Seribu Lagu Ahmad Baqi


“Sahabat
Biarlah daku pergi
Berjalan menuju
Pangkalan …”

Entah siapa yang disebut sahabat oleh Almarhum H Ahmad Baqi. Bait lagu “Tersiksa Dalam Kenangan” di atas merupakan lagu terakhir yang diciptakan maestro musik religi Sumatera Utara. Lagu itu diciptakan Ahmad Baqi, sesaat sebelum ia mengambil sajadahnya untuk shalat tahajud malam di awal Syawal tahun 1999.

Menjelang subuh di bulan Syawal kedua, 20 Januari 1999, Ahmad Baqi meminta anak-anaknya untuk mengantarkannya ke tempat tidur. Di peraduan itulah Ahmad Baqi menjumpai Sang Maha Indah. Anak-anaknya menemukan syair lagu lengkap dengan partiturnya itu, di atas meja kerja Ahmad Baqi, di pondoknya yang terletak di belakang rumah utama di jalan Garu I Medan itu. “Sepertinya ayah sudah tahu kalau ia akan berpulang,” kata Ahmad Syauqi Ahmad Baqi, anaknya yang keenam.

Lagu itu menceritakan tentang keinginan Ahmad Baqi yang masih terpendam dan belum tersalurkan sampai saat ini. “Yang bisa saya interpretasikan adalah keinginan dalam bidang seni,” kata Syauqi.

Memang. Ahmad Baqi lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, Ahmad Baqi yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun.

Di Brunei, Ahmad Baqi ditawari untuk tinggal di sana. Fasilitas apa pun akan diberikan pemerintah Brunei bila Ahmad Baqi mau menularkan ilmu dan berkreasi di negeri kaya minyak itu. Tawaran itu ditampik Ahmad Baqi dengan halus kepada Awang Haji Tua, seorang pengurus Kerajaan Brunei yang datang kepadanya pada 1982. Ahmad Baqi sendiri datang ke Brunei ketika Sultan Brunei, Hasanal Bolkiah sedang berulang tahun yang ke-37. “Lebih baik hujan batu di negeri daripada hujan emas di negeri orang,” kata Ahmad Baqi waktu itu. Tidak ada satupun yang bisa mengukur kadar nasionalisme yang dimiliki Ahmad Baqi.

Maestro musik padang pasir dunia asal Mesir, Ummi Kaltsum pun mengetahui sosok Ahmad Baqi. Pesuling itu juga meminta Ahmad Baqi untuk mengajar musik padang pasir dan pindah ke Malaysia. Ahmad Baqi menolak mandah. Tapi Mesir tetap memperhatikan Ahmad Baqi. Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir, memberinya hadiah berupa Ganun, alat musik petik khas Mesir yang mempunyai 78 senar. Ganun itu diserahkan di kampus Universitas Islam Sumatera Utara. Ganun itu dikuasai Ahmad Baqi hanya dalam waktu setahun. Itu di samping keahliannya memainkan dengan fasih alat musik lain seperti biola, gambus, dan akordion.

Seribu Lagu
Ahmad Baqi sendiri dikatakan anaknya mengaku mempunyai patron dan akar musik padang pasir dari Mesir. Akar Mesir rupanya tidak mudah untuk dicerna oleh personil musik Ahmad Baqi sendiri. Zubeiruddin, pemain keyobard Ahmad Baqi, mengaku masih susah untuk membawakan lagu “Al Wathan (Negeri)”. “Musiknya asli diambil dari Mesir,” kata Zubeir.

Lagu-lagu Ahmad Baqi memang kental dengan unsur religi, terutama ruh Islam. Simaklah lirik “Selimut Putih” yang fenomenal itu,

Bila Izrail datang memanggil
Jasad terbujur di pembaringan
Sekujur tubuh akan menggigil
Sekujur badan akan kedinginan

Tapi, kontemplasi yang dilakukannya bukan hanya dari segi pemahaman terhadap kandungan Islam. Optimisme disertai pengendalian diri juga digariskan dalam lagu-lagunya. Dengarlah dalam lagu “Cita-cita” yang dipopulerkan Hasmidar Darwis tahun 1970.

