abdurrahman Wahid dan terpesona oleh gegap-gempita Megawati versus SBY. DPR RI dan eksekutif yang seharusnya mempersiapkan perangkat kerja dari UUD tak sempat mengurus itu semua. Mereka-mereka ini mengeluarkan seperangkat UU yang justru melanggengkan jalan kekuasaan kepada mereka.

* * *
Letter of intent versi IMF yang diskenariokan sebelum kejatuhan Soeharto, ditimang-timang Habibie dan tak dibaca oleh Gus Dur, namun sangat dipahami Megawati, menguras energi reformasi. Aset negara pun dijuali, BUMN pun dilelangi. Alasannya sama seperti kita ketika SBY menaikkan harga BBM di Mei 2008: APBN defisit. Ini sejalan dengan gerak Soeharto sebelum kejatuhannya yang sempat mengatakan, “Tenang saja, nilai aset BUMN kita masih lebih tinggi dari defisit APBN.”

Tapi bukankah defisit dibayar dengan utang luar negeri? Ah, bukankah untuk berhutang harus ada jaminan? Lihatlah kemudian, garansi itu berbentuk penjualan BUMN ke luar negeri. Megawati memang berbeda dengan pendahulunya di era reformasi: Habibie dan Gus Dur menyikapi skenario IMF ini. Megawati langsung jualan ke luar negeri. Hasilnya, Indosat adalah salah satu yang terjual sangat cepat.

Maka, duit-duit pun berserakan: satu dari utang luar negeri, satu dari penjualan aset, satu dari kontrak karya dengan asing. Bagaimana menyerak duit-duit ini di masyarakat? Bank Indonesia, produsen duit di Indonesia, menggelontorkan bailout versi Indonesia, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia alias BLBI. Duit banjir, masyarakat pun sejenak tak menarik duitnya dari bank. Bank-bank diobati di rumah sakitnya bank-bank yang bernama BPPN. Sejatinya, BI dan BPPN bergandeng tangan mengatasi krisis finansial. Tapi kemudian mereka berkelahi, gara-gara BPPN tidak hanya berkuasa menjual aset tapi juga merestrukturisasi aset. BPPN punya senjata. Di ujung kekuasaannya dulu, Habibie sempat mengeluarkan PP Nomor 17 tahun 1999 tentang BPPN pada Oktober 1999 yang memberi wewenang restrukturisasi.

Toh, duit berserak-serak. Siapa yang menikmatinya? Jangan hanya bersangka pada para pemilik bank, justru itu dikeluarkan untuk dinikmati berjamaah. Siapa terkena badai krisis ekonomi? Jangan sangka itu menimpa rakyat kecil yang hanya bisa menggenggam duit bergambar Soeharto dan bergambar monyet di bagian belakangnya. Mereka tak bisa menabung di bank, apalah lagi mengantongi duit bertuliskan United States of America. Dan semua itu duit itu melintas deras di depan mata sang Presiden, Megawati Soekarnoputri, dan dicatat dengan rinci oleh Menteri Keuangannya, Boediono, yang oleh SBY kini diplot menjadi Gubernur BI.

Dan tiba-tiba, kekayaan Megawati itu mengundang kecemburuan luar biasa, karena tak mungkinlah dia dan PDIP akan sekaya itu bila hanya mengandalkan galon minyak semata. IMF gigit jari, Megawati ternyata lebih pintar dari dugaan mereka. Megawati membubarkan BPPN pada 27 Februari 2004 via Keppres Nomor 15 Tahun 2004.

Siapa tak mau duit? SBY tak paham betul mencari duit, tapi dia berteman akrab dengan dua saudagar. Satu asal Makassar (Mantan Menko Kesra zaman Megawati dan Mantan menteri perindustrian dan perdagangan zaman Gus Dur) serta satu lagi, ah, si Ketua Umum Kadin pada tahun 1999 – 2004, Aburizal Bakrie, putra Achmad Bakrie, pengusaha dari Sumatera.

