“KH Ahmad Dahlan berkata, pemimpin itu sedikit bicara banyak bekerja…”
“KH Hasyim Asy’ari berwasiat, pemimpin itu jangan memberikan jargon-jargon kosong yang hanya merebak di awang-awang…”
Iklan PKS dan KH Ahmad Dahlan.
Iklan PKS dan KH Hasyim Asyari
atau bila link yang saya berikan tak correct…Anda boleh search di youtube…
Itulah sejumput iklan politik yang dikeluarkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam musim kampanye ini. Kontan, iklan ini menuai protes. Setidaknya dari kalangan Nahdhatul Ulama (NU), sudah keluar komentar pedas dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa yang berafiliasi ke NU. Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Adien Jauharudin, mengatakan, iklan PKS yang membawa-bawa nama KH Hasyim Asy’ari, PKS dianggap menghalalkan segala cara untuk mendapatkan massa pendukung.
Saya kira, PKS memang cukup kreatif menjadi kedua simbol ini. Dijamin, hal ini membawa PKS masuk ke kultur NU dan Muhammadiyah. KH Hasyim Asy’ari merupakan orang yang paling dihormati di NU dan KH Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah.
Namun kreatifitas ini, menurut saya, sudah sangat kebablasan. Benarlah bila kedua tokoh ini dikatakan sebagai tokoh bangsa. Namun, NU dan Muhammadiyah secara organisasi toh tak pernah diajak berbicara sebelumnya. Minimal, minta izinlah dulu kepada organisasi ini, sembari mengatakan, “Pak NU, Pak Muhammadiyah, kami Partai Keadilan Sejahtera, bernomor urut delapan, ingin memakai pesan dan foto dari KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan dalam iklan partai politik kami di musim kampanye ini… Mungkin saja pesan dari beliau bisa membawa perubahan di negeri ini dan kami tentu mengharapkan agar perolehan suara kami bisa meningkat dari kantong-kantong NU dan Muhammadiyah…”
Toh tidak ada susahnya. Mengapa minta izin? NU kan didirikan oleh Kyai Hasyim, Muhammadiyah ‘kan identik dengan KH Ahmad Dahlan. Gimana anak-anak NU gak marah, kalau foto ayah mereka, foto kakek mereka, foto kyai mereka, foto orang yang bisa membuat anggota NU bersimbah darah untuk mempertahankan kehormatannya, dipakai tanpa izin dan untuk kepentingan pragmatis pula?
PKS terlampau jauh melangkah di koridor kebudayaan Indonesia yang masih seperti ini. Ini justru blunder bagi mereka dan bukannya menjadi kampanye positif bagi perolehan suara nanti. Saya pun tak ngerti juga, mengapa PKS yang selama ini dikatakan orang cukup cerdas, memakai cara-cara seperti ini dengan jalan yang kurang lebih “tak betul” pula.
Justru, iklan ini membuat kalangan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama jadi antipati terhadap PKS.
Tapi, kalau tujuan PKS adalah sensasi politik, itu sudah berhasil. Duh…blunder… (*)
Bung Nirwan,
KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan itu pahlawan Nasional, sama seperti Pangilma Besar Sudirman dan Bung Tomo.
Ketika ungkapan mereka diambil dan disampaikan kepada publik apakaha ada yang salah?
Toh PKS tidak bilang KH Hasyim Asyari milih PKS lho.
nggak kan?
LikeLike
sah2 aja lah kang, toh orang PKS kan ada juga yang dari Muhamadiyah and NU, lagi pula kedua tokoh itu kan sudah jadi tokoh nasional.
jadi seluruh anak bangsa indonesia boleh mengaku mereka sebagai kiai, ustad, bapak mereka.
kecuali PKS bukan anak warga sini (lalu mereka anak siapa dong?)