Kala berkayuh menuju pantai
Kerap bersua ragam halangan
Tidak semua hasrat kan sampai
Kadang terbentur di tengah jalan

Yakinlah bila bulan telah sabit
Esok lusa pasti purnama…

Untuk soal nada, Ahmad Bawi sendiri dipengaruhi kuat oleh nada-nada lagu Al-quran yang sebut qiraat. Lagu-lagu itu seperti Bayati, Siqa, Raas, Nahwan, Hijaj, Husaini, dan Zakarha. “Memang syarat utamanya kita mesti menguasai nada-nada lagu Alquran,” kata Sasmidar Effendi, vokalis El Surayya, yang hampir 30 tahun setia mengikuti orkes Ahmad Baqi.

Ahmad Baqi merupakan seniman sejati. Untuk total di musik, ia mengambil pensiun dini dari jabatan Kepala Perbekalan PLN tahun 1975. Ia kemudian menceburkan diri di pondok musik yang sudah didirikannya sejak tahun 1970. Dua tahun sebelumnya, 1968, ia merangkum banyak grup-grup musik dan orkes melayu Padang Pasir di Medan, seperti Al Wardah, Al Wathan, En Nasiim, Syauthun Niil, dan lain-lain, dalam sebuah organisasi El Qawaqib.

Lebih dari itu, ia sering memendam diri dalam pondok musiknya dan tidak bisa diganggu oleh siapapun. Dari pondok itu juga Ahmad Baqi menciptakan kurang lebih seribu lagu, yang baru 100 lagu yang sudah direkam dan diedarkan. “Lagu-lagu itu adalah anugerah,” kata Syauqi.

Didikan Ulama
Ia sendiri tidak dididik menjadi seorang seniman. Ayahnya, Abdul Majid, seorang guru agama Kesultanan Deli, mengarahkannya menjadi seorang ulama. Abdul Majid seorang ulama yang tegas. Ia tidak memperkenankan Ahmad Baqi menjadi pemusik. “Kalau Atok menemukan biola ayah, pasti dihancurkan,” kata Ahmad Syauqi. Entah sudah berapa biola yang telah dihancurkan ayah Ahmad Baqi. Selain alat musik, pantalon (celana panjang) yang sering dikenakan Ahmad Baqi pun tidak diperkenankan oleh Abdul Majid. “Supaya tidak ketahuan, ayah sering main biola dulu jauh ke kebun,” kata Syauqi.

Tapi, didikan ulama itu justru membekas di syair-syair dan aliran musik yang dipilih Ahmad Baqi. Suatu hari ia berkonsultasi dengan seorang temannya, seorang ulama dan qari besar dari Sumut, H Azra’i Abdurrauf (Alm.). “Bagus juga kalau engkau ke sana (musik). Ada lagu-lagu yang bernafaskan Islam,” kata Azra’i kepadanya. Tak heran, bila pertemanannya dengan Azra’i ditambah ilmu dari ayahnya membuatnya fasih untuk menguasai qiraat Al-quran. Menurut Syauqi, kadang-kadang H Azra’i datang ke pondok Ahmad Baqi pada tengah-tengah malam. Mungkin, salah satu makna kata “sahabat” dalam goresan terakhirnya yang dikutip di awal tulisan ini, diperuntukkan bagi Azra’i.

Ironisnya, cuma satu penghargaan yang diterima Ahmad Baqi dari negeri sendiri. Itu pun datangnya dari mendiang H Raja Inal Siregar, mantan gubernur Sumut. Gubernur yang dikenal agamis itu, memberinya penghargaan Pembina Seni dan Budaya Sumatera Utara sebagai Komponis pada 5 April 1998. Setelah itu, pada tahun 2000, dilaksanakan Malam Kenangan Ahmad Baqi di Hotel Garuda Plaza Medan. Konon, di malam itu pemerintah akan menyelenggarakan malam kenangan untuk Ahmad Baqi setiap tahunnya. Tapi, ternyata tidak.

Agaknya, Ahmad Baqi semasih hidup seperti sudah sadar tentang nasib seniman. “Kami ini seniman, setelah dipusara baru dihargai. Kalau tidak anak aku, cucu aku yang menikmati,” kata Syauqi mengucapkan kata-kata Ahmad Baqi.