Penghambat terbesar ketiga orang ini adalah sang Presiden sendiri, Megawati. Mega, tidak bisa tidak, harus dihancurkan. Megawati mencium gerakan ini dan SBY yang menjadi komandan harus disingkirkan. Ah, tapi Mega begitu emosional menghadapi SBY yang jenderal militer ini. Dia masuk perangkap. Maka, trio SBY-JK-Bakrie adalah trio paling sahih yang menjelaskan kekalahan Megawati di Pilpres 2004. SBY pun berkuasa.

* * *
SBY adalah Megawati di sisi yang lainnya. Trio SBY-JK-Bakrie memang bukan tercipta untuk menjalankan tugas-tugas reformasi. Krisis ekonomi menjadi jualan utama SBY pada lima tahun pemerintahannya. Dia tahu pula, kalau IMF masih disambanginya, maka si pesolek ini tak akan populer. Namun dia juga tahu, konsep IMF adalah yang paling jitu untuk mendapatkan duit. Maka, IMF dibuang pelan-pelan namun pencalonan Sri Mulyani Indrawati, mantan konsultan USAid dan Executive Director IMF, sebagai Menteri Keuangan -yang nantinya menggantikan Jusuf Anwar- tinggal menunggu waktu saja. Si cerdas Boediono yang menjadi Menko Perekonomian, pun senyum-senyum saja.

Sri Mulyani mulai bekerja di bawah pengawasan trio SBY-JK-Bakrie. Hutang kepada IMF dibayar, sehingga IMF tak bisa ngomong apa-apa terhadap SBY. Pasar jangan di-bailout lagi. Mula-mula suku bunga dinaikkan, UU Lembaga Penjamin Simpanan direvisi. Masih ada yang lain, Perpu No 4/2008 tentang JPSK (Jaring Pengaman Sektor Keuangan) dan Perpu No 2/2008 mengenai Bank Indonesia. Bila zaman Mega masih ada BPPN maka di zaman SBY ada Perusahaan Pengelola Aset Negara (PPAN). Pengamat bilang, skenario SBY ini adalah kembar identik dengan milik IMF di zaman Soeharto, Habibie, Gus Dur dan Megawati. Bedanya, badannya IMF tak ada lagi. Jadi, walau SBY berkelit, BLBI cuma ganti baju dengan JPSK. Skenario BLBI sejatinya tak pernah padam di negeri ini.

So, skenario menguras duit tetap sama dengan yang ada di zaman Megawati. Praktis, sejak 2001 hingga 2006 pemerintah telah menjual lebih dari sepuluh BUMN, di antaranya Telkom, Indosat, Semen Gresik, Bank Mandiri, Kimia Farma, Perusahaan Gas Negara, Bank Rakyat Indonesia, Adhi Karya, dan Bukit Asam Tbk. Tak percaya? Januari 2008, Meneg BUMN, Sofyan Jalil, bahkan mengatakan sudah ada 37 daftar BUMN yang akan diprivatisasi. Aset BUMN Per triwulan I-2008 itu sudah mencapai Rp 1.891 Triliun. Nah, tujuh bulan kemudian, Juli 2008, Sofyan Jalil mengatakan lagi, “Kesimpulannya adalah minat terhadap PTPN III, IV, dan VII dan Krakatau Steel sangat bagus, kalau kita bisa privatisasi tahun ini, Alhamdulillah,” ujar Menneg BUMN Sofyan Djalil usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (7/7).

Tapi duit-duit yang berserak memang sangat menggiurkan dan karena itu tak bolehlah orang lain turut menikmatinya. Maka KPK pun dengan ganasnya menangkapi para koruptor dan membuat takut kalangan pemborong yang pembohong dan penjabat yang penjahat, untuk mengambil keuntungan dari kondisi ini. Maka, orang pun terheran-heran, Aburizal Bakrie yang sempat bangkrut, tiba-tiba menjadi orang terkaya di negeri ini. Alhasil, pejabat dan pemborong yang terbiasa korupsi, ketakutan untuk bekerja sehingga APBN dan APBD tak terserap. SBY-JK dengan manisnya kemudian berencana untuk merevisi Keppres No 80/2003 soal pengadaan barang dan jasa pemerintah. SBY kemudian maju ke depan di 2009 nanti, sambil mengipas-ngipaskan tangannya dan tersenyum: Sayalah pemberantas para koruptor di negeri ini!