LikeLike
Minimal, minta izinlah dulu kepada organisasi ini, sembari mengatakan, “Pak NU, Pak Muhammadiyah, kami Partai Keadilan Sejahtera, bernomor urut delapan, ingin memakai pesan dan foto dari KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan dalam iklan partai politik kami di musim kampanye ini… Mungkin saja pesan dari beliau bisa membawa perubahan di negeri ini dan kami tentu mengharapkan agar perolehan suara kami bisa meningkat dari kantong-kantong NU dan Muhammadiyah…”
DI ULANGI LAGI:
“agar perolehan suara kami bisa meningkat dari kantong-kantong NU dan Muhammadiyah…”
YA JELAS KALAU SEPERTI INI TIDAK AKAN DIIJINKAN OLEH NU MAUPUN MUHAMADIYAH!
Gimana toh saranmu ini Tukang Ngarang? Aneh juga
LikeLike
PKS adalah BUDAK Rakyat, jadi bagaimana agar sang tuan/rakyat simpati kepada budaknya/PKS dan mencoblos…aeh mencontreng no urut 8, bagaimanapun caranya.SUDAH BOSAN NICH PKS jadi BUDAK ALLOH…?.Ya…mungkin ridlo Alloh tidak nampak, upahnya-pun (Syurga) masih ghoib. Sementara upah dari TUHAN yang bernama RAKYAT nyata, yaitu KURSI SINGGASANA>>>empuk kali yah Pak Hidayat Nur….!
LikeLike
PKS memang paling menarik dibanding parpol lain ^^”
LikeLike
Aih .. aih …
rame juga ya…
Hidup PKS !!!
Allahu Akbar !!!
LikeLike
Kemunculan PKS ke kancah politik nasional sejak 1999 memang fenomena “baru dan segar” dalam mewarnai corak politik dalam negeri Indonesia.
Saat itu suara PK(S) tahun 1999 hanya 1,3 juta dan tidak lolos electoral treshold, dan pada 2004 PKS satu-satunya partai dengan peningkatan suara yang begitu pesat menjadi 8,3 juta (peringkat 7 dari 24 parpol) dan melampaui capaian seniornya PAN, PBB, dan PKPI yang cenderung stagnan bahkan turun.
Kenapa PKS “tampak” menarik ke permukaan?
Kalau saya amati mereka, kira-kira begini:
1. PKS cukup berhasil menampilkan wajah berislam yang “baru”, Islam yang selama ini identik dengan kemiskinan, pendidikan rendah dan tidak bermutu, kampungan, dsb. berupaya dibuat “citra baru” oleh mereka, artinya mereka berupaya meyakinkan dan memberi contoh implementasi Islam berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat (pada umumnya, belum semua)
2. PKS menampilkan wajah Islam yang TEGAS namun SANTUN. Ia tidak galak tetapi juga tidak liberal (nyeleneh)
3. Jaringan transnasional yang begitu kuat seperti kepedulian akan bangsa Palestina, Irak dan Afghanistan. PKS sendiri telah memiliki perwakilannya di lebih dari 17 negara di 5 benua termasuk di Eropa dan Amrika Utara yang identik dengan wakil wajah Barat. Inspirasi Ikhwanul Muslimin (Mesir), Partai Keadilan (Turki) Abdullah Gull, Ahmadinejad (presdien Iran yang bersahaja), Partai Keadilan Rakyat (Malaysia) membuat PKS dituduh “Wahabi” bahkan lebih dari itu dituduh “Fundamental”
4. Kadernya yang muda dan dinamis namun bersahaja (pada umumnya, tidak semua) membuatnya mungkin menarik kaum awam yang melirik di luar sistem.
5. Berislam dengan kajian keilmuan bukan mengedepankan tradisi-tradisi meskipun tidak harus menafikan keberadaan tradisinya (baca: toleran) pada umumnya. PKS menawarkan nilai-nilai universal sukses Syariah.
6. PKS menampilkan Islam yang aplikatif bukan teori dari cara berpakaian (yang terkesan Fundamental), pemilihan hiburan (Islami), sekali lagi ini pada umumnya! Seperti itu, tidak semua
7. Jaringan Sekolah Islam Terpadu, pembinaan di DKM mulai tingkat SMP/SMA hingga Kampus, yang membangkitkan gairah anak muda untuk mempelajari keIslaman mereka yang selama ini hanya karena faktor Islam “turunan” bukan kesadaran mengkaji
8. Para pendirinya yang egaliter, berpndidikan tinggi, tidak mengenal ketokohan yang disakralkan (seperti Kiyai Sepuh), dsb. menjadikannya cukup bebas konflik.