“Seribu Lagu Lagi”

Ya, seribu lagu. Itu lagu yang jadi, lengkap dengan partitur dan syair-syairnya. Tidak bisa dihitung berapa lagu yang sudah ditulis Ahmad Baqi ketika mulai mencipta lagu di sekitar tahun 1940-an. “Lagunya panjang-panjang, bisa 15 menit satu lagu,” kata Ahmad Syauqi, anak Ahmad Baqi yang menyimpan harta warisan Ahmad Baqi itu.

Bgi lidah pop dan dangdut, umumnya lagu-lagu Ahmad Baqi tidak gampang untuk dibawakan. “Cengkok atau dalam bahasa kita, greneknya, susah diikuti,” kata Syauqi lagi.

Syarat pertamanya, adalah menguasai “hawa”. Ini istilah yang diberikan Ahmad Baqi menunjuk pada nada-nada lagu Alquran yang lazim disebut qiraat. “Biasanya seminggu sekali mendiang mendapat lagu baru, kita disuruh ke rumah dan langsung belagu,” kata Sasmidar Effendi, salah satu vokalis yang sudah 30 tahun di orkes Ahmad Baqi.

Menurut Sasmidar, dalam berlatih lagu, Ahmad Baqi merupakan orang yang keras. “Tidka bisa main-main. Kalau tidak pas, kupingku sakit, katanya,” tutur Sasmidar lagi. Tapi, kalau sudah menguasai “hawa” itu, biasanya lagu-lagu Ahmad Baqi mudah dipahami. “Biasanya satu hari sudah dapat,” kata Mahanum, seorang vokalis orkes Ahmad Baqi juga.

“Hawa” ini berbeda dengan lagu-lagu dangdut maupun nasyid zaman sekarang. “Kalau seperti Raihan, itu cenderung ke pop,” kata Mahanum sambil mencontohkan dendang lagu Raihan dan Ahmad Baqi.

Riwayat merekam lagu-lagu Ahmad Baqi sudah lama. Dimulai ketika akhir dekade 1960-an, lagu “Selimut Putih” direkam di atas piringan hitam di Malaysia, dan mulai diperdengarkan di Indonesia melalui Radio Republik Indonesia (RRI). Lagu itu langsung meledak, terutama di daerah ranah Melayu, seperti Malaysia dan Sumatera Utara (dulu Sumatera Timur).

Lagu itu keluaran formasi pertama dari Orkes Ahmad Baqi. Pelantunnya langsung terkenal, seperti Nur Aisiyah Jamil, M Nuh, dan M Thahir. Di tahun 1970-an, formasi Ahmad Baqi sudah berubah yang berisi nama-nama Hasmidar Darwis, Atikah Rahman, M Thahir, dan Ruqiah Zein. Di formasi ini, melejit lagu seperti “Cita-cita”. Formasi ini cepat berkurang. Kebanyakan, personilnya dilirik orang ketika sedang manggung. Seperti Ruqiah Zein yang mendapat jodoh ketika manggung di Malaysia dan Atika Rahman yang dipinang oleh Ketua DPRD Sumut sekarang, H Abdul Wahab Dalimunthe. Hasmidar Darwis pun tak luput dipinang orang.

Formasi terakhir berisi 14 personil, yaitu Sasmidar Effendi (vokal/biola), Khadijah Lubis (vokal/tamburin), Mahanum (vokal/biola), Wahyuni (vokal/biola), Zuberuddin (keyboard), Syahril Sa’I (drum), Ramli (Bass), Ahmad Ramadhan (gendang bonggo), Efan Edi (gitar), Ahmad Fauzi (tamburin), Ruslan Nasution (biola), Hj Faiziah Hanim (biola), Ahmad Syauqi, dan seorang vokali muda Ifnifar Hasni.

Selain mereka, entah siapa lagi penerus seribu lagu Ahmad Baqi.

* * *

Tulisan ini dibuat pada Desember 2005 lalu.