* * *
SBY dan Megawati adalah dua sisi mata uang. Mega menjuali, ya, SBY menjuali juga. Bedanya, SBY lebih canggih dari Mega untuk soal itu. “Keunggulan” lain dari SBY adalah dia juga berasyik-asyik ria dengan perusahaan multinasional asing seperti Exxon, Freeport di Natuna, Cepu dan Timika, dst… sehingga tak pernah mau meninjau ulang kontrak-kontrak itu. Wong, pelabuhan Jakarta International Container Terminal sudah dimiliki Singapura (Hutchinson Pty Ltd), SBY tenang-tenang saja kok.

Maka kalau Eep Syaefullah Fatah mengatakan, SBY dan Megawati adalah capres dengan dana terbesar, tak ada yang luar biasa akan hal itu. Sama seperti Prabowo yang menyesal dulu tak kudeta.

Keep in u’r mind, kalaulah semuanya telah dibeli asing, bukankah kita ini cuma bangsa kuli berkasta sudra? Maka simaklah, kisah cinta SBY dan Megawati ini jauh lebih dahsyat dari Samson dan Delilah…(*)

60 thoughts on “Kisah Cinta Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono

  1. Lirikan maut Sby meluluhkan Mega, Hnw Geleng2 !

    Hnw : Jangan naikan dulu BBM, kasihan rakyat masih banyak tanggungan
    Sby : Tidak apa2, nantikan menyesuaikan harga pasar dengan sendirinya
    Hnw : Baiklah kalo begitu kita uji saja lewat iterpelasi
    Mga : Tidak usah takut lanjutkan saja Sby, nanti saya bikin tandingan Hak angket.
    Sby : Piye toh, itu kan bahaya bisa bikin pemakzulan
    Mga : Tenang itu bisa diatur
    Hnw : Hmmmm rupanya akur2 saja toooooo

    SBY-Mega (serempak): Kami baru bisa tenang, kalau pak Hidayat sudah memfatwakan golput itu haram. hahahahha 😛

    Like

  2. saya kira peremburan mereka akan finish di 2009 ini masarakat indonesia paling dak cari pemimipin yang baru kali yaa,
    udah pernah dipimpin mega udah pernah dipimpin sby wah kasian dech orang dua nich I Love Indonesia Segera Bangkit yaaa

    Like

  3. postingan yang kereeen
    SBY dan Mega sama saja,
    sama2 terbukti gagal memimpin bangsa
    jadi presiden berikut, cocoknya ya Amien Rais
    sebab dia blm terbukti gagal 🙂

    ayo bang… mari selamatkan Indonesia…! 😀

    Like

  4. yup.. selamatkan indonesia skrg jg.. ! bang nirwan klo boleh menganalisa sedikit,klo memang fakta yg anda katakan dlm tulisan ini benar adanya. sy sgt terheran-heran dgn beberapa partai yg mengaku bersih termasuk pks yg masih mengawal dan mendukung pemerintahan sby sampai skrg.apakah mereka tidak mengetahui? apakah mereka sengaja tdk mengetahui ?

    Kl gak benar, namanya bukan fakta, tapi rumor. Silahkan dicek. 🙂 Soal PKS, ada praktek hidden corruption yang tak diketahui publik, namanya juga hidden. Perlu kejelian tingkat tinggi untuk mengetahui hal itu, tak bisa sekedar mengetahui dari informasi di media massa. Kalau Anda di daerah, pergilah ke DPRD, bongkar APBD (APBN), telisik gerak-gerak partai. Ikuti petunjuknya dari sana.

    Mula-mula PKS tak mengetahui itu, tapi kemudian tahu, tapi kemudian tak mau tahu. SBY lantas tahu kalau PKS berbalik arah, makanya nama SBY kemudian dicoret PKS dari kandidat presiden dan PKS bilang tak lagi menjadi partai pendukung pemerintah. So, PKS sudah cuci tangan dari SBY-isme. PKS merapat ke Megawati, karena tak mungkin mereka rasa melawan SBY tanpa merapat ke Mega. (Masih ingat dengan prediksi Eep soal Mega-Hidayat adalah calon ideal? 🙂 ) Soal Soeharto adalah proyeksi 2014-2019, yang sudah digarap sejak (sebelum) sekarang, itu inheren dengan merapatnya PKS ke Mega: PKS sangat butuh duit untuk kekuasaan. Too bad, PKS tingkat daerah dan grass root, terlalu mudah dikadal-kadali. Dikasih tau baik-baik eh malah ngotot. Ya sudah. 🙂 PKS tetap diperlukan untuk menyehatkan bangsa ini, tapi harus ada reformasi di tubuh partai ini.