Namun sayang, PKS sampai saat ini hanya mampu eksis di kota-kota besar saja dan untuk level provinsi hanya DKI Jakarta dan sebagian kecil Jawa Barat dan Banten, maka hal ini agak sulit untuk besar.
PDI-P dan Golkar masih yang juara.
LikeLike
Mudah-mudahan di desa-desa cepat maju juga bung…!
jangan lupa sekarang sdh banyak pengobatan gratis di desa-desa, kajian-kajian Al Qur’an, walaupun dilakukan
tanpa bendera PKS tapi masyarakat desa mengetahuinya !
mau di bilang PKS Dompleng terserah tapi kedua tokoh itu adalah milik bangsa bukan 1 golongan saja
LikeLike
dari dulu hingga sekarang, emang saya salut ama pks (kader-kadernya yang memiliki ide-ide yang cemerlang selalu memberikan hal yang positif pada rakyat indonesia) sementara dengan adanya iklan pks yang buat sewot warga Nu & Muhammadiyah,sewotnya karena selama ini NU milik PKB/PKNU & Muhammadiyah milik PAN githu kali yee..h. tapi gue semakin optimis pks akan menjadi parta yang banyak diminati rakyatnya, hingga pemilu 2009 pks menjadi yang kesatu. Allahu Akbar…
LikeLike
ya udah deh, ntar PKS pakai Astri Ivo atau Neno Warisma saja
LikeLike
bagus …. yem …. memang itu yang diharapkan …
LikeLike
Sejak dulu PKS tidak merubah asas dan falsafah perjuangan. melainkan merubah pola komunikasi” jawab Mabruri, Ketua Badan Humas DPP PKS ketika ditanya tentang perubahan perubahan yang terjadi di tubuh PKS sejak masih bernama PK (Partai Keadilan).
Mabruri menambahkan bahwa PKS memang berubah karena hidup harus berubah. Karena kalau tidak berubah, kita akan mati. Namun perubahan itu harus ke arah yang lebih baik.
LikeLike
PKS lebih bersikap dewasa menurut gw daripada parpol lain yang belum jelas platformnya!
LikeLike
# Jaka Lelana
Iya mas saya setuju itu, walaupun saya golput selama ini namun diantara partai yang ada pada 2009 saya lebih simpati kepada anak-anak muda di PKS, ga ada orang2tua yang menyebalkan disana seperti di partai lain, yang udah bau tanah sekalipun masih saja nongol, minta ampun!!!
Ga usah jauh-jauhlah kita melihat, coba lihat di setip acara diskusi di TV pasti yang paling bernas (baca:dewasa)yang dari PKS
LikeLike
tapi mas ga ada orangtua yang MENYEBALKAN, gitu loh
Misalnya seperti orangtua anggota dewan yang DPR RI dari PAN yang jadi broker/petualang politik, kalo ga salah dia pindah mencaleg ke partai lain sekarang, mungkin tahun 2013 masuk lagi ke PAN kalau orang sudah lupa
LikeLike
saya mendukung bung fajroel jd presiden RI di pemilu 09
LikeLike
Syahwat kekuasaan???
Oooo…saya baru tau tujuan mas nirwansyahputra panjaitan bikin blog ini.
Terimakasih untuk semua ya mas, mohon maaf ya mas,sayonara…
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
LikeLike
emank bang…msih banyak “orang awam” yg seliweran di blog ini….
LikeLike
PKS ingin yg terbaik bagi bangsa dan negara…
wahid hasyim dan ahmad dahlan itu milik bangsa dan negara… dan pks bagian dari bangsa dan negara ini…
LikeLike
@iskandarsyah
SEMUA JUGA UDAH TAU….????
LikeLike
Seru juga PKS banyak dibahas orang…
LikeLike
Kok masih masalah golongan, yo wess kalau mau medingan bubar aja Indonesia. HIDUP NKRI
LikeLike