40 thoughts on “Seribu Lagu Ahmad Baqi

  1. Salam. Im so shock that theres somebody else with the same name of mine. rupa-rupanya lagu bila izrail itu ditulis Ahmad Baqi…im stil shock..Moga Allah tempatkan Ahmad Baqi dikalangan orang-orang beriman.

    ahmadbaqiyahaya@yahoo.com

    Like

  2. walaikum salam. saya kira, Almarhum Ahmad Baqi sudah menempati tempat terbaik di jannah. kekaguman kita kepada sosoknya tidak akan pernah berhenti. ar Rahman ar Rahim. terima kasih pak Ahmad Baqi

    🙂

    Like

  3. Saya sangat salut dan menjadikan lagu PINTA DALAM DOA menjadi eternal song saya

    Like

  4. Oya apakah ada produser yang berniat merilis ulang album hits beliau khususnya “pinta dalam doa”.karena setelah 5 tahun saya buru ternyata saya hanya dapat cd bajakan aja saat pulang ke Medan dulu.setidaknya sediakan konter khusus buat karya beliau,tapi sekali lagi unsur biolanya harus dominan.

    makasih atas komentarnya bang. 🙂 belum tau aku ada produsernya sekarang yang mau ato gak. kabar terakhir yang kudengar dari bang sauqi, anaknya pak ahmad baqi, album mereka akan diliris ulang. tapi entah jadi ato nggak, belum kucek lagi.

    Like

  5. sa
    ya ingin memiliki kaset2 lagu lama el surayya seperti SELIMUT PUTIH,BURUNG DARA…..atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih

    di toko kaset ET 45 (bukan promosi ya) di medan mungkin ada bang…di samping kantor pos besar medan. Tapi mungkin lebih banyak bila abang ke toko-toko kaset di pinggir kota dan pemukiman. tapi kalau mau ke rumah anaknya (bekas rumah alm Ahmad Baqi) langsung juga bisa dicoba, di jalan Garu I Medan (masuk dari jalan Sisingamaraja deket simpang limun). Nomornya lupa 😀 tapi orang sana tau semua kok.

    Like

  6. kini dengarlah lagu-lagu yang lazim didendangkan anak-anak kita…. Jika penulis lagu-lagu yang sarat pekerti kian sulit ditemui…… Siapa ya, yang bisa kreatif menciptakan lagu-lagu yang layak untuk anak sekaligus bisa mereka dendangkan dengan bangga (sebagaimana mereka bangga mendendangkan lagu-lagu pop dewasa itu……)

    Like

  7. salam…saya amat meminati karya allahyarham Ahmad Baqi ini…lagu2 nasyidnya amat kritis…bisa mengalir airmata…tapi gimana mau dapatnya…

    salam. kebetulan saya sudah bicara langsung sama anak beliau, bang syauqi Baqi. Rumah beliau di jalan Garu I, Medan Marendal. Kl Anda berminat dan sedang pula berada di Medan, bolehlah berkunjung ke sana. Untuk toko kaset saya menyarankan mulai di Medan ada toko kaset besar dan juga menjual lagu-lagu lama, namanya ET 45, letaknya di samping Lapangan Merdeka Medan. mgk bisa dicari di sana. Kl download via internet, sy ragu juga, apa ada atau tidak 🙂

    Like

  8. menurut aku sebagai cucu beliau yang ke-v,atok adalah sesosok orang yang tegas & sayang kepada cucunya & anak-anaknya,atok juga seorang yang adil,rendah hati,lapang dada&pengertian kepada orang yang dibawahnya.setau saya atok adalah orang yang tidak mau berdusta sekalipun atok itu membuat kesalahan yang besar.atok juga tidak pandang bulu kepada siapapun,kalau bagi dia salah tetap saja salah.saya pernah hampir di pukul atok pakai kayu karena saya tidak mau sekolah naik becak,tapi saya mau naik sepeda,atok marah karena saya baru pandai bawa sepeda,atok khawatir saya ada apa-apa di jlan makanya di suruhnya naik becak,tapi karena saya membanel juga,akhirnya atok hampir memukul saya pakai kayu.padahal saya adalah cucu yang di sayangi beliau,tapi bagi beliau itu semua sama.

    wah, anda cucunya ya? 🙂 kemaren pas wawancara di rumah, awak yg mana ya?