    Like

  5. Kecelakaan demi kecelakaan memang selalu menghampiri perekonomian nasional. Kecelakaan pertama terjadi, ketika “Mafia Berkeley”. UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA), merupakan kecelakaan pertama terhadap demokrasi ekonomi, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945.

    Pasal 33 (sebelum amandemen) berbunyi:
    (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
    (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
    (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

    Begitu tangguhnya konstitusi kita, namun di era Seoharto, “mafia Berkeley” mampu meluluh lantakkannya, sehingga membawa kesengsaraan bagi rakyat. Maklum saja, kala itu siapa yang berani melawan sang ‘smiling general’ ?

    Ketika reformasi terjadi dan dianggap dapat membawa angin segar terhadap perubahan, ternyata nasib rakyat juga tidak mengalami perubahan yang berarti.

    10 Agustus 2002, Pasal 33 UUD 1945 diamandemen (perubahan ke empat) dengan maksud benar-benar membawa perubahan kesejahteraan terhadap kehidupan ekonomi nasional. Kata “Demokrasi Ekonomi” dimasukkan pada ayat empat (empat).

    Pasal 33 (setelah amandemen) berbunyi
    (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
    (2) Cabangcabang roduksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orangbanyak dikuasai oleh negara.
    (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dandipergunakan untuk sebesarbesarkemakmuran rakyat.
    (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip ebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

    Sampai ayat empat (4) Pasal 33 masih terlihat bagus. Namun, ayat berikutnya (5) membuka peluang bagi mereka yang membuat serta merestui keputusan maupun pihak yang mempengaruhinya, dapat berbuat “suka-suka”.

    Satu per satu perusahaan milik negara jatuh ke tangan pihak lain ataupun hanya segelintir orang. Akibatnya, makna maupun tujuan demokrasi ekonomi pun ternoda, kalau tidak mau dibilang tidak tercapai.

    Jauh sebelumnya, pada tahun 1953, founding father M Hatta bertutur:
    “Terjadinya proses eksploitasi disebabkan etika sosial atau moralitas ekonomi telah tidak menjadi landasan dalam hubungan dan proses ekonomi. Terlihat dengan nyata bahwa kita sadar atau tidak sadar telah didominasi oleh pemikiran ekonomi kapitalisme abad ke-19. Ini terbukti dengan tumbuhnya secara kokoh kelas pemupuk rente ekonomi dalam ekonomi Indonesia. Dan kelas pemupuk rente ekonomi ini adalah umumnya para konglomerat. Sistem kapitalisme abad ke-19 ini pada hakekatnya adalah sistem kapitalisme rampok yang merupakan ciri Kapitalisme Muda sesuai dengan definisi Sombart”.

    Tidak tahu persis, apakah Ketua MPR Prof. Dr. H.M. Amien Rais dan Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita, ketika menandatangani penetapan amandemen Pasal 33 UUD 1945, mengerti maksud sang founding father M Hatta

    Like

  6. Sadis! Hati-hati bung, bisa kena tangkap nanti ANda! hahahha…

    Tapi aku setuju pendapat bung ini. Tp bung Andi mallarangeng, eh nasution, ini, hahahaha agak laen kyknya.

    Ya Amien jelas sedang melaksanakan kata-kata BUng Hatta itu bung. UU kan porsinya eksekutif legislatif… di situ sudah mulai permainan si Mega (PDIP), SBY (Demokrat) dan dulu si Akbar Tanjung (Golkar). Bung Andi kan udah nulis begini:
    “Satu per satu perusahaan milik negara jatuh ke tangan pihak lain ataupun hanya segelintir orang. Akibatnya, makna maupun tujuan demokrasi ekonomi pun ternoda, kalau tidak mau dibilang tidak tercapai.”

