Ini Negeri Apa?


 

Tadi malam, pasca Purnomo membacakan putusan SBY menaikkan harga BBM, aku berkeliling di Kota Medan. Hancur hatiku melihat negeriku ini. Warga mengantri di mana-mana, polisi berjaga-jaga. Ini negeri apa? Bukankah ini negeri gemah ripah loh jinawi?

 

Aku mengantri juga, karena bensin motorku sudah habis sejak tadi siang. Dan, kulihat di sana, wajah-wajah marah dan panik. Sedikit saja, antrian bergerak sudah bisa menyulut emosi. Tatapan-tatapan marah tak bisa disembunyikan. Tak peduli dia orang keling, orang cina, orang batak, orang Jawa, pokoknya semuanya…

 

Ini negeri apa?

 

Ingatanku membalik langsung ke belakang, sewaktu tahun 1998 dulu. Perang di mana-mana, kebakaran dan pemerkosaan, mahasiswa dibunuhi, kampus ditembaki, chaos everywhere!

 

Di kampusku, orang yang sedang sholat Dzhuhur, harus telungkup karena tiba-tiba sebuah peluru meletup di dinding mesjid. Kami berlarian ke dalam, dan pintu gerbang di tutup. Kawanku sial, dia yang mau ke kampus, ditarik paksa ke atas mobil polisi. Di seberang jalan sana, massa sudah membakar ban di sepanjang jalan Krakatau. 

 

Ingatanku membalik ke belakang lagi. Emakku bercerita di tahun 1965-1966, dia mengantri minyak tanah di kampungnya di Asahan sana. Di rumah mereka sudah disediakan sebuah lubang. Kata kepala kampung, kalau nanti ada pesawat terbang di atas, satu rumah di suruh masuk ke lubang itu. Baru kemudian setelah PKI dibubarkan, kepala kampung itu mengakui kalau lubang itu sudah dipersiapkan bagi tanah kuburan bagi keluarga kakekku. Kakekku adalah tokoh Islam di kampung itu dan namanya sudah masuk dalam daftar orang yang akan dibunuh.

 

Semua berulang lagi. Ya Tuhan, ini negeri apa?

3 thoughts on “Ini Negeri Apa?

  1. tahun 1965-1966.. keluarga ummiku (emak) ku pun bernasib sama.

    ada lubang besar disamping rumahnya.

    begitulah

    Like

Leave a comment