    Like

  9. Saya bangga kepada atok karena atok bisa menjadi contoh suri tauladan bagi orang-orang yang mengagumi&mengerti akan kehidupan atok.makam atok selalu di bersihi orang-orang karena orang-orang juga tau bahwa hati atok itu bersih.

    wajar saja ketika atok pergi meninggalkan dunia ini banyak yang mendatangi beliau untuk melihat wajah beliau untuk yang terakhir kalinya.Yang saya herankan lagi adalah mengapa orang yang sayang pada beliau itu pada tau bahwa atok akan meninggalkan dunia ini pada saat itu sehingga orang yang di luar negri sanapun tau???padahal orang rumah tidak sempat untuk mengabari pada mereka(Subhanallah)alangkah indahnya kepergian atok saya itu untuk meninggalkan dunia ini……….

    Bila terdengar suara adzan
    Bergema sayub menjelang pagi
    Dalam irama ku kirim pesan
    Sebagai tanda aku dah pergi

    Mengapa sajak tersebut sangat pas menceritakan kepergian atok yang sebelum adzan shubuh atok sudah pergi meninggalkan dunia ini seperti yang sudah di janjikan atok kepada Allah langsung.padahal tidak sama sekali atok mengetahui itu,mungkin karena hablumminAllah atok sangat kuat,sehinnga atok menciptakannya dapat bantuan Allah SWT langsung ke akal&fikiran atok.Semoga anak&cucu beliau dapat meneruskan cita-cita,amal,kasih,ikhlas&sebuah pengobanan seperti Beliau(Amien Yaa Robbal ‘Alamien)

    Semoga Allah SWT memberikan Jannatunna’im yang Kekal&abadi kepada atok&Allah SWT selalu dekat bersama atok disana&Semoga amal&ibadah Atok diterima disisiNya(Amien Ya Robbal ‘Alamien)

    By:Yumna Sofia.Dalimunthe

    sampai sekarang, saya selalu merinding kala mendengar lagu-lagu beliau. hanya surga yang pantas untuknya. Saya kira, pihak keluarga sudah selayaknya mengajukan nama beliau minimal untuk dijadikan salah satu nama jalan di kota Medan atau di Sumut ini. Walau mungkin beliau tak mengharapkan itu, minimal, masyarakat tahu kalau daerah ini telah melahirkan musisi dan cendekiawan muslim terhebat. Salam untuk Anda. 🙂

    Like

  10. ASS.. Elsurayya, saya sangat suka dengan lagu Elsurayya. semua lagu nya memberi kesan dan pesan yang menyentuh hati.
    smoga elsurayya tetap jaya dan sukses selalu.

    walaikum salam. datanglah ke medan, mudah2an Anda akan masih menjumpai el surayya. 😀

    Like

  11. Ass.WrWb……ElSurayya yang terhormat.
    ada beberapa masa yang lalu saya mengikuti pengajian yang bertemakan ” Ikhlas & Rendah hati “. Dlm pengajian itu, ustad yang memberikan ceramah, mengupas syair yang berjudul ” Petuah Orang Tua “.Pada session ask & answer, saya sempat menanyakan kpd ustad tersebut,dari mana ustad mendapatkan syair itu? dan mengapa ustadz berpedoman pada syair yang sederhana itu. Ustadz itu menyambung jawaban saya and so…mengatakan ” saya memperoleh dari sebuah kaset elsurayya. lalu saya abaikan tanpa koment apapun. Pada tahun 2007 saya menghadiri wedding Party Relasi kerja.Baru kali itu lah saya mendengar nama elsurayya & melihatnya langsung, ternyata sebuah grup band gambus.Salah seorang penyanyi perempuan menyanyikan lagu ” Petuah Orang Tua”, ingat saya kembali pada Ustadz yang memberikan pengajian beberapa tahun yang sudah. yang saya ingat ending syairnya berbunyi :
    Ingat Petuah penyu dipantai,
    telur beratus namun tak bangga……….
    ternyata ElSurayya hebat ya!lagu- lagu yang dibawakan bertemakan religi & nasehat. tidak seperti dugaan saya……….pertahankan ya!

    maju terus… ! 😀

    Like

  12. Ass.untuk fans elsurayya, kami sudah buka situs baru loe………jgn lupa klik link yg diatas..but…berita nya masih kosong lo! maklum baru launching nich.
    Wass……Ahmad Syauqi Ahmad Baqi
    Medan

    mantap bang, maju terus! jangan lupa terus update … 😀

    Like

  13. Sudah Pasti update trus N”1 . Please, i ve been waiting your respon on my situs, dengan formasi yang baru.
    Semoga kita tetap bermitra sukses buat kamu.
    .- A Syauqi A Baqi