    Jadi sudah terjadi penodaan terhadap demokrasi ekonomi yang diinginkan oleh Bung Hatta dan Amien yg dilkukan ekskutif legislatif. gara-gara eksektutif legislatif kedaulatan ekonomi rakyat jadi tak tercapai. Jadi bung, jgn salahin amandemen dong! Salahin para jenderal-jenderal pelaksananya. nah, apakah UU yang dibikin sudah sesuai dengan konstitusi? Sekarang sih mending, bisa digugat ke Mahkamah konstitusi, dulu? Sudah kacau negara ini bung, jangan ditambah kaco dengan kroco-kroco kapitalis macam SBY, Mega itu….

    Hidup reformasi! Lanjutkan perjuanganmu bung nirwan!

    Like

  7. Hebat ya, negara ini udah demikian parah penyakitnya, tapi ga bubar-bubar. semua cari kesempatan buat ngerampok, kita cuma nunggu giliran. semoga, waktu kita diatas, masih ada yang bisa kita ambil. terus, kita bisa ketemu para pendahulu kita di Neraka Jahanam.

    Like

  8. Wah..opini dan ulasan yang komprehensif.
    Semoga Bang Nirwan terus memberikan opininya dan menyebarkan ide-idenya kepada masyarakat luas, agar masyarakat tidak tertipu lagi.
    Tadi malam, pas saya nonton “Todays Dialogue edisi 31 Des 08”, wapres JK, “Selama ini BUMN yang tidak go public…..BUMNnya tidak sehat….Maka BUMN harus diprivatisasi”.
    Statement ini mudah diterima luas oleh masyarakat, tapi secara bertahap pemerintah SBY-JK-Bakrie mulai mendoktrin masyarakat dengan opini bodoh : “BUMN tidak bisa sehat kalau dimiliki negara”.
    Mengapa BUMN tidak sehat????
    Karena pemerintah yang korup, BUMN yang korup. Pemerintah harus tegas mereformasi internal BUMN tanpa menjual BUMN. Ada puluhan cara. Kok, terkesan pemerintah kita ‘bodoh’. Asalkan mau reform, pasti bisa. Lihat saja Pertamina dan Garuda yang bisa untung setelah di reform.
    Btw, thanks artikel yang cerdas ini, Bung.

    Like

  9. megawati itu naksir sby tau gak loe loe.
    soalnya sby ganteng dan pinter.

    gue paranormal nih.

    Like

  10. Kado Mga untuk Sby :

    Mga : Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas….
    Sby : bukankan liberalisasi ini akan ada dampaknya
    Mga : Kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.
    Sby : Konsekwensinya jika dinaikan apa sudah ada kuehnya.
    Mga : yang sudah deal British Petrolium (Amerika-Inggris) , Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika).

    Apakah Agreement tidak bisa di Amandement ?

    Minyak dan gas yang ada di Indonesia ini sebagian besar dikuasai asing. Tercatat dari 60 kontraktor :

    5 (lima) kategori super major di antaranya dalam yang menguasai cadangan minyak 70 persen dan gas 80 persen yakni : 1. ExxonMobil; 2. ShellPenzoil; 3. TotalFinaEIf; 4.BPAmocoArco dan 5. ChevronTexaco,.

    9 (sembilan) kategori Major yang menguasai cadangan minyak 18 persen dan gas 15 persen yakni : 1. Conoco ; 2, Repsol; 3. Unocal; 4. Santa Fe; 5. Gulf; 6. Premier; 7. Lasmo; 8. Inpex; 9. Japex.

    Selebihnya perusahaan independent menguasi cadangan minyak 12 persen, dan gas 5 persen

    Like

  11. Kritis dan memilukan,,itu tanggapan yang pas setelah saya membaca coment2 ini..
    saya hanya berharap ada yang andil dalam pemerintahan ini dengan ketulusan hati membangun n menyelamatkan bangsa,,
    Entah berapa lama q menunggu 😉

    Like

  12. Tdk memilukan sy rasa, mas eka cobalah bersikap legowo thd perbedaan, jgn berharap mind set kita sama dgn mind set org lain. setiap orang mempunyai cara yg berbeda dlm mengungkapkan suatu pendapat. klo mas eka pernah membaca sejarah islam,pd waktu itu sahabat nabi khalifaturrasyidin malah di kritik lebih keras oleh rakyatnya bayangkan dikritik dgn diacungkan pedang,padahal begitu adilnya mereka. keep kritis asal jgn pakai kata2 kotor dan kasar itu hal yg biasa. mas eka biasakanlah anda dgn perbedaan..

    Like

  13. maaf ralat bukan untuk mas eka tapi ” Syadza “.
    maklum td postingnya dari hp jd keliru dah….

    Like

  14. setuju saudara jamal…keep kritis asal jgn pakai kata2 kotor dan kasar itu hal yg biasa,tambah satu lagi neh (kalau boleh)….obyektif. btw saya maafkan kok :)))))

    Like

  15. ini lah reformasi yg bagaikan org lumpuh,disisi lain badan tdk mersakan apapun walau dipukul,tp disisi lainnya dia tetap hidup. yg hidup disini adalah anda2 yg begitu kritis menilai politik di negara terinta ini, tp disisi lain yg tidk merasakan apapun yaitu kalangan elit yg menguras harta rakyat tidak mendengarka kritik yg begitu hidup dari para sodara dansodari

    memang benar bumi pertiwi ini hukumnya bagaikan pisau, tajam kebawah dan tumpul keatas

    Like

  16. kalau pemimpinnya saja bermental penjilat,bawahannya tentu lbh parah lagi….!!!
    bangsa ini di budayakan oleh pemimpinnnya untuk bermental penjilat….!!!

    Like

  17. seorang penjilat adalah selalu mengira hidup adalah persaingan dalam segala hal dan oleh karenanya pemenang harus di tentukan dengan segala upaya, salah satu yg terbaik adalah dengan cara menjilat itu tadi.

    Like

  18. Apapun ceritanya SBY harus hancurkan kekuatan islam garis keras dan teroris dengan kekuatan militer……karena ini akan menghancurkan NKRI awas ada oknum berbahaya bermain dibelakang. Awasi juga PKS bisa menyulut negara islam dan bakal terjadi perang !!

    Like

  19. Memang susah kalau selalu menulis dengan lead mindset negatif. bad news is good news. Semua orang berdosa. Tidak ada yang benar, selalu salah. Itulah ciri wartawan jaman sekarang. Tapi, apakah kemudian ketika Muhammad berdosa saat menghardik si tua renta lantas Tuhan menggantikannya dengan utusan lain?
    Tanya saja apa kata Pimred yang bungkam saat ditanya oleh sang pemasang iklan. Siapa yang paling idealis di dunia ini?

    wah, apakah anda menyamakan megawati dan SBY dengan muhammad?

    Like

  20. Keyakinan mencari kepemimpinan dimasa depan, masih adakah yang mempercayai dengan kepemimpinan yang telah memimpin untuk dijadikan kembali menjadi pemimpin ???

    saya gak percaya sama SBY dan Mega
    Susilo Bambang Yudhoyo …. NO
    MEgawati Soekar ………….. NO

    Like

  21. @ Nirwan :

    Dua sejoli sedang meramu iklan :

    => Premium dari Rp. 2500 menjadi Rp. 4500, diiklan dikatakan turun sampai 3 X
    => Terbanyak menjual Aset Negara, diiklan menurunkan harga sembako

    tolong sedikit diberi tanggapannya !!!!!

    kan sudah saya tulis, kisah cinta megawati soekarnoputri dan soesilo bambang yudhoyono :). itu pembohongan dan pembodohan.

    Like

  22. SBY itu seorang Jenderal Seminar. Semua teori melulu. Dia tuh dimanfaatkan orang-orang Golkar Demisioner yang tidak pernah mumpuni dalam Golkar sendiri tetapi suka berteori besar omong, cocok. Artinya, otak SBY itu selain disetrum dengan Ilmu Seminar juga disetrum dengan Prilaku Demisioner; nyata-nyata menteri, pembantu alias penolong tetapi nyata-nyata memanfaatkan Anggaran Kementerian untuk promosi diri. Kemudian ‘demisioner’ dari Rakyat yang sebelumnya selalu bicara Atas Nama Rakyat dan inilah khianat; Buka arsip, ketika itu dia selalu bicara atas nama Rakyat.