    Like

  14. Ass,..sy jg sk dgn lgu2 elsuraya,ju2r aj sy dlu sk nynyi2 dkibod-an gtu,dlu sy gk ngrti ap isi lgu2 yg dcptakan alm prof A baqi,yg sy tau cm lg madah trakhr aj,it sering sy nynyikan dkibod2 kalo ad yg reques,.stlh sy udh ikut gabung d orkes elsuraya yg dpmpin ankny almarhum yaitu bg syauqi,sy jd tau bgitu bsar mkna yg trkandung dlm stiap bait lgu yg dcptakan oleh almarhum,.malahan byk org yg blg orks elsuraya it udh gak ada,.sy yakin elsuraya gak akn prnah bubar,.trmasuk saya generasiny dr thn 2007 hngga saat ini,.trakhr rkaman diawal thn 2008 kmaren lho,.n generasi baruny jg ad koq,.wass FAUZIYAH NST

    Like

  15. Ass,sy cm mau blg elsuraya it msh ada,buktiny sy masih ttp ikut d orkes elsuraya,n tentuny skrg dgn formasi yg baru n generasi yg baru,.rkman album trakhr d awal thn 2008,.sy sk dgn lagu2 yg dciptakan alm prof A Baqi,.wass, Fauziyah Nst

    walaikum salam fauziyah . 🙂

    Like

  16. Vie tunggu penampilan elsuraya generasi 2009 nanti di ramadhan fair 2009,sy pengen ngliat gnerasi yg bru ni bner2 berpenampilan beda dgn thun kmaren,generasi bru tntu ny tampil lbh muda n brkwalitas,succses for all Crew elsurayya

    Like

  17. Ramadhan fair yg di tunggu utk penampilan el surayya ternyata rumour! Dimana sih letak perhatian panitia ramadhan fair tahun ini? Kog malah yg dari pusat di munculkan? & band yg dimunculkan hanya yg itu2 aza? Ada apa dgn EOnya? Tau g arti “ramadhan” fair? Gmna syiar disampaikan kalo lg yg sampaikan kepunyaann artis pusat?

    memang gak adil, agak payah memang pemko ini …

    Like

  18. Minal aidhin wal’faizin 1430h, utk para peminat ELSURAYYA di ruang bang nirwan, seMoga tamu Yg curhat ttg senantiasa terobat. Oh! . . Ya 3 hari sblm ramadhan, album lawas dari ELSURAYYA baru di orbitkan dgn tajuk dlm format CD” Nostalgia_KEMARAU “. Dgn “WAJAH BARU “sebagian dari title song adalah ” PINTA & DOA” Semua itu di perbuat utk memenuhi permintaan para peminat,& sdh di perdengarkan di 1 radio swasta di Medan. Utk sementara pemasaran hanya di sekretariat ” ORKES EL SURAYYA AHMAD BAQI_MEDAN. Wass_

    sama2 mohon maaf lahir batin. semoga sukses. 😀

    Like

  19. Rupanya saya sedikit terlambat, diam-diam sudah tiga tahun ini saya mencari-cari lagu orkes gambus El Surayya Putri dalam bentuk CD. Yang dalam bentuk kaset sudah tak bisa didengar lagi alias rusak. Boleh dibilang semua lagu saya senangi. Belakangan setelah El Surayya Putri tidak terdengar lagi, saya baru tahu kalau lagu itu dirilis oleh H. Ahmad Baqi. Nah, jika anda tahu sudah ada yang mengedarkannya dalam bentuk CD (Jangan Bajakan) tolong informasikan ke saya Ya? Terima kasih sebelumnya.

    Like

  20. Elsurayya dan motornya Ahmad Baqi berdakwah lewat seni dalam atribut keislaman (aroma Padangpasir ya [?] atau setidaknya galib dianggap Islami) cukup sukses, maka pada aroma musik lain perlu ada susulan yang mungkin dengan versi khusus. Sepintas saya ingin menyebut Ebiet G Ade. Furgatory yang berpenampilan aneh itu, dengan vokalis Shandy asal Medan (yang membuat jatuh cinta seorang gadis Rusia Amerika yang masih berusia under 17) juga tampak sedang “berzikir” mencari makna dan kedekatan kepada Tuhan.