    Ketika di coblos mukanya {gambar} oleh Pemilih diamanatkan untuk Amanah “aku titipkan BUMN ini padamu…”, tetapi kemudian dijual juga. Kemudian kalo ngomong Bohong Besaar; nyata-nyata BBM emang turun crude oil-nya dibilang dia berhasil turunkan harga…. Bah! Itulah ciri orang yang Munafik. Selanjutnya janji-janji yang pernah dia ikrarkan ketika berkampanye {tidak} terbukti {tidak} ingkar.

    Mau pilih pemimpin yang Munafik? Ya… Pilih saja pemimpin yang Mun-afik!

    Huehehehehe…….

    Like

  23. Saya malah senang sekali melihat kisah cinta satu ini.. Belum terlihat kapan akan berakhir.. Rakyat cerdas pasti akan berbalik dan memunggungi mereka berdua.. Tapi untuk yang fanatik, ikut terlena.. 🙂

    Like

  24. dengan sangat rendah hati… SAYA MENCALONKAN DIRI MENJADI PRESIDEN RI pada 2009 nanti hehehehe ada yang milih tidak ya… habisnya bikin pusing KADES aja nih… yang di bawah tau yang susah… sudah gaji/pendapatan cuma 1 juta itupun demo dulu… eh tanggung jawab banyak banget dari mulai ngejaga ketertiban sampai kondangan yang hanjatan sampai yang meninggal… darimana duitnya coba
    dikasih sedikit katanya masa kades kere… dikasih banyak darimana? korupsi mana mungkin ladangnya kaga ada… makanya bagi bagi dong wek wek wek….

    kalau lagi waktu begini wah amanya surat ucapan selamat sampai majalah via pos banyak banget pada pingin dikenal…

    JADI PERHATIKAN KADES jangan sampai KADES nyalon jadi PRESIDEN he ehe

    SETUJU GA NIH BANG

    setuju sekali. pemimpin harus dikenal sm rakyatnya yg paling bawah. hukuman sosial jg bisa diterapkan untuk presiden, seperti jg norma sosial berlaku bagi kades 😀

    Like

  25. @ AREMA

    Rakyat Indonesia jumlahnya 200 jt orang apa nggak ada lagi yang bisa jadi presiden.

    Percaya diri mantan2 presiden mau berkancah di pilpres 2009 pada rebutan apa lagi, yang jadi pertanyaan apa pretasi yang beliau perbuat (tanyakan pada masyarakat) pada mantan2 presiden kita ini.

    Perubahan adalah harga mati.

    Like

  26. @ Taubat
    Perubahan kata2 yg sering diucapkan Obama sebelum jadi Presiden dan sukses…!yang sekarang hanya tinggal slogan untuk ditirukan para calon Presiden
    yg nota bene orang nggak becus semua…..diantara 200 juta lebih orang ind0nesia hanya orang planet yg bisa mimpin gak tau dari planet mana….?
    ampuuunn bang……

    Like

  27. @ nggak tau

    Memang kalau sudah kuasa dan berlebih uang sepertinya mudah apa saja bisa dibeli.

    Yang lainnya dianggap sepi / tidak ada, itulah cinta dunia yang nggak peduli berhasil atau tidaknya dalam memimpin yang penting ingin berkuasa dan berkuasa terus tidak peduli apa dampak yang dirasakan oleh masyarakatnya.

    Maju terus perubahan, menuju Indonesia baru………..

    Like

  28. Perubahan………perubahan…..
    apanya yang berubah………?
    KKN …masih tetap tuh……!
    ekonomi …masih gini2 aja…!
    pendidikan ……..sama aja…gini-gini aje
    lain-lain yaaa tetep juga…….!

    Mana yang berubah…………..????????????

    siapa suruh pilih SBY dan Mega? 😆

    Like

  29. – Hutangnya sekarang bertambah bukan berkurang
    – Pengangguran juga bertambah banyak.
    – Gaji direksi BUMN sekarang terlalu tinggi
    hanya menmbulkan kesenjangan antara sikayan dan simiskin.

    Like

  30. Hanya satu yg dapat merubah negeri ini apabila Amin Rais mendapat dukungan dari PKS titik gak bisa ditawar pok ..?

    Jangan terlalu banyak berharap. 😀

    Like

Leave a comment