    Tapi saya ingin mengatakan, almarhum Ompung si Kalam lah yang menggerakkan wawancara yang melahirkan posting ini.

    Maaf jika salah.

    Ayah saya memang pecinta orkes elsurayya ahmad baqi, ide penggarapan datang dari sastrawan A Rahim Qahhar sewaktu berbincang-bincang di kantor. Salah satu sumber bagi saya yang muda ini, ya, ayah saya. 🙂

    Like

  21. assalamu alaikum,
    dalam bidang pernasyidan,almarhum antara yang saya cinta….sayang sekali bahan vcd Ahmad Baqi yang saya beli cuma ada sekeping di pasaran tempat saya.begitu juga el suraya.”panggilan haji”(bila lahirnya?)..sudah ku dengar sejak kecil 1968 atau 1969 (lupa deh) cukup istimewa di hati saya sampai saat ini.Untuk audition solo anak-anak nasyid setiap tahun pasti saya mau mereka cuba “panggilan haji”.Allahu Akbar.Doaku moga almarhum tenang serta diredai Allah.Doaku juga agar bisa ketemu keturunan munshid/munshidah itu.Salam hormat dari saya di Sarawak,Malaysia

    amin. 🙂

    Like

  22. Dari kcil diayun ayun,sudah besar pandai mengaji,walau masa brganti tahun,karya ahmad baqi tak pernah mati.

    Itulah yg aku hrapkn kpda gnerasi muda saat ne. . Agr kiranya kt mau melestarikn lagu2 ahmad baqi. . Skrg ne aku amat sngt mudah mendapatkn kaset asli dr elsuraya,krn slh 1 vokalisny adlh tmenku. . Namanya fauziyyah nst. . .
    Aku mau bilang salut buat ahmad baqi. . .Wlu ia tlh tiada. .Namun kry ny tdk pernh mati dihati kami. .Para penikmat musk pdng pasir. .Buat ahmad syauqi. .Maju trus. .Wassalam

    Like

  23. Oya skedar saran. .Buat kan situs yg khusus buat pcnta elsurayya agar mudah mend0wnload. .Lgu2 elsuraya. .Dgn bgtu jg slh 1 melestarikn musik pdang pasir ne. .Trutama elsuraya. .Wasslam

    Like

  24. * mengapa *

    mengapa aku pergi dahulu,tggalkn tman sdg brsenda,kulihat langit mendung selalu,laksana petang brebut senja.

    Ngapaku rela mendaki bukit,dgn sgala mcm rintangan,aku dah tau bulan dah sabit,apalah arti suluh ditangan.

    Mngpa daku brgegas pulang,tnpa berpesan tidk mmbilang,kusadar diri tebu sbatang,makin kepucuk manisny hlang.

    Sm0ga tuhan bri lndungan,pd diriku malang tak sudah,biarlh daku jd timbunan,kata yg manis janji yg hlang.

    Voc: fauziyyah nst
    cipt: alm.Prof.H.A.Baqi-elsuraya medan

    Like

  25. Perkenalkan, Saya seorang vocalis nasyid putra dari Sibolga, biasanya kami disebut dengan Nasyid modern karna kami banyak menyanyikan lagu2 muslim zaman sekarang, namun saya sangat suka sekali lagu2 atok ahmad baqi, sayangnya saya sangat susah mendapatkan kaset or vcd nya, setiap festival nasyid di TK. SUMUT kami selau membawakan lagu2 beliau, yang paling menyentuh buat saya adalah syair pada lagu CITA-CITA yang bunyinya “Tidak semua cita cita, dapat dicapai dengan mudahnya, tapi kuyakin dibalik derita, bahagia menanti sesudahnya, Bila bintang tak jua terbit, harus tabah hati menerima, yakinlah bila bulan dah sabit, esok lusa pasti purnama… setiap menyanyikan dibait ini pasti saya meneteskan air mata. Hal ini terus berlanjut sampai dengan sekarang…, dan saya tetap tegap menjalankan hidup karna motivasi dari lagu ini… Selamat jalan Atok Ahmad Baqi… Dirimu pasti sudah bernyanyi di Syurga…

    Like

  26. saya sangat kagum denga Syekh Ahmad Baqi.Saya bagitu terharu dan taksemena2 air mata saya mengalir,rupa2nya Ahmad Baqi adalah orang tasawuf.Walau pun dengan menjadi pemuzik beliau juga berdakwah

    Like

  27. lagu ahmad baqi lagu faforit saya,dan tak kan hilang sepanjang zaman.mudah 2 an almarhum diterima disisi allah swt.dari cicitnya di jln deli tua gg.kasih no 24 .

    Like

  28. Asalamualaikum.Terima kasih atas tulisan nya.sekarang saya sangat puas hati kerana selama ini saya mencari siapakah penyanyi lagu nasyid ‘Cita-Cita’ dan tidak pula ada dalam internet.Jadi bagaimanakah caranya untuk saya mendapatkan nya.Terima kasih harap bantu saya

    😀 thanks 4 komen … langsung saja hub markas besar mereka di Jalan Garu I Medan … anak beliau juga bikin komen di sini … namanya Syauqi Baqi, dan di situ tertera alamat e-mailnya. salam …

    Like

  29. asslkm..
    tau ga ini lagunya siapa, kyk gni nich liriknya..
    ..’mawar belilah tuan jika hati berkenan..wahai mawar. Balas ke email nazayafithra@yahoo.co.id ya..
    makasi.

    w’salam. sy nggak tahu, mgk yg lain ada yang tahu. 😀

    Like

  30. aduh aku pn tgh cari lagu wahai mawar..arwah ayahku selalu mnyanyi untuk aku wktu kcil dlu..sbab nama aku mawar..please siapa yer ade lgu ni..

    anyone who knows, please tell mawar 😀

    Like

  31. Seni nasyi / gambus adalah merupakan bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi mungkar lewat syair-syair / petuah2 agama, khususnya karya Tuan Guru Buya Prof. H Ahmad Baqi, bagi para pecinta lagu Karya Buya Ahmad baqi mari lanjutkan perjuangan beliau walaupun kita tidak bisa seperti Ahmad Baqi, tetapi hendaknya kita dapat realisasikan makna dari syair2 beliau dalam menjalani hidup dan kehidupan kita menuju kampung akhirat yang hakiki…Amin..

    Like

  32. Elsurayya msh tetap berkibar dgn benderanya..yg tetap tegar berdiri walau badai dan topan menghalau…banyak kontroversi….meski dalam cobaan berat el surayya msh tetap exis……sudah terdengar dan terlihat…bagi mereka yg meminjam nama elsurayya, pemakaian lagu yg sudah beredar di youtube…..bahkan sampai sekarang ini mereka yg mengaku adalah” cucu “kebetulan nama sama dgn cucu kandung sang ayahanda…….mengaku meneruskan nama sang kakek……hanya waktu yg menjawab sebuah kebenaran, krn tak mudah menahan langit runtuh dgn satu telunjuk……..elsurayya tetap berkibar hingga masa ini….Sq

    Like

  33. Perjuanagan (Alm Prof. H Ahmad Baqi) ber dakwah dengan keahliannya lewat musik gambus degan orkes el surayya yang dipimpinnya dimana sair dan lagunya menyentuh direlung hati yang paling dalam, yg sekarang masih berkibar di teruskan perjuangannya oleh anak cucunnya sehingga menjadi ladang amal yang pahalanya terus mengalir kepadanya, semoga beliau di tempatkan di syrganya Allah SWT, amiin.

    Like

  34. Assalamu’alaikum.
    Saya sangat suka syair dan lagu ciptaan Buya Ahmad Baqi, yang banyak mengandung nasihat yg indah. Walaupun saya sll menitikkan air mata ketika membaca syair-syair lagu ciptaan beliau yg sangat penuh makna, namun air mata ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata syukur, atas segala nikmat yg ALLAH berikan dalam kehidupan ini.
    Alhamdulillah segala pujian hanya kepada ALLAH semata, dan terima kasih kepada Buya Ahmad Baqi, atas karya-karya emasnya. Semoga dapat menjadi amal jariah beliau hingga akhir masa.

    Khusus utk Almarhum Buya Ahmad Baqi♡Al-Faatihah…….Aamiin.
    ALLĀHUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU WA’ĀFIHI WA’FU ‘ANHU…

    Like

Leave a comment